TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR– Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Kasus DBD di Sulawesi Selatan (Sulsel) pada 2024 ini menunjukkan angka yang cukup tinggi.
Tercatat, hingga Oktober 2024 atau 10 bulan terakhir, jumlah kasus DBD mencapai 4.975 kasus.
Dari jumlah tersebut, anak usia 5-14 tahun mendominasi dengan 2.194 kasus.
Diikuti oleh kelompok usia 15-44 tahun dengan 1.844 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sulsel, Yusri Yunus, menjelaskan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingginya angka DBD tahun ini.
Salah satunya adalah perubahan iklim global.
“Insidensi kasus DBD dipengaruhi oleh iklim dan lingkungan. Secara umum, kasus DBD cenderung meningkat ketika curah hujan tinggi,” jelas Yusri pada tribun-timur.com, Selasa (12/11/2024).
Nyamuk Aedes aegypti cenderung berkembang biak di genangan air setelah hujan atau di tempat-tempat lembab dan gelap.
"Nyamuk ini juga lebih mudah beradaptasi dengan suhu tinggi," lanjutnya.
Dari total 4.975 kasus DBD, sebanyak 20 orang dilaporkan meninggal dunia.
Yusri mengingatkan, kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan adalah kunci utama dalam mengendalikan penyebaran nyamuk penyebab DBD.
Salah satu cara disarankan adalah dengan rutin membersihkan genangan air atau tempat lembab dan gelap yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk.
Menurut Kementerian Kesehatan, Aedes aegypti adalah nyamuk kecil dengan tubuh berwarna hitam pekat.
Nyamuk ini memiliki dua garis vertikal putih di punggung dan garis-garis putih horizontal pada kaki.