Baca berita sebelumnya: • Terminal Baru Bandara Sultan Hasanuddin Harapan Baru buat Pariwisata Sulsel
Laporan jurnalis Tribun-Timur.com Kaswadi Anwar, Siti Aminah
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, transformasi digital di Indonesia mengalami percepatan yang signifikan.
Berbagai kebijakan dan program strategis diluncurkan untuk mendukung akselerasi digitalisasi, baik di sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga pelayanan publik.
Transformasi ini dianggap sebagai langkah krusial dalam meningkatkan daya saing nasional di tengah pesatnya perkembangan teknologi global.
Salah satu pencapaian penting adalah pembangunan infrastruktur teknologi yang masif.
Pemerintah berkomitmen memperluas akses internet ke seluruh pelosok Indonesia melalui Proyek Palapa Ring, yang juga dikenal sebagai "tol langit."
Proyek ini memungkinkan akses internet cepat di daerah-daerah terpencil, menjembatani kesenjangan digital antara perkotaan dan pedesaan.
Dengan infrastruktur ini, lebih banyak wilayah di Indonesia dapat terhubung ke jaringan global, membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal.
Dalam dunia bisnis, transformasi digital juga membawa perubahan besar.
Pemerintahan Jokowi mendorong sektor UMKM untuk memanfaatkan platform digital melalui program Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital dan digitalisasi UMKM.
Transformasi digital juga membuka peluang baru bagi para pelajar, pengajar, dan lembaga pendidikan untuk mengadopsi pendekatan yang lebih fleksibel, inovatif, dan inklusif.
Teknologi digital telah menjadi pilar utama dalam modernisasi sistem pendidikan.
Mallsampah
Kemajuan teknologi dimanfaatkan dengan baik oleh pemuda asal Makassar, Adi Saifullah Putra dalam mengelola sampah.
Adi membuat urusan sampah lebih mudah melalui aplikasi layanan sampah, Mallsampah.
Kehadiran Mallsampah membuat pengelolaan sampah berada di ujung jari.
Mallsampah adalah sebuah layanan jual beli atau daur ulang sekaligus edukasi sampah dan lingkungan.
Adi mengatakan dengan kemudahan akses internet sekarang, Mallsampah lebih mudah diakses.
Semua orang pun bisa mempelajari pengelolaan sampah yang benar dan berdampak pada lingkungan.
Sebelumnya orang sulit mencari informasi atau akses mengelola sampah.
"Dengan Mallsampah punya akses terjangkau, apalagi menggunakan teknologi," kata CEO Mallsampah ini saat dihubungi Tribun-Timur.com, Selasa (8/10/2024).
Menurutnya, sebelum ada Mallsampah, pengelolaan sampah dilakukan secara konvensional lewat bank sampah atau pemulung.
Namun, masyarakat tak punya akses informasi ke fasilitas terdekat, jenis sampah bisa dikelola dan harga sampahnya berapa.
Dengan teknologi dibangun, masyarakat bisa dapat informasi jelas.
Bisa datang ke fasilitas terdekat, sampahnya dijemput atau ditentukan jadwalnya.
"Akses masyarakat lebih mudah," tuturnya.
Adi menyebut, Mallsampah diciptakan sebagai sosial bisnis membawa dampak di masyarakat.
Seperti memberdayakan pemulung tradisional dan kemudahan akses kelola sampah bagi masyarakat.
"Ini sebenarnya menjadi tanggungjawab pemerintah. Pemerintah lebih proaktif, bisa bermitra dengan lembaga seperti kami ini. Jadi bisa saling mendukung satu sama lain," tandasnya.
Kopitani
Co-Founder Kopitani, Arif mengatakan, akses jaringan internet sangat berperan penting bagi pelaku startup mengembangkan bisnis.
Utamanya dalam memasarkan produk lebih luas lagi.
Selain itu, modal dikeluarkan lebih sedikit karena tak perlu lagi sewa lokasi.
"Sangat memudahkan berjualan karena lewat internet, peluang untuk memulai bisnis dengan modal terbatas tetap bisa berjalan," katanya saat dihubungi Tribun-Timur.com, Selasa.
Kopitani merupakan perusahaan rintisan yang memiliki misi peningkatan kesejahteraan dan produksi kopi bagi petani kopi yang memadukan antara offline dan online, dan dari hulu ke hilir.
Arif menyampaikan, Kopitani berperan pengembangan usaha, pemberdayaan dan edukasi.
Kopitani buat pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk petani, bagaimana peningkatan kualitas kopinya.
Dari situ Kopitani membantu branding untuk pemasaran ke masyarakat lewat digital marketing.
"Kita bantu pemasaran, bagaimana jual produk digital, manfaatkan media sosial dan kreativitas," sebutnya.
Ia mengaku mitra Kopitani sampai saat ini lebih seratusan dan memiliki macam-macam produk.
Mitra ini tersebar di seluruh Indonesia, kebanyakan di Indonesia bagian timur.
Mereka ada memakai brand kopi sendiri lalu dibantu pemasarannya, ada pula pakai brand Kopitani dan dipasarkan.
"Jadi ke mitra bersifat bagaimana dia bisa jadi pengusaha kopi. Mindsetnya itu berwirausaha di bidang online itu, cara memasarkan," ucapnya.
Arif mengaku, produk mitra Kopitani memiliki pasar yang luas dengan akses jaringan internet.
Ada yang sampai Kepulauan Morotai, Maluku Utara, Kepulauan Yapen, Papua dan Aceh.
"Andai kata hanya offline sulit menjangkau lokasi-lokasi tersebut," pungkasnya mengatakan.
Tanio
Bagusnya akses internet saat ini sangat membantu pelaku usaha rintisan (startup).
Mereka memanfaatkan platform digital untuk memasarkan produk dimiliki.
Salah satunya startup Tanio yang produknya hasil pertanian organik.
Direktur Tanio, Muh Ilmi Ikhsan Sabur mengatakan, keberadaan Tanio untuk atasi masalah pertanian organik di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Salah satu masalah petani organik adalah kesulitan menjual hasil pertaniannya dibandingkan hasil pertanian konvensional.
Petani organik susah berkembang karena akses pasar terbatas.
"Dilakukan Tanio coba manfaatkan teknologi internet, utamanya digital marketing untuk bisa pasarkan produk pertanian organik," katanya, Selasa.
Untuk sekarang, sebut dia, produk dimiliki Tanio adalah beras merah organik diambil dari petani Kabupaten Bulukumba dan Malino, Kabupaten Gowa.
Pihaknya pun membantu para petani organik mendapat sertifikasi organik, sehingga ada value dan legalitas dalam pemasaran.
Hasil produk petani pun langsung dibeli lalu dikemas dengan baik kemudian Tanio memasarkan.
Pria akrab disapa Ilmi ini mengatakan, dalam memasarkan produk dipadukan dengan kemampuan digital marketing untuk menjangkau pasar.
Biasa dipasarkan melalui media sosial Facebook maupun lewat WhatsApp.
Bagi konsumen yang memesan bisa di antarkan langsung.
Cuma sampai sekarang pengantaran baru meliputi Kota Makassar dan beberapa wilayah Kabupaten Maros serta Kabupaten Gowa.
Dengan di antarkan langsung, konsumen tak perlu lagi ke supermarket untuk berbelanja.
"Petani lebih jelas pasarnya dan konsumen lebih mudah dapatkan produk organik, tak perlu ke supermarket. Jadi bisa sama-sama menghemat," tuturnya.
Ilmi menyebut, penjualan dengan berbasis digital sangat membantu.
Pihaknya bisa menjelaskan konsumen terkait produk beras merah yang dijual dan manfaatnya.
Penjualan pun bisa lebih cepat dari pada di supermarket, karena barang hanya diam.
"Kalau ada WhatsApp kami jelaskan produk, kalau tertarik dan memesan kita langsung antarkan produknya," jelasnya.
"Lebih cepat dari pada di supermarket, karena hanya dikasi diam saja barang," tambah Ilmi.
Kemudian metode pemasaran dengan testimoni konsumen yang disebar di medsos Tanio membuat produk lebih dikenal.
"Dengan begitu sangat membantu pelaku usaha coba media digital untuk pasarkan produk lebih mudah," pungkas Ilmi. (*)
Belajar online
Transformasi digital di bidang pendidikan memudahkan tenaga pendidik dalam menjalankan metode pengajaran yang efektif.
Tuntutan penggunaan teknologi ditambah dengan infrastruktur jaringan yang mumpuni menambah kepercayaan diri para guru dalam mengenalkan inovasi teknologi pembelajaran pembelajaran kepada peserta didik.
Salah satu guru di UPT SPF SD Inpres Mallengkeri Bertingkat, Mentari Jati Pratiwi menyampaikan, transformasi digital pada bidang pendidikan merupakan hal yang positif.
Hadirnya digitalisasi memudahkan guru dalam mengakses materi pembelajaran dan konten-konten pendidikan menarik dan variatif.
Metode ini dipastikan membuat peserta didik lebih termotivasi dan tidak mudah bosan akan materi pembelajaran yang Itu-itu saja.
Misalnya penggunaan teknologi artificial intelligence (AI) yang memudahkan peserta didik dalam belajar dan mengakses informasi.
"Sangat penting. Banyak hal yang menjadi manfaat digitalisasi dalam pendidikan, kemudahan mengakses materi memungkinkan guru/pendidik dalam berbagi konten maupun perangkat pembelajaran," ucap Mentari kepada Tribun-Timur.com, Rabu (9/10/2024).
Selain itu, digitalisasi juga membantu dalam pengarsipan konten secara virtual (softfile) yang penyimpananannya membutuhkan tempat (secara fisik) lebih luas lagi.
Kendati begitu, peran guru atau pendidik tidak kalah penting, kemunculan teknologi tidak dapat menggantikan peran guru dengan sepenuhnya.
Kebebasan mengakses informasi tanpa terkontrol bisa saja membuat peserta didik tidak mampu membedakan mana konten pembelajaran yang baik ataupun tidak.
"AI memang dengan canggihnya mampu mengatasi masalah apapun, namun pembelajaran tentang moral dan etika tidak akan dapat tergantikan yang diperankan guru sebagai pendidik dan role model. Jadi, menurut saya model yang cocok adalah blended learning," tuturnya.
Hal sama disampaikan oleh salah satu guru di Brilliant School Makassar, Endang Sri Wahyuni.
Menurut Endang, transformasi digital di bidang pendidikan penting karena dapat menawarkan model belajar yang berbeda dan menarik.
Di sisi lain, perlu pendampingan dalam menggunakan teknologi bagi peserta didik dalam proses belajarnya.
Jangan sampai kecanduan terhadap teknologi membuat beberapa keahlian siswa menjadi tidak lagi terasah akibat digitalisasi pendidikan.
"Contohnya kemampuan menulis rapi dan cepat atau dalam pembelajaran matematika siswa banyak tdk hafal perkalian. Jangan sampai siswa menjadi ketergantungan gadget, bisa mengetik cepat tapi dalam hal menulis menjadi kurang, atau ketergantungan memakai kalkulator yg akhirnya membuat siswa menghafal perkalian dasar jadi sulit," paparnya.
Pembelajaran hybrid menjadi metode yang dinilai tepat untuk mengasah kemampuan dasar siswa namun juga tetap mengerti pemanfaat teknologi.
Metode konvensional dengan bantuan digitalisasi dipercaya bisa meningkatkan efektivitas belajar hingga 90 persen.
"Di satu sisi digitalisasi dapat mempermudah proses belajar, guru jadi lebih kreatif dalam menyediakan bahan ajar. Tetapi disisi lain banyak siswa yang dengan mudah menyontek jawaban di internet, tanpa mau bersusah payah untuk menganalisis masalah, atau tugas yang diberikan," tuturnya.(*)
Baca berita selanjutnya: • Nelayan Sejahtera, Ekonomi Sulsel Tumbuh