"Kalau kasus yang ditangani banyak, banyak, karena setiap dia bersidang pasti saya temani," ucap Maryam saat menunggu proses autopsi jenazah Rudi di Ruang Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel, Jl Kumala, Makassar, Rabu (1/1/2025) siang.
Menurut Maryam, rata-rata kasus didampingi suaminya cukup besar, namun tidak ada yang melibatkan orang-orang besar.
"Semua sih besar, karena ada pidana dan perdata. Tidak (ada melibatkan orang-orang besar)," ucapnya dengan wajah sembab.
Sepengetahuan Maryam, selama menjalankan profesinya sebagai pengacara, Rudi tidak pernah bermasalah serius dengan orang.
"Tidak pernah, bapak itu orangnya sabar, tidak pernah cekcok sama orang walaupun orang agak anu sama dia, dia tetap senyum. Tidak pernah bermasalah sama orang setahu saya," kenangnya.
Maryam mengaku mengetahui persis karakter almarhum suaminya.
"Kalau pun dia anu (ada masalah), pasti dia sampaikan ke saya, ada masalah, pasti cerita sama saya," ucapnya.
Adapun kasus terakhir yang didampingi Rudi, lanjut Maryam, adalah tentang penyerobotan lahan. Kasus itu sedang bergulir di Polres Bone.
"Waktu hari Selasa (pekan lalu) jam 10 saya (sama Rudi) tinggalkan rumah ke Polres (Bone) untuk dampingi kasus penyerobotan lahan," ungkap Maryam.
Rudi saat itu menjadi pendamping hukum terlapor dalam kasus penyerobotan lahan.
Detik-detik Penembakan
Jenazah pengacara Rudi S Gani (49), yang diduga menjadi korban penembakan di Kabupaten Bone, diautopsi di Ruang Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel, Jl Kumala, Kecamatan Tamalate, Makassar.
Pantauan Tribun di lokasi, sejumlah keluarga dan kerabat almarhum berdatangan. Istri almarhum, Hj Maryam (45), juga hadir di depan ruang autopsi menunggu pemeriksaan personel Dokkes.
Wajahnya tampak sembab menangisi kepergian suami yang meninggal dengan cara tragis.
Maryam, bersedia menceritakan detik-detik dugaan penembakan terhadap suaminya, mengatakan bahwa saat kejadian, ia dan Rudi sedang berkumpul di rumah dengan sanak keluarga untuk makan bersama menyambut malam pergantian tahun.