Idul Adha

Temukan 2 Sapi Tak Layak Kurban Dijual, Dinas Peternakan Bone: Belum Cukup Umur

Penulis: Wahdaniar
Editor: Alfian
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SAPI KURBAN - Seekor sapi yang siap dikurbankan di Kabupaten Bone yang diabadikan beberapa waktu lalu. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Bone ngaku temukan dua hewan kurban yang tak layak kurban

TRIBUN-TIMUR.COM, BONE - Dua hewan ternak di Kabupaten Bone dilaporkan tidak layak dikurbankan pada Iduladha tahun ini.

Hal itu diketahui setelah petugas dari Dinas Peternakan Bone turun tangan mengecek kondisi hewan kurban di Kabupaten Bone.

"Kemarin kami turun melakukan pengecekan dan ditemukan ada dua hewan ternak sapi yang tidak layak kurban karena belum cukup umurnya dua tahun (dibawah dua tahun),"ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesehatan Hewan, drh. Agusriady saat dikonfirmasi Tribun-timur.com, Senin (26/5/2025) malam. 

Olehnya itu, pihaknya mengimbau kepada pemilik ternak untuk menukar hewan ternak tersebut. 

"Dan kami juga sudah memberitahu kepada pemiliknya untuk ditukar, dan alhamdulillah pemiliknya gercep dan langsung menukarnya," jelasnya. 

Untuk saat ini dirinya mengaku fokus pada pemeriksaan hewan ternak di Bone. 

"Kalau untuk saat ini baru itu yang kami temukan, dan rencananya kami akan turun lagi besok menyasar 27 kecamatan untuk melakukan pemeriksaan," jelasnya. 

Baca juga: Stok Melimpah! Sapi Kurban di Makassar Mulai Harga Rp12,5 Juta

Selain itu, untuk menjamin kesehatan hewan qurban yang akan dikirim keluar Kabupaten Bone, dirinya rutin melakukan pemeriksaan dan vaksinasi. 

"Kebanyakan sapi di Bone itu dikirim keluar daerah, jarang ada sapi yang masuk ke Bone. Jadi untuk menjamin itu kami rutin melakukan pemeriksaan dan vaksinasi sebelum hewan ternak itu dikirim diluar daerah," tandasnya. 

Sebelumnya, Jelang Idul Adha, permintaan ternak di Kabupaten Bone dilaporkan mulai meningkat.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Bone mencatat ketersediaan untuk Idul Adha kali ini mencapai 10.321.

Ternak-ternak ini siap untuk mensuplai kebutuhan daging masyarakat Bone pada Idul Adha.

"Itu terdiri atas 9187 ekor sapi, 1129 kambing dan 5 ekor kerbau yang tersebar di Kabupaten Bone,"ujar Kepala Dinas DPKH Bone, Andi Musafir saat dikonfirmasi, Kamis (22/5/2025). 

Selain kesiapan ternak, DPKH akan menerjunkan sebanyak 170 personel yang terdiri atas petugas dokter hewan, paramedik, serta inseminator yang telah mendapatkan pelatihan.

"Kekuatan ini juga ditambah dengan tenaga mahasiswa dari Kampus Polbangtan di (Desa) Mappesangka dan Universitas Muhammadiah Bone,"sambungnya.

Pemerikaaan dilaksanakan sebelum dan setelah ternak dipotong hingga batas hari tasrik pada tanggal 9 Juni 2025. 

Pihaknya juga membuka layanan pemeriksaan hewan qurban gratis dengan menghubungi petugas peternakan kecamatan atau Hotline Call Centre DPKH Bone di 0811 4657 333. 

Idul Adha tahun ini kata dia cukup menantang, salah satunya dengan adanya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak.

Yang mana pada laporan terakhir jumlah sapi di Bone yang telah terjangkit PMK sempat meningkat hingga 1822 kasus setelah sebelumnya sempat teratasi. 

Penyebabnya karena tingginya lalu lintas ternak antar wilayah.

"Agak berat tantangannya, tapi alhamdulillah bisa ditangani. Sampai saat ini belum ada yang mati akibat PMK, dan PMK juga bukan penyakit sonosis yang artinya tidak menularkan ke manusia jadi tetap aman untuk di konsumsi," jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan penanganan ini melibatkan semua petugas peternakan kecamatan dibantu semua pemangku kepentingan di desa dan kecamatan

"Kita juga membuat Surat Edaran Bupati mengenai PMK yang dikirim ke desa atau kelurahan se-Kabupaten Bone," tandasnya.

Sebelumnya, Seorang peternak di Desa Usa, Kecamatan Palakka, Andi Arman mengaku pembelinya meningkat dari tahun lalu.

Dua pekan jelang hari raya Idul Adha dirinya sudah berhasil menjual 100 ekor sapi.

"Alhamdulillah dua pekan ini semakin banyak yang laku terjual, sudah 100 ekor sapi, kalau keuntungan kotornya mencapai Rp1,4 miliar,"ujarnya saat dikonfirmasi Tribun-timur.com Senin (19/5/2025).

"Sementara untuk tahun lalu itu diminggu yang sama baru puluhan terjual, ini sudah ratusan," sambungnya. 

Andi Arman menyebut sapi yang paling banyak dicari yakni jenis sapi Bali.

"Kemudian limosin, jumbo dan simental, cuma di sini masih terbatas jumlahnya karena sapi sapi ini butuh perawatan khusus utamanya pada pakan," terangnya.

Untuk harga sapi kurban yang dijual di peternakan Andi Arman berkisar Rp17 juta-Rp54 jutaan, tergantung jenis dan bobot sapi.

Guna mengantisipasi adanya hewan ternak yang sakit, seluruh sapi kurban rutin diperiksa kesehatannya dan pemberian pakan serta vitamin.

"Di sini pemeriksaan kesehatannya tiga kali sebulan, pakan dan vitaminnya juga khusus, semua kita lakukan demi kenyamanan konsumen," tambahnya.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh pedagang sapi asal Kecamatan Awangpone, Herman mengatakan harga jual sapi di peternakannya berkisar Rp15 juta sampai dengan Rp25 juta per ekor

"Satu jenis sapi saja yang saya jual, sapi lokal. Kalau untuk harganya itu mengalami kenaikan satu hingga dua juta per ekornya," ujarnya. 

Ia mengungkapkan kenaikan harga sapi di peternakannya mengikuti harga pasar. 

"Setiap tahun memang mengalami kenaikan. Dan untuk pembelinya itu lintas kecamatan yang ada di Bone. Tapi mayoritas pembelinya dari Desa Unra dan Kecamatan Barebbo," ujarnya. 

"Kalau untuk keuntungan bersihnya itu sedikitji sekitar RpRp3,5 jutaan lah karena kan saya suruh juga orang untuk uruskanka, jadi sistemnya itu bagi hasil," tandasnya.(*)



 

 

Berita Terkini