TRIBUN-TIMUR.COM - Bandingkan perlakuan Nurdin Abdullah dan Andi Sudirman Sulaiman ke atlet berprestasi Sulawesi Selatan.
Nurdin Abdullah adalah Gubernur Sulsel sebelum Andi Sudirman.
Era Andi Sudirman, atlet berprestasi nangis-nangis.
Bonus atlet Sulsel kini berpolemik.
Saat Nurdin Abdullah menjabat Gubernur, atlet berprestasi terus diapresiasi.
Nurdin Abdullah mendukung atlet Sulsel untuk bertarung di tingkat nasional hingga internasional.
Baca juga: Pemprov Sulsel Cairkan Bonus Atlet Tapi Tak Sesuai Hasil RDP di DPRD, Tim Beregu Paling Terdampak
Andi Sudirman baru cairkan bonus senilai Rp6,75 miliar kepada atlet peraih medali pada ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024, saat berpolemik.
Sudah terlambat, jumlah bonus diterima atlet tak sesuai hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Sulsel.
Seharusnya, Pemprov Sulsel bayar bonus atlet PON Rp22 Miliar.
Penyerahan secara simbolis dalam kegiatan "Sulsel Anti Mager" yang berlangsung di Jalan Jenderal Sudirman, Kota Makassar, Jumat (27/6/2025).
Sulsel berhasil meraih total 61 medali pada ajang tersebut, terdiri dari 10 medali emas, 19 perak, dan 32 perunggu.
Bonus diberikan kepada atlet berdasarkan perolehan medali, yakni Rp150 juta untuk medali emas, Rp100 juta untuk perak, dan Rp50 juta untuk perunggu.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sulsel, Suherman, mengatakan bahwa bonus ini merupakan bentuk apresiasi pemerintah terhadap para atlet yang telah mengharumkan nama daerah di tingkat nasional.
“Untuk Pemerintah Provinsi, terkait para atlet, bonus sudah kami berikan. Alhamdulillah, peraih medali emas kami berikan Rp150 juta, perak Rp100 juta, dan perunggu Rp50 juta,” ujar Suherman.
Ia menambahkan bahwa dana bonus tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sulsel, dan telah disalurkan sepenuhnya kepada 61 atlet penerima.
Suherman berharap, pemberian bonus ini dapat menjadi motivasi bagi para atlet untuk terus berprestasi serta mendorong generasi muda Sulsel agar aktif dalam dunia olahraga.
Atlet kecewa
Salah seorang atlet karate, Nadya Baharuddin, menyampaikan kekecewaannya terkait bonus yang diberikan Pemprov Sulsel.
Masing-masing peraih emas menerima Rp150 juta, perak Rp100 juta, dan perunggu Rp50 juta.
Nadya mengatakan, jika dirinya merasa kecewa karena jumlah bonus yang diterima tidak sesuai janji awal, yakni setara dengan bonus pada PON sebelumnya.
“Tanggapan kami, terus terang, masih cukup kaget karena sebelumnya kami dijanjikan bonus setara dengan PON Papua," katanya.
"Saat itu peraih emas mendapatkan Rp200 juta, perak Rp150 juta, dan perunggu Rp100 juta,” tambah dia.
Namun, kata Nadya, yang diumumkan oleh Kadispora Sulsel, bonus hanya diberikan dari total anggaran Rp6,7 miliar.
Jumlah itu, jauh dari yang dijanjikan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Sulsel yang disebut akan diperjuangkan melalui perubahan anggaran.
“Kami sempat berpikir mungkin memang akan dicairkan secara bertahap," ungkapnya.
"Tapi saat datang ke sini, tiba-tiba disampaikan bahwa itu sudah final. Kami bingung dan kecewa,” tambah Nadya.
Nadya juga menyoroti ketimpangan pembagian bonus untuk atlet beregu yang harus berbagi dengan anggota tim lainnya.
Menurutnya, dengan nominal saat ini, atlet beregu akan menerima jauh lebih sedikit.
“Kami juga memperjuangkan rekan-rekan kami, bukan hanya diri sendiri,” ujarnya.
Meski begitu, ia menyebut jika Ketua KONI Sulsel telah berjanji akan memperjuangkan kembali agar bonus sesuai dengan harapan awal.
Tanggapan Kadis
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulawesi Selatan (Sulsel), Suherman, menyampaikan permohonan maaf kepada para atlet yang merasa kecewa terhadap besaran bonus peraih medali di ajang PON XXI Aceh-Sumut 2024.
Pasalnya, saat ini Pemprov Sulsel memberikan bonus untuk para atlet PON XXI Aceh-Sumut dibawah bonus PON XX Papua 2021.
Pada PON XX Papua 2021, Pemprov Sulsel memberikan bonus sebesar Rp200 juta untuk peraih emas, Perak Rp150 juta dan Perunggu 100 juta.
Pembagian itu berdasarkan peraihan medali yang diterima dari individu maupun per tim.
Namun, pada PON XXI Aceh-Sumut, Pemprov Sulsel hanya memberikan sebesar Rp150 juta untuk peraih emas, Perak Rp100 juta dan Perunggu Rp50 juta.
“Terkait adanya keluhan dari beberapa pihak soal besaran bonus yang dianggap tidak sesuai, kami pahami bahwa memang ada perbandingan dengan bonus PON sebelumnya,” kata Suherman, usai kegiatan Sulsel Anti Mager, Jl Jendral Sudirman, Kota Makassar Jumat (27/6/2025).
Ia mengaku bahwa pada PON sebelumnya, bonus yang diberikan memang lebih tinggi.
“Dulu peraih emas mendapat Rp200 juta, perak Rp150 juta,” ungkapnya.
Namun, kata Suherman, kondisi anggaran saat ini tidak memungkinkan pemberian bonus dengan nominal serupa.
Total dana yang tersedia hanya memungkinkan pemberian bonus sebesar Rp150 juta untuk emas, Rp100 juta untuk perak, dan Rp50 juta untuk perunggu.
“Besaran bonus memang sangat bergantung pada anggaran yang disiapkan dalam setiap periode PON," ujarnya.
"Kami berharap ke depan, nilainya bisa ditingkatkan dan kami bisa memberikan yang lebih baik lagi,” tambah dia.
Meski begitu, Suherman tetap berharap bonus yang diberikan saat ini dapat membantu dan memenuhi kebutuhan dasar para atlet, walaupun belum maksimal.
“Kami juga mohon maaf dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan jika bonus yang diberikan belum sesuai harapan, ini yang bisa kami berikan untuk saat ini,” jelasnya.
Era Nurdin Abdullah
Pada September 2020, Nurdin Abdullah apresiasi atlet berprestasi di ajang nasional hingga internasional.
Nurdin Abdullah mengatakan, atas nama pemerintah dan pribadi menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh atlet asal Sulsel setelah mengharumkan nama Indonesia dan Sulsel pada dunia.
"Atas nama pemerintah kami ucapkan terimakasih kepada anak-anak kita yang telah berprestasi di bidang olahraga dunia maupun nasional," ungkap Prof Nurdin Abdullah usai menyerahkan penghargaan kepada empat atlet asal Sulsel, di Gubernuran, Rabu malam.
Ia menyerahkan penghargaan kepada empat atlet terbaik dari masing-masing cabang olahraga asal Sulsel dalam peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2020.
Empat atlet tersebut, Rahmat Erwin Abdullah, Ismail Kadir, Andi Muhammad Alfaruqi dan Andi Tenri Tatta.
Rahmat sebagai atlet besi dengan tiga mendali emas dan tiga rekor Asia pada Asian Junior Championship di Uzbekistan 13 Februari 2020.
Ismail Kadir menunjukkan kemampuan terbaiknya, menyabet medali perak di Kejuaraan Internasional Open Turnamen 2020 di Riau.
Ismail menempati rangking pertama pemain biliar terbaik Indonesia tahun 2020.
Sedangkan Andi Muhammad Alfaruqi sukses menjadi juara pertama di Kejuaraan Menembak Internasional WRABF Virtual World Championship di Lapangan Istora Senayan Jakarta, 3 Agustus 2020.
Begitu juga, Andi Tenri Tatta yang merebut medali perak pada Kejurnas Menembak Piala Kapolri di Lapangan Istora Senayan Jakarta, 3 Agustus 2020.
Kala itu Nurdin Abdullah, menarget Sulsel akan terus memacu adrenalin generasi muda mengembangkan bakat di masing-masing bidang olahraga.
"Kita ketahui bersama, dari Sulsel juga banyak dilahirkan tokoh-tokoh olahraga nasional, apalagi olahraga sepakbola," katanya.
Olehnya itu, Pemprov Sulsel era NA memulai membangun fasilitas olahraga seperti Stadion Mattoanging Andi Mattalatta.
"Insyaallah kita akan melakukan groundbreaking Stadion Mattoanging di bulan Oktober ini," sebutnya. (*/tribun-timur.com)