TRIBUNSINJAI.COM. SINJAI SELATAN - Peternak di Kecamatan Sinjai Selatan, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan mulai panik.
Sebab sudah ada 56 ekor sapi di sejumlah desa terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
"Kami peternak panik dengan adanya PMK di kampung kami karena di sini sudah banyak ternak sapi mati," kata Jaya, peternak di Kelurahan Sangiasserri, Senin (27/1/2025).
Virus PMK sudah menyerang ternak warga sekitar satu bulan lalu.
Banyak warga yang bahkan menjual murah ternaknya.
"Daripada mati jika terkena PMK, makanya warga jual murah dari harga pada umumnya ternaknya," ungkapnya.
Jaya berharap agar Dinas Peternakan memaksimalkan pemberian vaksin PMK.
Sebab dampak dari PMK tersebut mempengaruhi kesejahteraan peternak di masa yang akan datang.
Apalagi di daerah itu hanya usaha ternak sapi yang bisa menyokong perekonomian.
Tanam padi diawal musim tanam tidak bisa diharap.
Sebab irigasi Apareng 1 belum rampung sampai saat ini.
Sehingga untuk bersawah dan panen sulit tercapai.
Petani di daerah itu hanya pakai air hujan untuk bersawah.
Terpisah pihak Dinas Peternakan Sinjai menyampaikan total ternak sapi yang sudah terkena PMK
Sekretaris Dinas Peternakan Sinjai, Charidjah mengatakan sebanyak 67 ekor sapi terjangkit PMK.
Dari jumlah tersebut tersebar di tiga kecamatan di Sinjai.
Sebanyak 56 ekor di Kecamatan Sinjai Selatan, 3 ekor di Sinjai Barat, dan 8 Ekor di Bulupoddo.
“Kasus ini ditemukan sejak tanggal 17 Januari 2025,” ujarnya.
Charidjah ungkap PMK di Sinjai berstatus siaga.
Tahun lalu PMK juga merebak di Sinjai.
Penyebaran penyakit itu dibawa oleh pedangan sapi dari Kabupaten Bone.
Ternak berpenyakit itu dijual ke Sinjai.
Puluhan ekor ternak di Sinjai dilaporkan mati(*)