Haji 2025

Tuntaskan Haji di Usia 102 Tahun, Sulaeman Rotte Senang Tak Pernah Pakai Kursi Roda di Tanah Suci

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HAJI TERTUA - Jamaah Haji tertua Sulsel, Tuntaskan Haji di Usia 102 Tahun, Sulaeman Rotte Bagulu saat ditemui di Aula Arafah Asrama Haji Makassar. Kamis (12/6/2025). Ia mengaku saat di Arab Saudi, dirinya tidak pernah menggunakan kursi roda.

 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Menunaikan ibadah haji menjadi dambaan setiap muslim di dunia. 

Hal ini juga dirasakan Sulaeman Rotte Bagulu, jamaah haji (JH) tertua asal Sulawesi Selatan yang telah genap berusia 102 tahun.

Saat ditemui di Aula Arafah, Asrama Haji Makassar, Kamis (12/6/2025) sore, Sulaeman tampak berjalan normal tanpa menggunakan alat bantu seperti kursi roda.

"Saya empat kali umrah, di sana (Mekah) tidak pernah saya pakai kursi roda," ucap Sulaeman.

Meski fisiknya masih sehat, ia mengaku tidak mengikuti prosesi lempar jumrah atas saran dari keponakannya.

"Tidak ikut lempar jumrah, saya serahkan sama keponakan. Katanya nanti saya terinjak-injak saat lempar jumrah," ucapnya.

Sulaeman juga menyampaikan rasa syukurnya karena dapat menunaikan ibadah haji di usia lanjut.

"Alhamdulillah bersyukur sekali," tuturnya.

Baca juga: Berusia 102 Tahun, Sulaeman Rotte Calon Jemaah Haji Tertua Sulsel Asal Pinrang

CJH TERTUA SULSEL - Jemaah Calon Haji (JCH) tertua Sulawesi Selatan, Sulaeman Rotte Bagulu (kiri) saat berada di rumahnya di Kabupaten Pinrang bersiap berangkat haji, Kamis (1/5/2025). Sulaeman berangkat haji di usia 1 abad lebih. (TRIBUN-TIMUR.COM/RACHMAT ARIADI)

Sebelumnya, saat ditemui di kediamannya di Bacukiki, Kelurahan Kassa, Kecamatan Batulappa, Kabupaten Pinrang, Kamis (1/5/2025), Sulaeman mengungkapkan bahwa dirinya sangat bersyukur karena masih diberi kesempatan berhaji pada usia 102 tahun.

"Bersyukur masih diberi kesempatan, dikasi bonus umur selesaikan semua perintah Allah," ucapnya.

Biaya keberangkatan haji Sulaeman berasal dari hasil kebunnya, ditambah bantuan dari anak-anaknya. Ia harus menunggu selama tujuh tahun untuk bisa berangkat haji.

"Tujuh tahun. Cepat karena tua mo'. Biayanya dari hasil kebun itu dikumpul-kumpulkan, ada juga dibantu sama anak-anak," ujarnya.(*)





Berita Terkini