Namun, bola justru dijalankan dengan cepat.
“Wasit mengatakan stop the game (hentikan permainan), saya kira kita tidak bisa mempercayai wasit. Namun, dengan kejadian ini saya kira tim akademi tidak bisa memasukkan gol seperti ini,” ujarnya.
Usai skor 1-1, ia mengambil resiko dengan memasang bek tengah, Yuran Fernandes dan Aloisio Soares bermain di depan untuk membalikkan keadaan.
Akan tetapi, anak asuhnya bermain lebih emosi dari pada menggunakan kepala (pikiran).
“Harusnya kita memberikan bola ke satu sisi, pada saat ada ruang memindahkan bola ke sisi yang lain. Namun kita tidak lakukan ini, kita sudah bicarakan sebelumnya untuk melakukan ini,” bebernya.
Di lain sisi, Persita mempunyai transisi cepat. Para pemainnya lupa kembali bertahan sehingga gol kedua Pendekar Cisadane dari transisi positif dilakukan.
“Dari dua peluang mereka miliki di babak kedua, mereka mencetak gol,” sebut pelatih berusia 44 tahun ini.
Bernardo Tavares menyampaikan, PSM Makassar mencatatkan sembilan peluang berbanding tiga peluang Persita.
Delapan peluang dimiliki timnya digagalkan oleh kiper Persita, Igor Rodrigues.
Selain itu, Laskar Pinisi menguasai bola lebih tinggi dari pada Persita.
“Kita punya possession ball lebih banyak, tapi saya kira possession ball yang tidak jelas,” ucapnya.
Ia pun mengatakan, kekalahan PSM ini menjadi kado Natal bagi Persita.
“Saya kira hari ini kita memberikan kado Natal kepada Persita. Saya ingin mengucapkan selamat kepada Persita karena mendapat tiga poin,” pungkas juru taktik asal Portugal ini. (*)