TRIBUN-TIMUR.COM - Senator asal Sulawesi Selatan, Tamsil Linrung didapuk sebagai Wakil Ketua DPD RI periode 2024-2029 mendampingi Sultan Bachtiar Najamudin.
Tamsil terpilih setelah dilakukan pemilihan secara paket dalam rapat paripurna pemilihan Ketua DPD RI di Gedung Nusantara V kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10) malam
Selain Tamsil, ada nama GKR Hemas, dan Yorrys Raweyai.
GKR Hemas terpilih dari dapil Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan Yorrys Raweyai Dapil Papua Tengah.
Tamsil Lirung merupakan kader PKS. pada periode 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019, Tamsil merupakan anggota DPR RI.
Baca juga: Drama Pemilihan Ketua DPD: Sultan Najamuddin Nyaris Adu Jotos La Nyalla, Tamsil Linrung Wakil Ketua
Pada periode yang lalu, Tamsil sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Badan Anggaran DPR-RI. Pada periode ini, Tamsil menjadi anggota DPD RI dan terpilih menjadi Wakil Ketua DPD RI.
Nama Tamsil Linrung dipilih lantaran, selain karena suara yang diraih saat Pemilu 2024 lalu cukup tinggi yakni, 455.789 suara, juga karena ia merupakan petahana yang dianggap memiliki pengalaman di parlemen.
Selain Tamsil Linrung, ada juga legislator Sulsel yang mendapat posisi penting di DPR RI. Ia adalah Meity Rahmatia dari PKS. Meity dipilih sebagai bendahara fraksi PKS DPR RI.
Pemilihan Ketua DPD RI dan wakil ketua DPD RI menggunakan sistem paket pada periode ini.
Paket Sultan Bachtiar Najamudin melawan petahana La Nyalla Mahmud Mattalitti.
Pemilihan sempat berlangsung alot.
Setelah melalui pemungutan suara, paket Sultan Bachtiar Najamudin berhasil mengalahkan La Nyalla Mahmud Mattali.
Dalam rapat tersebut, terdapat dua kubu yang mencalonkan paket pimpinan DPD periode 2024-2029.
Paket pertama diketuai Sultan Najamudin, dengan calon wakil ketua yakni GKR Hemas, Yorrys Raweyai, dan Tamsil Linrung.
Paket kedua, yakni diketuai La Nyalla Mattalitti dengan calon wakil ketua di antaranya Nono Sampono, Elviana, dan Andi Muhammad Ihsan.
Kubu Sultan memenangkan pemilihan Ketua DPD RI dengan cara voting dari anggota DPD RI yang hadir dalam sidang rapat paripurna.
Dia memperoleh suara sebesar 95 suara.
Sementara itu, La Nyalla hanya mendapatkan 56 suara. Total, ada 151 anggota yang mengikuti pemilihan Ketua DPD RI tersebut.
Rapat paripurna pemilihan Ketua DPD RI kali ini sempat diwarnai kericuhan.
La Nyalla dan Sultan sempat hampir adu jotos karena saling berebut menduduki pucuk pimpinan.
Momen itu terjadi saat pembagian formulir dukungan 25 persen sebagai syarat maju paket pimpinan DPD.
La Nyalla tampak maju ke tengah ruang sidang, lalu Sultan juga menyusul ikut. Dia tampak menunjuk-nunjuk ke arah La Nyalla.
Sejumlah anggota DPD juga tampak menghampiri ruang tengah sidang. Beberapa di antaranya menghadang Sultan.
Di tengah perdebatan itu, La Nyalla tampak menghampiri meja pimpinan sidang sementara.
Sultan juga sempat berusaha menghampiri La Nyalla di meja pimpinan sidang.
Namun, beberapa senator melerainya.
Sultan pun akhirnya kembali ke tempat duduknya dengan mimik wajah yang tampak marah.
Senator Kelaparan
Suasana ruangan rapat Nusantara V di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Rabu (2/10) sore berubah riuh tepuk tangan.
Momen itu terjadi saat ratusan senator DPD RI menggelar rapat penentuan calon pimpinan MPR RI untuk periode 2024-2029.
Riuh tepuk tangan itu menggema setelah anggota DPD RI asal Papua Tengah, Eka Kristina Yeimo, menyampaikan curahan hatinya soal minimnya perhatian terhadap para senator yang tengah menggelar rapat.
Bahkan, sejumlah anggota DPD RI sampai mengacungkan jempolnya untuk curahan hati yang disampaikan oleh Eka Kristina.
Eka Kristina bersama ratusan senator dari seluruh tanah air itu harus menahan rasa lapar dan haus saat mengikuti rapat dalam penentuan pimpinan DPD RI pada hari kemarin.
Bahkan, perempuan yang sempat menjadi Dosen FKIP-Prodi Geografi Universitas Cendrawasih itu meyakini curhatan hatinya juga menjadi isi curhatan hari ratusan senator DPD RI lainnya.
Awalnya, DPD RI mengagendakan menggelar rapat pembahasan calon pimpinan MPR RI dari unsur DPD RI pada hari ini Rabu (2/10) pada pukul 17.00 WIB.
Berdasarkan pengamatan Tribunnews di lokasi, hingga pukul 17.00 WIB, seluruh anggota DPD RI belum sepenuhnya berkumpul di ruangan sidang di Nusantara V. Satu persatu mereka datang di tengah rapat berlangsung.
Berdasarkan absensi yang dilihat di pintu masuk ruangan Nusantara V, banyak anggota DPD yang tidak hadir tepat waktu.
Ketua Kelompok DPD RI pun membuka rapat. Namun, sesaat rapat dibuka, ‘hujan instrupsi’ kembali menghiasi rapat kali ini.
Para senator meminta agar pembahasan pimpinan MPR RI dari unsur DPD RI dimulai usai salat magrib. Mengingat, akan terjadi skor jika pembahasan dimulai pada pukul 17.00 WIB.
Ketua Kelompok DPD pun menyepakati interupsi para senator agar memulai rapat pembahasan pimpinan MPR RI dimulai pada pukul 19.00 WIB.
Setelah kesempatan dilanjut pada pukul 19.00 WIB, Senator Anna Latuconsina meminta agar dalam masa skor hingga pembukaan rapat, unsur Kesekjenan DPD RI menyiapkan semua peralatan administrasi pemilihan pimpinan MPR RI.
Sehingga, para senator masuk ruang rapat tidak ada menunggu fotocopy dan sebagainya.
“Mengingat tadi malam kita hampir subuh, berada di ruangan ini karena keterlambatan proses pemilihan mengalami kendala administrasi,” kata Anna.
Selanjutnya, Eka Kristina Yeimo menyampaikan interupsi kepada Ketua Kelompok DPD RI. Dia pun mencurahkan hati soal minimnya perhatian kepada anggota DPD RI saat rapat pemilihan pimpinan DPD RI pada Selasa (1/10) malam.
Di mana, rapat tersebut berlangsung pada pukul 19.00 WIB hingga pukul 04.30 WIB pada Rabu (2/10).
Eka mengaku sampai kelaparan saat mengikuti persidangan DPD RI itu.
“Di sini kita mau sampaikan, kemarin itu kita dari jam 7 sampai jam 4.30. Kalau bisa ini saya mau pertanyakan kemarin itu kami sampai lapar sekali ya. Sampai keluar lapar sekali, mohon maaf,” ujar Eka.
Eka pun turut menyampaikan bahwa seharusnya disiapkan makan dan minum bagi para anggota DPD RI yang akan mengikuti rapat maupun bersidang dalam pemilihan pimpinan MPR RI dari unsur DPD RI.
“Apakah itu kita sebentar itu lihat waktu ya, boleh disiapkan makanan. Kalau sudah lewat dari jam tolong diperhatikan itu,” sambung dia.
Mendengar apa yang yang disampaikan Eka, ratusan senator DPD RI pun memberikan tepuk tangan.
Sehingga, ruang Nusantara V menjadi meriah. Terlihat juga dari sebagian anggota DPD RI terlihat tersenyum sambil memberikan acungan jempol untuk Eka.