TRIBUN-TIMUR.COM - Perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Tahun 2025 di Kota Makassar dipastikan akan lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya.
Di tahun ular kayu ini akan diadakan Arak-Arakan Dewa dan Budaya pada Minggu (2/2/2025) mendatang. Prosesi sakral ini terselenggara berkat kerjasama Pemerintah Kota Makassar dengan DPD WALUBI Sulsel, PD INTI Sulsel dan DPD KCBI Sulsel.
Tahun ini, prosesi Arak-Arakan Dewa dan Budaya akan diikuti oleh 12 klenteng, vihara, dan cetiya dari wilayah Galesong Takalar, Parepare, serta Kota Makassar.
Salah satu yang tak ketinggalan adalah Klenteng Kwan Kong Makassar, yang merupakan salah satu klenteng tertua dan paling bersejarah di Makassar.
Klenteng Kwan Kong akan mengikutkan dua tokoh besar dalam perayaan ini, yaitu Dewa Kwan Kong dan Dewi Kwan Im.
Dewa Kwan Kong, yang dikenal sebagai Dewa Pelindung dan Dewa Rejeki, dikenal dengan sifat luhur seperti semangat, ketulusan, keberanian, dan kebijaksanaan.
Sementara itu, Dewi Kwan Im, yang dikenal sebagai Dewi Welas Asih, akan membawa pesan cinta kasih dan pertolongan untuk semua makhluk.
Sebagai bagian dari persiapan, Klenteng Kwan Kong telah mempersiapkan segala sarana dan prasarana yang dibutuhkan, termasuk Kiu (tandu Dewa) Dewa Kwan Kong dan Kereta Dewi Kwan Im yang akan digunakan dalam arak-arakan.
Sebelum acara utama, Tim 16, yang terdiri dari 16 orang, melakukan gladi untuk memastikan kesiapan segala sesuatunya.
Tim ini memiliki tugas penting untuk mengawal perjalanan rupang Dewa Kwan Kong dari klenteng menuju lokasi prosesi, hingga kembali lagi ke klenteng.
Antusiasme masyarakat juga sangat besar, dengan hampir seribu peserta yang terlibat dalam arak-arakan ini.
Mereka terdiri dari pengurus yayasan Klenteng Kwan Kong, panitia sembahyang tahunan, ibu-ibu Kwan Im Kok, muda-mudi, serta umat dan masyarakat umum.
Rangkaian prosesi Arak-Arakan Dewa Imlek 2576 akan dimulai pada pukul 13.00 WITA dan diperkirakan akan berlangsung selama dua jam.
Prosesi ini akan melalui sejumlah ruas jalan utama di Makassar, termasuk Jalan Sulawesi, Jalan Sangir, Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo, Jalan Ahmad Yani, Jalan Riburane, dan kembali lagi ke Jalan Sulawesi.
Setelah absen selama lebih dari satu dekade, prosesi sakral ini kembali digelar, dengan harapan membawa keberkahan dan semangat baru bagi masyarakat Makassar dan sekitarnya.(*)