Kapten Indonesia

Selamatkan Pejuang Devisa dari Narkoba Sejak sebelum Tinggalkan Tanah Air, Kerjasama Jadi Koentji

Editor: AS Kambie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Abdul Rauf Tera, Ketua Umum Komunitas Penyedia Temaga Kerja Indonesia atau KAPTEN Indonesia

Oleh: Abdul Rauf Tera
Ketua Umum Kapten Indonesia

TRIBUN-TIMUR.COM - Indonesia telah lama menjadi salah satu negara pengirim pekerja migran terbesar di dunia.

Ratusan ribu Pekerja Migran Indonesia atau PMI atau tenaga kerja Indonesia (TKI) diberangkatkan ke berbagai negara. 

Tujuan mereka, mencari penghidupan yang lebih baik, dan mengirimkan devisa bagi perekonomian negara. 

Namun, dibalik kontribusi besar mereka terhadap perekonomian nasional, pekerja migran Indonesia juga menghadapi berbagai tantangan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Salah satu tantangannya adalah ancaman penyalahgunaan narkoba. 

Oleh karena itu, sangat penting bagi para pekerja migran Indonesia untuk bebas dari narkoba sebelum mereka meninggalkan tanah air.

Dampak Penyalahgunaan Narkoba pada Pekerja Migran

Narkoba adalah masalah serius yang tidak hanya merusak kesehatan, tetapi juga dapat merusak masa depan individu, terutama bagi pekerja migran yang bekerja jauh dari keluarga dan tanah air. 

Penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan yang berbahaya, seperti kerusakan organ tubuh, gangguan mental, hingga risiko kematian akibat overdosis. 

Dalam konteks pekerja migran, masalah ini bisa semakin kompleks karena mereka bekerja di negara asing dengan peraturan dan budaya yang berbeda.

Selain dampak fisik, penggunaan narkoba juga bisa mempengaruhi kemampuan kerja dan kinerja mereka. 

Pekerja migran yang menggunakan narkoba akan mengalami penurunan produktivitas dan konsentrasi yang dapat berdampak buruk pada kualitas pekerjaan mereka. 

Dalam beberapa kasus, penyalahgunaan narkoba bisa menyebabkan masalah disiplin, seperti keterlambatan, absensi yang tinggi, dan bahkan pengunduran diri atau pemecatan dari tempat kerja. 

Jika seorang pekerja migran terjebak dalam gelimang narkoba, mereka juga berisiko dihadapkan pada masalah hukum yang serius, baik di dalam negeri maupun di negara tempat mereka bekerja. 

Beberapa negara tujuan pekerja migran Indonesia memiliki kebijakan yang sangat ketat terhadap narkoba, dengan hukuman mati sebagai sanksi bagi pelanggar.

Siapkan Mental dan Fisik Sebelum Berangkat

Bagi banyak pekerja migran Indonesia, keberangkatan ke luar negeri bukanlah perkara yang mudah. 

Mereka harus siap secara fisik, mental, dan emosional untuk menghadapi tantangan yang ada di negeri orang. 

Penyalahgunaan narkoba hanya akan menambah beban dan tantangan yang mereka hadapi. Sebelum berangkat, penting bagi pekerja migran untuk memastikan bahwa mereka dalam kondisi yang baik, tidak hanya dari segi kesehatan tubuh, tetapi juga mental.

 Penyalahgunaan narkoba dapat merusak stabilitas mental mereka, yang bisa berakibat pada kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru.

Pekerja migran yang bebas narkoba cenderung lebih memiliki kontrol diri yang lebih baik dan mampu menghadapi situasi yang sulit dengan lebih bijak. 

Ini sangat penting mengingat kondisi kerja di luar negeri yang sering kali tidak mudah, seperti jam kerja yang panjang, tekanan pekerjaan yang tinggi, dan ketidakpastian mengenai hak-hak mereka. 

Kesiapan mental dan fisik yang optimal akan membantu mereka mengatasi berbagai tantangan tersebut dengan lebih baik, tanpa harus tergoda untuk mencari pelarian lewat narkoba.

Tanggung Jawab Pemerintah dan Lembaga Terkait

Pemerintah Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam melindungi pekerja migran, baik sebelum keberangkatan, selama masa kerja di luar negeri, maupun setelah mereka kembali ke tanah air. 

Salah satu langkah yang dapat diambil adalah melalui pendidikan dan penyuluhan mengenai bahaya narkoba. 

Program-program penyuluhan ini seharusnya sudah dimulai jauh sebelum keberangkatan pekerja migran, bahkan saat mereka masih berada di desa atau kampung halaman. 

Selain itu, proses seleksi dan pelatihan pekerja migran harus dilengkapi dengan pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh, termasuk tes narkoba, untuk memastikan bahwa calon pekerja migran bebas dari narkoba.

Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI), yang dulu dikenal dengan nama Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), juga memiliki peran penting dalam hal ini.

KP2MI harus memastikan bahwa pekerja migran Indonesia mendapatkan pembekalan yang cukup mengenai potensi ancaman penyalahgunaan narkoba dan bagaimana cara menghindarinya.

 Di samping itu, KP2MI juga perlu bekerja sama dengan lembaga-lembaga internasional dan negara tujuan pekerja migran untuk memperkuat perlindungan terhadap pekerja migran Indonesia dari segala bentuk penyalahgunaan, termasuk narkoba.

Pentingnya Kolaborasi Antar Sektor

Penyelesaian masalah penyalahgunaan narkoba di kalangan pekerja migran bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan sektor swasta, masyarakat sipil, dan keluarga. 

Penyuluhan di tingkat masyarakat dapat membantu menciptakan kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga agar pekerja migran bebas narkoba. 

Keluarga juga memegang peran krusial dalam mendukung para pekerja migran agar tetap berada dalam jalur yang sehat dan jauh dari bahaya narkoba.

Di tingkat internasional, pemerintah Indonesia juga perlu menjalin kerjasama yang lebih erat dengan negara-negara tujuan pekerja migran, terutama yang memiliki kebijakan ketat terkait narkoba. 

Kerjasama ini penting agar para pekerja migran mendapatkan perlindungan yang maksimal dari potensi penyalahgunaan narkoba, serta dari permasalahan hukum yang bisa terjadi apabila mereka terlibat dengan narkoba di luar negeri.

Bangun Masa Depan Lebih Baik Bebas Narkoba

Pekerja migran Indonesia (PMI) adalah pahlawan devisa yang berkontribusi besar bagi perekonomian negara. 

Oleh karena itu, melindungi mereka dari bahaya narkoba merupakan langkah penting untuk menjaga keberlangsungan kontribusi mereka bagi keluarga dan negara. 

Pekerja migran yang bebas narkoba akan memiliki masa depan yang lebih cerah, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk keluarga yang mereka tinggalkan di tanah air.

Pekerja migran yang sehat, baik secara fisik maupun mental, akan lebih mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru, menjalankan tugas dengan baik, dan menghindari masalah yang dapat merugikan mereka.

 Oleh karena itu, penting bagi pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait untuk bekerja sama dalam memastikan bahwa para pekerja migran Indonesia bebas dari narkoba sebelum mereka meninggalkan tanah air. 

Upaya ini bukan hanya untuk melindungi mereka, tetapi juga untuk memastikan bahwa kontribusi mereka terhadap negara dapat berlangsung dalam jangka panjang tanpa terganggu oleh masalah narkoba.

Pentingnya pekerja migran Indonesia bebas narkoba sebelum meninggalkan tanah air tidak dapat dipandang sebelah mata. 

Penyalahgunaan narkoba dapat merusak kesehatan fisik dan mental pekerja migran, menurunkan kualitas kinerja mereka, dan memperburuk masalah sosial maupun hukum yang mereka hadapi di luar negeri.

 Oleh karena itu, kesiapan fisik dan mental pekerja migran sangat penting, dan salah satu langkah preventif yang dapat diambil adalah memastikan bahwa mereka bebas dari narkoba. 

Kerjasama antara pemerintah, masyarakat, lembaga pendidikan, dan keluarga menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pekerja migran Indonesia untuk tetap sehat, kuat, dan bebas dari penyalahgunaan narkoba. 

Dengan begitu, masa depan mereka dan keluarga mereka akan tetap terjaga, dan kontribusi mereka terhadap perekonomian nasional bisa terus berlanjut dengan lebIh optimal.(*)

Berita Terkini