Baca tanpa iklan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Hilal tidak terlihat dari kota Makassar.
Kepala Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Sulsel Ali Yafid menegaskan posisi hilal belum sesuai dengan kriteria.
Berdasarkan kriteria wujudul hilal, maka kondisi hilal diatas ufuk tidak terpenuhi.
Sementara kriteria ikmanur rukyat sesuai ketentuan Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) juga tidak terpenuhi.
"Penjelasan badan hisab rukyat di Sulsel tinggi hilal di -1,45 derajat. Kalau menurut BMKG tinggi hilal itu -2,69 derajat," kata Ali Yafid di Parkir P4 outdoor Delft Apartment Jl Sunset Boulevard Blok 5B/16 Citraland City Kawasan CPI, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar pada Sabtu (29/3/2025) sore.
Kriteria mabims yang tidak terpenuhi yakni tinggi hilal 3 derajat, dengan sudut elongasi 6,4 derajat.
Dengan hasil pemantauan kali ini, Ali Yafid mengaku jauh dari ketentuan MABIMS.
"Ini jauh dari aturan untuk bisa melihat hilal karena ikmanur rukyat diatas 3 derajat," lanjutnya.
Ali Yafid pun menyebut 1 Syawal 1446 H jatuh pada 31 Maret 2025.
Meski begitu masyarakat harus tetap menunggu sidang isbat Kementerian Agama.
"Hasil sidang itu sebentar kita laporkan ke Kementerian Agama dijadikan dasar mengambil keputusan sidang isbat," ujar Ali Yafid.
Dalam data BMKG, waktu matahari terbenam sekitar pukul 18:09 Wita.
Sementara Bulan terbenam lebih dulu sekitar pukul 18:01 Wita
"Kondisi disekitar hilal, untuk ketinggian bulan -2 derajat, bulan tenggelam duluan pada 18:01, matahari berikutnya pukul 18:09," kata Ketua Tim Hilal BMKG Wilayah IV Makassar, Muhammad Karnaen.
Dengan kriteria tersebut, dinyatakan bulan negatif tidak terlihat.