Asal Usul Kurban Idul Adha

Editor: Sakinah Sudin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

SEJARAH KURBAN - Ilustrasi Idul Adha atau Idul Kurban. Sejarah kurban berakar dari kisah Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya, Ismail AS, namun kemudian Allah menggantikannya dengan seekor domba sebagai bentuk pengujian terhadap keimanan dan ketaatan.

Ya, sejarah kurban berakar dari kisah Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan oleh Allah untuk menyembelih putranya, Ismail AS, namun kemudian Allah menggantikannya dengan seekor domba sebagai bentuk pengujian terhadap keimanan dan ketaatan. 

Berikut selengkapnya Tribun-Timur.com rangkum sejarah kurban!

Sejarah Kurban

Asal mula kurban berawal dari lahirnya nabi Ismail AS.

Pada saat itu dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim AS tidak memiliki anak hingga di masa tuanya, lalu beliau berdoa kepada Allah.

“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” (QS Ash-Shafaat (37) : 100).

Sewaktu Nabi Ismail AS mencapai usia remajanya Nabi Ibrahim AS mendapat mimpi bahwa ia harus menyembelih Ismail puteranya.

Mimpi seorang nabi adalah salah satu dari cara turunnya wahyu Allah SWT, maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim AS.

Nabi Ibrahim AS pun akhirnya menyampaikan isi mimpinya kepada Ismail untuk melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih Ismail.

Ibrahim berkata : “Hai anakkku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu “maka fikirkanlah apa pendapatmu?

Ismail menjawab: Wahai Bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS Ash-Shafaat: 102)

Nabi Ismail meminta ayahnya untuk mengerjakan apa yang Allah perintahkan.

Dan beliau berjanji kepada ayahnya akan menjadi seorang yang sabar dalam menjalani perintah itu. Sungguh mulia sifat Nabi Ismail AS. Allah memujinya di dalam Al-Qur’an:

“Dan ceritakanlah (Hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi.” (QS Maryam (19) : 54)

Nabi Ibrahim lalu membaringkan anaknya dan bersiap melakukan penyembelihan. Nabi Ismail AS pun siap menaati instruksi ayahnya.

Halaman
1234

Berita Terkini