Suherman berharap, pemberian bonus ini dapat menjadi motivasi bagi para atlet untuk terus berprestasi serta mendorong generasi muda Sulsel agar aktif dalam dunia olahraga.
Atlet kecewa
Salah seorang atlet karate, Nadya Baharuddin, menyampaikan kekecewaannya terkait bonus yang diberikan Pemprov Sulsel.
Masing-masing peraih emas menerima Rp150 juta, perak Rp100 juta, dan perunggu Rp50 juta.
Nadya mengatakan, jika dirinya merasa kecewa karena jumlah bonus yang diterima tidak sesuai janji awal, yakni setara dengan bonus pada PON sebelumnya.
“Tanggapan kami, terus terang, masih cukup kaget karena sebelumnya kami dijanjikan bonus setara dengan PON Papua," katanya.
"Saat itu peraih emas mendapatkan Rp200 juta, perak Rp150 juta, dan perunggu Rp100 juta,” tambah dia.
Namun, kata Nadya, yang diumumkan oleh Kadispora Sulsel, bonus hanya diberikan dari total anggaran Rp6,7 miliar.
Jumlah itu, jauh dari yang dijanjikan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di DPRD Sulsel yang disebut akan diperjuangkan melalui perubahan anggaran.
“Kami sempat berpikir mungkin memang akan dicairkan secara bertahap," ungkapnya.
"Tapi saat datang ke sini, tiba-tiba disampaikan bahwa itu sudah final. Kami bingung dan kecewa,” tambah Nadya.
Nadya juga menyoroti ketimpangan pembagian bonus untuk atlet beregu yang harus berbagi dengan anggota tim lainnya.
Menurutnya, dengan nominal saat ini, atlet beregu akan menerima jauh lebih sedikit.
“Kami juga memperjuangkan rekan-rekan kami, bukan hanya diri sendiri,” ujarnya.
Meski begitu, ia menyebut jika Ketua KONI Sulsel telah berjanji akan memperjuangkan kembali agar bonus sesuai dengan harapan awal.