Sekilas tentang Sampetoding Fam Pengusaha Kaya Raya 4 Generasi, Pendiri Perusahaan Tambang

Editor: Sakinah Sudin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Annar Sampetoding (Instagram) dan putranya, Aaron Annar Sampetoding (Istimewa).Dalalm rilis Kepolisian Resort Gowa (Polres Gowa), Annar Sampetoding disebut membiayai produksi uang palsu di UIN Alauddin.

TRIBUN-TIMUR.COM – Inilah sekilas tentang Sampetoding, fam pengusaha empat generasi.  

Fam Sampetoding kini jadi perbincangan usai pengusaha Annar Salahuddin Sampetoding disebut terlibat dalam kasus uang palsu di UIN Alauddin.

Dalam rilis kepolisian resort Gowa ( Polres Gowa ), Annar Salahuddin Sampetoding disebut sosok yang membiayai produksi uang palsu di UIN Alauddin. 

Rumah ASS di Jalan Sunu Makassar juga disebut sebagai lokasi awal pembuatan uang palsu sebelum akhirnya pindah ke Kampus II Alauddin Makassar. 

Beberapa hari usai namanya mencuat dalam kasus uang palsu UIN Alauddin, Annar Salahuddin Sampetoding akhirnya menyerakan diri ke Mapolres Gowa, Jl Syamsuddin Tunru, Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), Kamis (26/12/2024).

Pengusaha asal Toraja itu datang menyerahkan diri setelah 2 kali dipanggil penyidik Satreskrim Polres Gowa.

Annar Sampetoding pertama kali dipanggil polisi untuk diperiksa, Senin (23/12/2024), namun mangkir.

Polisi kemudian melayangkan panggilan untuk pemeriksaan kedua, Jumat (27/12/2024).

Annar akhirnya menyerahkan diri Kamis malam.

Demikian informasi diperoleh Tribun-Timur.com dari sumber di Polres Gowa.

Annar datang untuk menyerahkan diri pada pukul 19.00 Wita.

Ketua Umun DEIT (Dewan Ekonomi Indonesia Timur) dan mantan Wakil Ketua Umum Kadin (Kamar Dagang dan Industri) itu didampingi pengacaranya.

Sekilas tentang Fam Sampetoding

Sampetoding adalah fam pengusaha empat generasi.  

Sampetoding merupakan salah satu family dari Toraja. 

Usaha ini dimulai dari Jacob Sampetoding. 

Ia adalah pemilik PT Perusahaan Toradja (PT Perto) yakni perusahaan tambang nikel.

Usaha ini pun dilanjutkan oleh Siner Reysen Sampetoding.

Siner Reysen Sampetoding merupakan salah satu pengusaha konsesi hutan pertama di Indonesia.

Adapun Annar Salahuddin Sampetoding adalah komisaris dari Sulwood Group dan Siner Group, yang bergerak di bidang izin usaha pemanfaatan hasil hutan, properti dan perdagangan umum.

Siner Group memfokuskan sebagian besar operasinya pada industri berbasis sumber daya alam.

Siner Group dalam mengadopsi pendekatan yang terfokus pada sebagian besar kegiatannya, mengadopsi prinsip diversifikasi terkait dalam pengembangan bisnis.

Siner Group membangun kompetensi inti dalam industri sumber daya alam.

Siner Group unggul dalam tiga sektor bisnis utama, yaitu Perkebunan Hutan, Kelapa Sawit, dan Komoditas.

Selain itu, Siner Groumemiliki minat dalam sektor bisnis umum seperti Agensi Properti, Tur & Perjalanan, Penukaran Uang, Keuangan, Sumber Daya, dan Media Digital.

Saat ini, usaha ini dilanjutkan oleh anak Annar Salahuddin Sampetoding yang bernama Muhammad Aaron Annar Sampetoding.

Muhammad Aaron Annar Sampetoding pernah menjadi Ketua Umum Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Jakarta Pusat (2013-2017).

Ia sekarang adalah Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Daerah Hipmi Provinsi DKI Jakarta.

Ia juga banyak terlibat dalam organisasi usaha lainnya seperti APHI (Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia) dan juga KADIN (Kamar Dagang dan Industri Indonesia). 

Muhammad Aaron Annar Sampetoding adalah pendiri dari Yayasan Jakpus (Jakarta Pengusaha Sosial), yayasan sosialpreneur yang menawarkan gagasan dan solusi kewirausahaan dalam menyelesaikan masalah sosial seperti pengelolaan sampah, sanitasi masyarakat, gizi, edukasi kewirausahaan masyarakat yang kurang mampu dan peningkatan kemampuan usaha mikro kecil dan menengah.

Yayasan Jakpus mempunyai posko bank Sampah di daerah Petamburan Jakarta Pusat, dimana posko ini menjadi pusat pengumpulan barang bekas dan edukasi pemilahan sampah agar dapat menjadi produk bernilai jual ekonomi.

Keterlibatan ASS dalam Kasus Uang Palsu di UIN Alauddin

Diberitakan sebelumnya, Yudhiawan Wibisono mengatakan ada tiga sosok yang mempunyai peran sentral dalam kasus pabrik uang palsu di kampus II UIN Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulsel.

Diketahui, polisi telah menetapkan 17 tersangka sindikat uang palsu di UIN.

"Jadi mereka dibelakang 17 orang ini, perannya berbeda," kata Irjen Yudhiawan Wibisono dalam konferensi pers di Mapolres Gowa Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (19/12/2024).

"Tapi peran sentranya ada dari saudara AI, kemudian juga saudara S, ada juga saudara ASS," jelas Yudhi.

Yudhiawan Wibisono menjelaskan sebelum mesin pencetak uang palsu di Kampus UIN ditemukan, polisi lebih dahulu mendatangi rumah di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

Rumah tersebut adalah milik ASS.

"Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa," kata Irjen Pol Yudhiawan, dikutip Tribun-Timur.com.

Lanjut Yudhi, mulanya produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah ASS, di Jl Sunu 3, Kota Makassar.

"Awal pertama ditemukan di Jl Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar. Jadi, tadinya menggunakan alat kecil," sebutnya.

Alat yang ditemukan dalam Perpustakaan UIN Alauddin, kata Yudhi, dibeli seharga Rp 600 juta.

 Mesin cetak uang palsu yang diperkirakan berbobot dua ton itu, didatangkan langsung dari China lewat Surabaya.

"Alat besar itu senilai Rp600 juta di beli di Surabaya namun di pesan dari Cina, alat itu dimasukkan salah satu tersangka inisial AI ke dalam salah satu kampus di Gowa," jelasnya. (Tribun-Timur.com/ Sakinah Sudin/ Erlan Saputra/ Sayyid)

Berita Terkini