Bagi pria kelahiran Barru ini, PSM U-18 juara menjadi kebanggaan besar.
Sebab, mengharumkan nama PSM Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Barat (Sulbar) dan Sulawesi umumnya.
“Ini sebuah peristiwa penting dan akan tercatat dalam sejarah PSM U-18 keluar sebagai juara,” ucapnya.
Meski begitu, ia mengingatkan para pemain muda ini tak larut dalam euforia.
Pria 79 tahun ini berharap, para pemain muda terus berlatih, jaga fisik dan disiplin. Kalau bisa tiap hari menendang bola.
Lantaran Aksa Mahmud melihat sepak bola sekarang telah menjadi industri. Bisa menjamin kehidupan pemain.
“Dunia sepak bola sekarang jangan dianggap kecil. Sepak bola sekarang sudah jadi industri yang sangat berharga dan bisa hidup dengan keahlian sepak bola,” tuturnya.
Suami Ramlah Kalla ini berharap, Akademi PSM selalu melahirkan pemain nasional, kalau bisa lahirkan pemain terbaik dunia.
Bisa bermain di luar Indonesia, sebagaimana klub Liga Indonesia mendatangkan pemain dari Afrika maupun Jepang.
“Kenapa mereka bisa, kita tidak bisa. Harapan kita ke anak Akademi PSM, semoga bisa terwujud,” pungkasnya.
Sementara Manajer Akademi PSM Makassar, Kenrick Reinhart Wikarso mengucapkan terima kasih atas jamuan malam dilakukan oleh Aksa Mahmud.
“Kami dari Manajemen Akademi PSM Makassar berterima kasih atas makan malam dari Pak Aksa Mahmud, ini sebuah kebanggan, sebuah kehormatan,” ucapnya.
Dalam kesempatan ini, Kenrick Reinhart menyebut, gelar juara EPA U-18 dipersembahkan untuk Bosowa Corporindo yang baru saja merayakan ulang tahun ke-52.
“Gelar juara ini kami persembahkan sebagai hadiah ulang tahun Bosowa Corporindo,” katanya. (*)