Peluang emas pertama datang di menit ke-5 lewat sundulan Jay Idzes yang memanfaatkan tendangan bebas Calvin Verdonk. Namun, kiper Australia, Matthew Ryan, berhasil melakukan penyelamatan gemilang untuk menggagalkan upaya tersebut.
Tak lama berselang, Indonesia mendapat hadiah penalti setelah Rafael Struick dijatuhkan oleh Kye Rowles di kotak terlarang. Kesempatan ini menjadi peluang besar bagi Garuda untuk membuka keunggulan.
Sayangnya, Kevin Diks yang ditunjuk sebagai eksekutor gagal menjalankan tugasnya. Tendangannya membentur tiang dan bola terpental jauh dari gawang.
Setelah 10 menit pertama didominasi Indonesia, Australia mulai keluar dari tekanan dan membangun serangan mereka.
Peluang pertama Socceroos hadir di menit ke-15 lewat tembakan Martin Boyle, yang masih bisa ditepis oleh Maarten Paes. Namun, wasit kemudian meninjau VAR untuk memastikan dugaan pelanggaran di kotak penalti.
Setelah pemeriksaan, wasit memberikan penalti kepada Australia karena menganggap Nathan Tjoe-A-On melakukan pelanggaran.
Martin Boyle yang maju sebagai eksekutor berhasil menaklukkan Paes dan membawa Australia unggul 1-0 di menit ke-18.
Respon Kluivert
Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert mengalami debut yang menyakitkan sebagai pelatih Indonesia, namun dia tetap tenang.
Pelatih asal Belanda itu menghadapi sambutan yang menyakitkan: para penggemar Indonesia di stadion meneriakkan nama pendahulunya.
Nama Shin Tae-yong dielu-elukan berkali-kali pada saat laga akan berakhir.
"Saya pikir kami berjuang seperti singa, kami tidak pernah membiarkan kepala kami tertunduk. Namun saya sangat kecewa dengan hasilnya, tidak hanya bagi kami, tetapi juga bagi semua orang yang mendukung kami," kata Kluivert setelah kekalahan (5-1) melawan Australia.
Kluivert menyebutkan penalti yang gagal dieksekusi timnya.
Kevin Diks menembakkan bola ke mistar gawang pada fase pembukaan pertandingan.
"Itu bisa menjadi pertandingan yang sangat berbeda jika penalti itu diambil dengan baik," katanya.
(kompas.tv/tribunnews.com)