Haji 2025

Ratusan Warga Luwu Jemput Jemaah Haji, Berebut Cium Dahi Demi 'Barakka'

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

JEMAAH HAJI - Rombongan keluarga jemaah haji rela menanti kepulangan 270 jemaah haji asal Luwu yang telah menunaikan rukun Islam kelima di Tanah Suci. Mereka rela berdesak-desakan demi bisa memeluk dan mencium dahi para jemaah

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU – Ratusan keluarga dan kerabat memadati Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Luwu di Kecamatan Belopa Utara sejak subuh, Senin (23/6/2025).

Mereka menanti kepulangan 270 jemaah haji asal Luwu telah menunaikan rukun Islam kelima di Tanah Suci.

Antusiasme warga begitu tinggi.

Mereka rela berdesak-desakan demi bisa memeluk dan mencium dahi para jemaah.

Sebab, ada keyakinan akan memperoleh barakka atau berkah dari tamu Allah.

Suasana haru menyelimuti penjemputan.

Setelah lebih dari 30 hari terpisah, keluarga menyambut hangat para jemaah yang pulang dalam keadaan sehat.

Bupati Luwu, Patahuddin, ikut menyambut kedatangan jemaah.

Ia menilai fenomena ini sebagai ekspresi keimanan masyarakat terhadap berkah dari jemaah haji.

“Banyak warga berebut mendatangi jemaah karena ingin mengambil barakkanya, terutama mencium jidat mereka. Kita berharap, yang belum berhaji bisa ikut berhaji. Saya pun ingin kembali, kalau ada rezeki,” ujarnya.

Ia menyebut seluruh jemaah Luwu berjumlah 270 orang, ditambah tiga petugas haji, tiba dengan selamat.

Ke depan, ia berharap kuota haji untuk Kabupaten Luwu bisa ditambah.

Baca juga: 3 Jemaah Haji Indonesia Belum Kembali ke Kloter, Kolonel Harun: PPIH Terus Cari di Makkah

“Kuota haji itu ditentukan secara nasional, sebanding satu kuota per seribu umat muslim. Kita tetap berharap ada penambahan. Meski begitu, daftar tunggu haji Luwu termasuk yang tercepat di Sulsel, rata-rata 25 tahun,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Luwu, Nurul Haq, menyebut seluruh proses ibadah haji berjalan lancar, meski sempat dihadapkan pada tantangan cuaca ekstrem di Armuzna.

“Suhu bisa mencapai 51 derajat Celsius. Kami imbau jemaah agar tidak keluar hotel di siang hari,” akunya.

Petugas haji, Masyhudi, juga menerangkan beberapa kendala kesehatan yang dialami jemaah lansia, seperti batuk, flu, hingga demensia.

“Ada beberapa jemaah yang sempat tersesat karena demensia. Alhamdulillah, kami bersama ketua rombongan berhasil menjemput dan membawa mereka kembali,” jelasnya.

Ia menambahkan, sebanyak 52 jemaah menggunakan kursi roda saat melaksanakan tawaf dan sa’i.

“Kami mengatur secara bergantian membawa sekitar 20 orang. Semua bisa dilaksanakan berkat kerja sama seluruh tim,” tandasnya. (*)

Berita Terkini