TRIBUN-TIMUR.COM -- Presiden Prabowo Subianto memberi hormat di depan Jenderal Try Sutrisno mantan Wakil Presiden dan mantan Panglima ABRI era pemerintahan Soeharto.
Momen hormat itu dilakukan Prabowo dalam acara Halalbihalal Presiden Bersama Purnawirawan TNI AD dan Keluarga Besar TNI-POLRI di Istana Presdien Jakarta 6 Mei 2025.
Prabowo hendak naik ke podium untuk membacakan pidato dan sambutan.
Ketika berdiri dari kursi, ia menyempatkan hormat di depan Try Sutrisno.
Setelahnya Prabowo pun berjalan ke atas podium.
Try Sutrisno pernah jadi atasan Prabowo ketika masih aktif sebagai prajurit TNI AD.
Pria kelahiran Surabaya 15 November 1935 itu pernah menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat sejak 7 Juni 1986 sampai 2 Februari 1988.
Saat itu Prabowo masih berpangkat kolonel.
Setelahnya, Try Sutrisno jadi Panglima ABRI periode 27 Februari 1988 sampai 19 Februari 1993.
Prabowo Subianto menghadiri acara Halalbihalal Presiden RI bersama Purnawirawan TNI AD dan Keluarga Besar TNI-Polri pada di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (6/5/2025).
Presiden Prabowo tampak duduk satu meja dengan Wakil Presiden ke-6 RI, Try Sutrisno, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, hingga Menhan Sjafrie Sjamsoeddin.
Prabowo dan Jenderal (Purn) Try Sutrisno punya masa lalu di TNI.
Karier Prabowo melejit sejak era Try Sutrisno menjadi kepala staf TNI AD (periode 1986-1988) dan panglima ABRI (1998-1993).
Pada tahun 1985, Prabowo menjadi wakil komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 (Yonif Para Raider 328/Dirgahayu), pasukan para raider di Kostrad.
Dua tahun kemudian, setelah menamatkan pelatihan Special Forces Officer Course di Fort Benning ia menjadi komandan batalyon tersebut; jabatan yang dijabatnya selama tiga tahun.
Pada 1991, ia menjabat sebagai kepala staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 (Brigif Para Raider 17/Kujang I), yang bermarkas di Cijantung.
Dalam kapasitas itu, Prabowo yang saat itu telah berpangkat letnan kolonel terlibat dalam operasi pemburuan dan penangkapan Xanana Gusmão, salah satu tokoh pemimpin gerilyawan Fretilin.
Nama Prabowo dan Try Sutrisno belakangan menjadi trending.
Sebab, Try Sutrisno menandatangani sebuah petisi untuk mengganti wakil presiden RI, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Petisi itu dikeluarkan oleh Forum Purnawirawan TNI.
Pernyataan ini ditandatangani oleh ratusan purnawirawan dari tiga matra TNI, mulai dari jenderal hingga kolonel.
Mantan Komandan Korps Marinir TNI Letnan Jenderal TNI (Purn) Suharto menyatakan, sikap pihaknya terhadap program-program pemerintah di bawah Presiden RI Prabowo Subianto.
Kata dia, para Purnawirawan TNI sejatinya mendukung seluruh program Prabowo yang akan dijalankan selama lima tahun ke depan.
Hanya saja, Suharto menyinggung soal peran Presiden ke-7 RI Joko Widodo.
Menurut dia, Prabowo sebagai presiden hasil Pemilu tidak perlu lagi berada di bawah bayang-bayang Jokowi.
"Kami mendukung Prabowo asal tetap pada jalurnya, jangan diperdulikan lagi itu Jokowi," kata Suharto kepada awak media di sela acara Silaturahmi Purnawirawan Prajurit TNI dengan Tokoh Masyarakat di Kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (17/4/2025).
Menurut Suharto, Jokowi sejauh ini tidak memiliki kiprah apapun untuk bangsa Indonesia.
Dirinya beranggapan, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut juga tidak keluar keringat sama sekali untuk bangsa ini.
"Jokowi itu apa track recordnya untuk negara itu apa? Keringat nya untuk negara itu apa? Gak ada," ujar dia.
Tak cukup di situ, Suharto sebagai bagian dari Purnawirawan Jenderal TNI juga merasa tersinggung dengan posisi putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka di kursi Wakil Presiden RI saat ini.
Menurut dia, program pemerintahan Prabowo bisa berjalan tanpa harus melibatkan wakilnya di pemerintah.
"Belum sampe umur 40 sudah saya beri hormat gitu? Gamau saya, saya masuk Akabri tahun 1965, saat bapaknya mlitur aja mungkin belum, maaf ya kasar ini, tapi itu (nyatanya)," ujar dia.
"Kita belain dia, tapi kita belain dia Prabowo tanpa anaknya Jokowi, ya, track recordnya dia apa? Track record kalau saya tanya track record itu keringat dia kepada Republik tuh mana?" tandas Suharto.
Sebagai informasi, acara Silaturahmi Purnawirawan Prajurit TNI dengan Tokoh Masyarakat ini turut dihadiri oleh sejumlah pensiunan Jenderal TNI.
Mereka di antaranya yakni mantan Dankormar Letjend TNI (Purn) Suharto, Mantan KSAL Laksamana TNI (Purn) Slamet Subianto hingga Mantan KSAU, Marsekal TNI (Purn) Hanafi Asnan dan sejumlah tokoh masyarakat lain, seperti Ratna Sarumpaet, Roy Suryo, hingga Said Didu.
Satu dari delapan tuntutan forum tersebut yakni: Mengusulkan pergantian Wakil Presiden kepada MPR karena keputusan MK terhadap Pasal 169 Huruf Q Undang-Undang Pemilu telah melanggar hukum acara MK dan Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman.
Letjen Kunto Arief Batal Dicopot
Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto batal mutasi tujuh pejabat utama di dalam lingkup Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Surat ini bernomor kep/554.a/IV/2025 yang ditandatangani langsung Jenderal Agus Subiyanto, 30 April 2025.
“Jadi memang telah dikeluarkan Keputusan Panglima TNI Nomor KEP 554.a/IV/2025 tanggal 30 April 2025, yang berisi tentang adanya perubahan dari KEP 554 yang dikeluarkan tanggal 29 April 2025,” ungkap Kapuspen TNI Brigjen TNI Kristomei Sianturi di Jakarta, Jumat (2/5/2025) malam.
Merujuk KEP yang lama, putra Wakil Presiden Try Sutrisno, Letjen TNI Kunto Arief Wibowo akan digantikan oleh Laksda TNI Hersan yang saat ini menjabat sebagai Pangkoarmada III.
Sementara posisi Hersan akan digantikan oleh akan digantikan oleh Laksda Krisno Utomo yang saat ini masih menjabat sebagai sebagai Pangkolinlamil.
Dengan pembatalan ini, rangkaian perwira tinggi yang semestinya bergeser jabatannya, juga ikut batal bergeser.
“Jadi karena memang ada dalam perubahan, dalam satu perubahan rangkaian itu, itu ada beberapa rangkaian pati yang memang harus digeser. Ya, jadi maka itu mekanismenya dalam satu rangkaian itu ada beberapa pati yang harus digeser,” kata Kristomei.
“Nah, setelah KEP dikeluarkan, KEP 554/IV/2025 tanggal 29 April 2025, ternyata dari rangkaian gerbongnya, rangkaian yang harus berubah mengikuti alurnya Pak Kunto itu, ada beberapa yang memang belum bisa bergeser saat ini,” imbuhnya.
Mereka batal dicopot adalah Letjen TNI Kunto Arief Wibowo sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I ( Pangkogabwilhan I ), Laksda TNI Rudhi Aviantara (Kas Kogabwilhan II),
Laksma TNI Phundi Rusbandi (Waaskomlek Kasal), Laksma TNI Benny Febri (Kadiskomlekal),
dan Laksma TNI Maulana (Staf Khusus Kasal).
(tribunnews.com)