Dimulai pada 25 Januari 2025
Parman, mendatangi Mapolres Palopo untuk melaporkan kehilangan putri sulungnya Feni Ere (26/1/2024).
Laporan pun diterima lantaran keberadaan Feni Ere tidak diketahui dalam kurung waktu 1x24 jam.
Polres Palopo tidak langsung melakukan olah TKP, pasalnya keluarga korban melaporkan bahwa anaknya yang sudah dewasa hilang.
Terlebih, beberapa barang Feni Ere juga hilang dari dalam kamar beserta koper.
Hilangnya Feni dan beberapa barangnya yang diisi dalam koper, pun memunculkan alibi bahwa sales tersebut kabur dari rumah.
Namun, sebulan berselang kabar hilangnya Feni Ere masih menjadi buah bibir perbincangan warga Kota Palopo.
Mengetahui hal itu, Polres Palopo akhirnya bergegas ke rumah Feni Ere melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP)
"Ke TKP, ditemukan ada beberapa titik darah plus satu sor (celana dalam) tergantung di pintu belakang, itu juga ada darahnya," kata Abe.
Temuan bercak darah itu, kemudian memunculkan alibi bahwa korban diduga melakukan aborsi.
Alibi itu, ditelusuri ke sejumlah rumah sakit yang ada di Kota Palopo.
Namun tidak ditemukan jejak rekam bahwa Feni pernah dirawat di rumah sakit.
Sebulan kemudian, hilangnya Feni Ere kian menjadi misteri.
Reskrim Polres Palopo pun meminta bantuan ke Resmob Polda Sulsel untuk turun tangan.
"Satu bulan laporannya soal kehilangan, ini sudah Februari. Akhirnya minta tolong ke kami (Resmob Polda Sulsel)," cerita Abe.