TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Phinisi Hospitality Indonesia (PHI) Group berbagi kasih ke anak-anak di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) Cabang Makassar, Sabtu (21/12/2024).

Bantuan dalam rangka menyambut Natal 2024 ini dihadiri keluarga besar Oikumene (Persekutuan Kristen) PHI Group, terdiri dari The Rinra, Claro, Dalton, Almadera, dan Mal Phinisi Point Makassar.

Kunjungan kasih tersebut dirangkaikan dengan ibadah singkat yang dipimpin oleh Pdt Vik Melinda J Mesakh.

Panitia Natal Oikumene PHI Group memberikan bantuan berupa uang tunai, peralatan kebutuhan dan bingkisan kepada pengurus bersama anak-anak di YKAKI.

Bantuan diserahkan langsung oleh CEO PHI Anggiat Sinaga, didampingi seluruh General Manager di setiap unit PHI Group.

Anggiat Sinaga memberikan apresiasi kepada ketua berserta pengurus YKAKI Cabang Makassar yang mayoritas muslim, mampu memberikan semangat di atas hidup anak-anak pengidap kanker.

“Indah dan luar biasanya Natal ketika melihat dan mengetahui bahwa ketua dan pengurus YKAKI tidak melihat identitas namun berdasar kasih, mengasihi sesama dan mengasihi tanpa batas,” kata Anggiat, dalam keterangannya.

Dalam kesempatan itu, Anggiat juga mengajak untuk saling mengasihi, dan bangun cinta kasih sesama.

“Jangan hanya melihat momentum, namun mengasihi dapat dilakukan setiap saat selagi nafas hidup masih ada dan masih diberikan kehidupan,” tuturnya.

Ketua YKAKI Cabang Makassar, Nurul Hijeriyati mengatakan bahwa pihaknya sangat syukur atas kehadiran PHI Group.

Ia menyebut, PHI Group bukan kali pertama meluangkan waktu mengunjungi YKAKI Makassar.

“Suatu semangat untuk pasien kami, mendapat kunjungan dari PHI Group, giat ini tentunya memberikan support dan semangat baru serta banyaknya yang peduli dan care sama kami,” katanya.

Nurul menambahkan bahwa saat ini sekitar 20 anak atau pasien yang hadir dan bergabung di YKAKI.

Anak-anak tersebut mulai dari usia 2 hingga 17 tahun.

Sementara latar belakang dari pengasuh di YKAKI sebagian besar merupakan tenaga pendidik atau guru.

“Sebagai penggiat sosial kami tidak pernah memandang latar belakang pasien, mulai dari agama hilang bentuk sosial lainnya,” tuturnya.(*)