Deng Ical Desak Polisi Ungkap Dalang Teror ke Tempo

Penulis: Erlan Saputra
Editor: Sukmawati Ibrahim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KEBEBASAN PERS - Anggota Komisi I DPR RI H Syamsu Rizal MI alias Deng Ical. Anggota DPR RI itu kecam serangan teror ke kantor Media Tempo. DPR RI Deng Ical mendesak polisi mengungkap pelaku teror terhadap Tempo yang mengancam kebebasan pers, setelah kiriman kepala babi dan bangkai tikus.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kantor redaksi Tempo kembali menjadi sasaran teror.

Setelah sebelumnya menerima paket berisi potongan kepala babi, kali ini giliran bangkai tikus yang dikirimkan ke Redaksi Tempo.

Teror berulang ini menimbulkan kekhawatiran sekaligus kecaman dari berbagai pihak, termasuk kalangan legislatif.

Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PKB, Syamsu Rizal, menyebut aksi teror ini sebagai bentuk ancaman serius terhadap kebebasan pers dan transparansi informasi.

Mantan Wakil Wali Kota Makassar itu mendesak negara untuk tidak tinggal diam.

“Negara harus hadir. Ini bukan sekadar teror terhadap media, tapi serangan terhadap demokrasi dan hak publik untuk tahu. Jurnalis harus dilindungi, bukan ditakuti,” tegas Deng Ical sapaan Syamsu Rizal, Minggu (23/3/2025).

Menurutnya, teror tersebut adalah pelanggaran terhadap Undang-Undang (UU) Pers Nomor 40 Tahun 1999.

UU ini menjamin kemerdekaan pers, termasuk hak untuk mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan informasi sebagai bagian dari upaya memenuhi hak masyarakat atas informasi.

Deng Ical juga menekankan bahwa wartawan dalam menjalankan tugas jurnalistiknya dilindungi secara hukum.

“Ini jelas melanggar hukum. Teror ini bertujuan menghalangi kerja jurnalistik, dan itu tidak boleh dibiarkan. Kepolisian harus segera mengusut dan menangkap pelaku,” katanya.

Deng Ical juga mewanti-wanti, jika dibiarkan, aksi seperti ini bisa berkembang menjadi teror sosial yang meresahkan masyarakat dan mengancam kebebasan berekspresi secara luas.

“Kami percaya kepolisian akan sigap. Negara tidak boleh kalah oleh upaya-upaya jahat yang ingin membungkam kebebasan pers. Lindungi jurnalis, karena merekalah penjaga demokrasi,” pungkasnya.

Kronologi Teror Kepala Babi dan Bangkai Tikus di Kantor Tempo

Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra, mengungkapkan kronologi teror yang baru-baru ini menimpa redaksi Tempo, dimulai dengan pengiriman kepala babi, yang ditujukan kepada jurnalis Tempo, Fransisca Christy Rosana atau Cica.

Setri mengungkapkan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada 19 Maret 2025, ketika redaksi menerima sebuah paket yang awalnya dianggap biasa, namun ternyata berisi kepala babi yang sudah dipotong telinganya.

Hal itu diungkapkannya dalam konferensi pers yang digelar Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) secara daring, pada Minggu (23/3/2025).

"Kami menerima kiriman yang awalnya kami kira adalah paket biasa. Namun, setelah dibuka, ternyata isinya adalah kepala babi yang sudah kehilangan telinganya.

Paket ini ditujukan kepada Francisca Rosana Cristy, atau Cica, yang merupakan redaktur di Desk Politik Tempo dan juga host senior program Bocor Halus Politik," ungkap Setri Yasra dikutip dari Tribunnews.

Setri mengatakan, meskipun Tempo sebelumnya sudah mengalami berbagai teror, kejadian ini terbilang berbeda dan lebih mengerikan, mengingat bentuk teror yang ditujukan kali ini begitu ekstrem.

"Karena kita kaget semua karena meskipun kita sudah mengalami berbagai teror, inilah teror yang variannya agak beda nih karena dikirimkan potongan hewannya," ucapnya.

Sebagai respons, Tempo bersama dengan Koalisi Keselamatan untuk Jurnalis (KKJ), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan LBH Pers melakukan mitigasi dengan melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian pada 21 Maret 2025.

Laporan tersebut dibuat di Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri.

Namun, pada 22 Maret 2025, sekitar pukul 02.11 WIB dini hari, teror kembali terjadi.

Setri menceritakan bahwa pihak keamanan gedung Tempo melaporkan adanya seseorang yang melemparkan sebuah kotak ke dalam gedung.

Setri menceritakan bahwa pihak keamanan gedung Tempo melaporkan adanya seseorang yang melemparkan sebuah kotak ke dalam gedung.

"Karena gedung Tempo dikelilingi oleh perkampungan, kotak itu dilempar dari luar dan tampak seperti kado dengan motif bunga mawar merah.

Setelah dibuka, kotak tersebut berisi enam tikus yang sudah dipenggal kepalanya," ucap Setri.

Setri menambahkan bahwa meskipun intensitas teror meningkat, proses produksi di Tempo tetap berjalan tanpa hambatan.

"Kami yakin ini adalah intimidasi yang tidak kami ketahui asal-usulnya.

Meskipun begitu, produksi Tempo terus berjalan seperti biasa. Kami tetap memproduksi konten premium harian, mingguan, dan majalah Tempo," ucapnya.

Setri juga mengungkapkan bahwa Cica tetap tampil di program Bocor Halus Politik meskipun situasi internal redaksi mengalami gangguan akibat teror ini. (*)

 

 

Berita Terkini