Oleh: A. Rahman
Ketua PKC Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia PMII Sulawesi Selatan periode 2007-2009
TRIBUN-TIMUR.COM - Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi sebuah petunjuk betapa mulianya perputaran ekonomi pada suasana puncak spiritualitas masyarakat.
Selama sebulan penuh ummat Islam berurusan dengan Allah di puncak intensitas ibadah. Segala sesuatunya menjadi mulia dan terhormat.
Perekonomian tumbuh dan berkembang karena adanya pergerakan saling memberi manfaat antara satu dengan yang lainnya.
Di dalam setiap transaksinya mengandung prinsip saling membantu antara satu dengan yang lainnya dalam kebaikan dan taqwa.
Menjelang hari raya Idul Fitri ummat Islam mempersiapkan diri untuk meraih gelar taqwa dari Allah Subhanahu wataala.
Di puncak spiritual seorang hamba yang merasakan kedekatan dengan sang Khalik itulah segala makna dalam kehidupan terbangun.
Saat mereka memberi dan diberi dalam keadaan ikhlas, tulus, syukur, serta kelapangan dada disitulah monumen kebaikan dan keberkahan dibangun.
Kelak seorang hamba akan mengerti arti keberkahan dan bercermin pada dirinya dihari yang Fitri. Hari dimana perasaan dan fikiran jernih mengekspresikan diri dalam segala bentuk kebaikan.
Hari yang Fitri itu menjadi kenangan indah seorang hamba yang pada suatu saat nanti akan mengingatkannya ketika ia lupa dan akan terus menyemangatinya manakala keberkahan itu merekah dan menemukan hidayah di sepanjang jalan hidupnya.
Berkah dari THR untuk negeri semakin memuncak ketika pertumbuhan ekonomi diiringi dengan pertumbuhan keberkahan dimana mana.
Rakyat bahu membahu saling menguatkan satu dengan yang lainnya karena pemerintah mencurahkan perhatiannya dihari yang Fitri, di mana semua manusia berada pada situasi dan kondisi yang jernih dalam memandang dirinya dan kehidupannya.
Sekaligus negara memberi kesan betapa rakyat merupakan keluarga besar dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia saling memakmurkan satu dengan yang lainnya.
Dinamika perekonomian yang pesat dan berkah di hari yang Fitri ini harus menjelma dalam sistem perekonomian bangsa ini untuk mendapatkan keberkahannya.
Prinsip saling membantu saling mengasihi dan menyayangi, bahu membahu, gotong royong, saling menguatkan dan yang lebih utama adalah rasa persaudaraan sesama anak bangsa dalam setiap moment membangkitkan perekonomian negeri.
Dari peristiwa dihari raya idul Fitri inilah semua elemen bangsa harus mengambil pelajaran dan keberkahan.
Bahwa saling memberi manfaat akan menguatkan dan memajukan perekonomian negeri.
Dan apabila perekonomian tumbuh dan berkembang maka pemerintah dan masyarakat akan semakin mudah mendapatkan keberkahan hidup karena dari situlah Allah membuka pintu keberkahan di langit dan dibumi.
Ketika masyarakat bekerja mencari rezeki jalannya menjadi mudah dan luas karena baik masyarakat maupun pemerintah beserta seluruh pelaku ekonomi telah mendapatkan kejernihan fikiran di hari yang Fitri.
Keutamaan yang Allah tunjukkan dalam dinamika THR ini adalah dimana Allah memberi petunjuk kepada Pemimpin negeri ini bahwa dipuncak ibadah dan ketaatan hamba.
Allah senantiasa memberi hidayah supaya pemerintah dan seluruh yang memiliki kecukupan menutup celah ketidak berdayaan dalam kehidupan masyarakat.
Tidak ada yang lemah tanpa mendapatkan kasih sayang dari yang kuat sehingga semua masyarakat merasakan betapa kasih sayang Allah mengatur ritme kehidupan ini sebagai sebuah jalan menuju kepada Allah.
Yakni sebuah bangsa yang saling menguatkan karena taqwa akan diberikan jalan keluar dari Allah atas segala permasalahan yang dihadapinya dan Allah akan mendatangkan rezeki dari jalan yang tidak disangka sangkanya.
THR menjadi pembuktian bahwa baik pemerintah maupun masyarakat yakin dan percaya sedang berada dalam pengaturan Allah Subhanahu wa taala.
Sehingga anggaran yang begitu besar tidak dianggap sebagai beban atau kerugian melainkan keberkahan yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi di seluruh penjuru negeri.
Menjelang IdulFitri skema shadaqah terutama zakat fitrah sudah diatur sedemikian rupa sehingga pada puncak kemenangan tidak ada satupun hamba yang berada dalam ketidak berdayaan tanpa mendapatkan bantuan dari sesama.
Shadaqah dalam bentuk apapun itu akan menggairahkan dinamika perekonomian negeri.
Sekaligus mendatangkan keberkahan karena di dalamnya ada prinsip saling membantu dan saling menguntungkan.
Di sinilah berlaku pengaturan Allah bahwa kalau semua dilakukan atas dasar taqwa maka semua ikhtiar akan menemukan jalan keluarnya.
Semoga Indonesia bisa istiqamah menerapkan sistem perekonomian yang berkah di mana pemerintah istiqamah menjamin alur perekonomian berada pada jalur yang berkah.