BELOPA, TRIBUN-TIMUR.COM - Lingkungan Cappie, Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu kembali diterjang banjir untuk kali ketiga dalam kurun waktu kurang dari satu bulan.
Banjir pertama terjadi pada 18 Maret 2025, bertepatan dengan bulan Ramadan.
Air mulai meluap sekitar pukul 17.55 Wita, merendam sedikitnya 45 rumah warga dengan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa.
Bencana hidrometeorologi kembali menerjang wilayah tersebut pada 3 April 2025, hanya tiga hari setelah Hari Raya Idulfitri.
Air Sungai Larompong meluap hingga menutupi badan jalan sekitar pukul 17.00 Wita, namun surut kembali menjelang pukul 18.00 Wita.
Namun, musibah belum berhenti. Keesokan harinya, Jumat, 4 April 2025, banjir kembali merendam kawasan Lingkungan Cappie.
Kali ini, puluhan rumah warga, termasuk areal persawahan dan perkebunan, ikut terdampak.
Air kecoklatan menandakan tingginya kandungan lumpur.
Pantauan TribunLuwu.com menunjukkan, banjir juga mengakibatkan kerusakan infrastruktur.
Sejumlah titik badan jalan rusak akibat derasnya arus air.
Aspal sepanjang kurang lebih 5 meter terkelupas, membentuk lubang dengan kedalaman sekitar 30 cm.
Baca juga: Banjir Luwu Rendam 100 Rumah di 3 Kecamatan, Jembatan Ambruk
“Kondisi ini jelas membahayakan pengendara. Apalagi ada genangan air yang menutupi lubang, bisa membuat orang terjatuh,” ujar Kamal, salah seorang warga setempat, saat dikonfirmasi, Sabtu (5/4/2025).
Kamal menuturkan, banjir sudah menjadi langganan bagi warga Cappie, namun belum ada solusi nyata dari pemerintah.
"Parahnya, hujan sebentar saja sudah banjir. Pemerintah, khususnya bupati baru, harus segera mencari akar masalahnya. Apakah ini karena kerusakan lingkungan atau faktor lain," ungkapnya mengatakan
Selain kerusakan jalan, endapan lumpur juga menyelimuti rumah dan pekarangan warga. Hingga pukul 10.00 Wita, warga masih terlihat membersihkan sisa material banjir di rumah masing-masing.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu mencatat banjir terjadi di tiga kecamatan: Larompong, Suli Barat, dan Suli.
Luapan air terjadi sekitar pukul 21.15 Wita, menyebabkan genangan di permukiman dan fasilitas umum.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Luwu, Andi Baso Tenriesa, banjir dipicu oleh curah hujan tinggi yang memicu meluapnya air sungai.
“Tinggi muka air bervariasi antara 20 hingga 50 cm,” katanya menyebutkan.
Di Kecamatan Larompong, banjir berdampak pada Lingkungan Cappie, Mentang, Kelurahan Larompong, dan Desa Lumaring.
Sekitar 50 rumah warga terendam, termasuk akses jalan, lahan pertanian, dan kebun.
Di Desa Lumaring, sebuah jembatan dilaporkan ambruk akibat derasnya arus.
Sementara di Suli Barat, titik banjir berada di Kelurahan Lindajang dengan 15 rumah terdampak, serta Desa Buntu Barana yang mencatat 10 rumah terendam dan akses jalan ikut terdampak.
"Total ada sekitar 100 rumah warga yang terendam banjir. Hingga saat ini, tidak ada laporan korban jiwa, dan kerusakan bangunan belum signifikan," kata Andi Baso Tenriesa.
Pihak BPBD saat ini tengah melakukan kajian cepat dan berkoordinasi dengan pemerintah kecamatan setempat guna penanganan lebih lanjut.(*)