TRIBUN-TIMUR.COM- Presiden RI Prabowo Subianto menghadiri acara Halalbihalal Presiden RI bersama Purnawirawan TNI AD dan Keluarga Besar TNI-Polri pada di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (6/5/2025).
Presiden Prabowo tampak duduk satu meja dengan Wakil Presiden ke-6 RI, Try Sutrisno, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, hingga Menhan Sjafrie Sjamsoeddin.
Prabowo dan Jenderal (Purn) Try Sutrisno punya masa lalu di TNI.
Karier Prabowo melejit sejak era Try Sutrisno menjadi kepala staf TNI AD (periode 1986-1988) dan panglima ABRI (1998-1993).
Pada tahun 1985, Prabowo menjadi wakil komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 (Yonif Para Raider 328/Dirgahayu), pasukan para raider di Kostrad.
Dua tahun kemudian, setelah menamatkan pelatihan Special Forces Officer Course di Fort Benning ia menjadi komandan batalyon tersebut; jabatan yang dijabatnya selama tiga tahun.
Pada 1991, ia menjabat sebagai kepala staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 (Brigif Para Raider 17/Kujang I), yang bermarkas di Cijantung.
Dalam kapasitas itu, Prabowo yang saat itu telah berpangkat letnan kolonel terlibat dalam operasi pemburuan dan penangkapan Xanana Gusmão, salah satu tokoh pemimpin gerilyawan Fretilin.
Nama Prabowo dan Try Sutrisno belakangan menjadi trending.
Sebab, Try Sutrisno menandatangani sebuah petisi untuk mengganti wakil presiden RI, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Petisi itu dikeluarkan oleh Forum Purnawirawan TNI.
Pernyataan ini ditandatangani oleh ratusan purnawirawan dari tiga matra TNI, mulai dari jenderal hingga kolonel.
Mantan Komandan Korps Marinir TNI Letnan Jenderal TNI (Purn) Suharto menyatakan, sikap pihaknya terhadap program-program pemerintah di bawah Presiden RI Prabowo Subianto.
Kata dia, para Purnawirawan TNI sejatinya mendukung seluruh program Prabowo yang akan dijalankan selama lima tahun ke depan.
Hanya saja, Suharto menyinggung soal peran Presiden ke-7 RI Joko Widodo.