TRIBUN-TIMUR.COM, MAKKAH – Katib Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori menilai penyelenggaraan haji 2025 berjalan lancar dan aman.
Hal itu ia sampaikan saat kunjungan ke Madinah Al-Munawwarah. Tahun ini, KH Akhmad Said Asrori tergabung dalam Tim Amirulhaj 1446 H.
Sebagai anggota Amirulhaj, ia mengikuti seluruh rangkaian ibadah haji bersama jemaah, termasuk fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
"Haji 2025 semuanya berjalan baik dan lancar," kata Kyai Said, Kamis (12/6/2025).
Ia pun mengungkapkan alasan di balik penilaiannya.
Menurutnya, seluruh jemaah haji reguler berhasil melaksanakan wukuf di Arafah.
"Al Hajju ‘Arafah, dan semua bisa wukuf tepat waktu," jelasnya.
Kyai Said menjelaskan bahwa waktu wukuf dimulai setelah zawal atau matahari tergelincir.
Ia membandingkan dengan pengalamannya sebelumnya.
"Saya pernah wukuf jam 13.00, sedangkan tahun ini jemaah masuk terakhir sekitar jam 11 siang," ungkapnya.
Alasan kedua, lanjutnya, adalah semua jemaah dapat melaksanakan Thawaf Ifadlah.
Ia menjelaskan, menurut Mazhab Maliki, rukun haji hanya dua: wukuf di Arafah dan Thawaf Ifadlah.
Sementara menurut Mazhab Syafi’i, ada lima rukun: niat, wukuf, thawaf, sai, dan tahallul.
"Kalau dilihat secara keseluruhan, insyaallah seluruhnya sempurna," ujarnya.
Ia meyakini jemaah Indonesia mampu menyempurnakan seluruh rukun dan wajib haji.
Terkait kemacetan dari Muzdalifah ke Mina, Kyai Said menilai hal itu sebagai sesuatu yang wajar mengingat padatnya jumlah jemaah.
Sebagian jemaah bahkan memilih berjalan kaki daripada menunggu bus.
"Itu tidak masalah, yang penting bisa melaksanakan ibadah," katanya.
Menurutnya, persoalan teknis memang kerap terjadi setiap tahun.
Namun, secara umum, penyelenggaraan haji terus menunjukkan perbaikan.
Ia juga mengapresiasi kerja para petugas haji yang telah melayani jemaah dengan baik.
"Termasuk petugas yang sudah berkhidmah," tambahnya.
Ia mendoakan agar seluruh jemaah mendapatkan haji yang mabrur dan berharap setiap upaya menjadi amal saleh.
"Semoga pelayanan haji terus meningkat setiap tahun," pungkasnya. (*)