Mereka tampak berusaha menjaga keseimbangan dengan cara ngesot untuk melintasinya.

Jembatan tersebut menjadi satu-satunya jalur yang dapat dilewati meskipun berisiko mengancam keselamatan. Para Nakes tidak memiliki pilihan lain karena tidak ada akses alternatif.

Kepala Puskesmas Pulau Sembilan, Agussalim, mengungkapkan bahwa kejadian tersebut terjadi pada 17 Februari 2025. 

"Saat itu, Nakes kami melakukan kegiatan Posyandu rutin di Dusun Katindoang, Pulau Sembilan," ujar Agussalim kepada Tribun Timur, Senin (24/2/2025).

Selain menghadapi infrastruktur yang rusak, para Nakes juga harus berhadapan dengan ombak besar. 

"Kami juga harus menghadapi cuaca ekstrem, ombak besar," jelasnya. 

"Bahkan ketinggian ombak mencapai 1 meter hingga 3 meter."

Agussalim menambahkan, meskipun kondisi tersebut sangat menantang, mereka tetap semangat menjalankan tugas. 

"Insya Allah kami tetap siap melayani semua warga Pulau Sembilan di Posyandu setiap dusun setiap bulan sesuai jadwal," ujarnya. (*)