Sosok Rachmat Kaimuddin Anak Makassar Peluang Jadi Menteri Prabowo, Letting AHY SMA Taruna Nusantara

Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rachmat Kaimuddin dan Prabowo Subianto. Rachmat Kaimuddin berpeluang menjabat menteri Kabinet Prabowo - Gibran.

TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok M Rachmat Kaimuddin lulusan SMA Taruna Nusantara.

M Rachmat Kaimuddin berpeluang mengisi jabatan menteri kabinet Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) Taruna Nusantara disebut-sebut akan mengisi kabinet Prabowo Subianto.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo menyebut ada sekitaran empat orang jebolan SMA Taruna Nusantara akan mengisi jabatan menteri.

SMA Taruna Nusantara menjadi satu dari sekian contoh sekolah yang mencetak anak bangsa berprestasi.

Baca juga: Bocoran Jebolan SMA Taruna Nusantara Bakal Isi Jabatan Menteri Kabinet Prabowo - Gibran, AHY Aman

Apalagi salah satu menjadi perhatian Prabowo Subianto mengisi pos menteri adalah pendidikan.

SMA Taruna Nusantara menjadi satu dari sekian contoh sekolah yang mencetak anak bangsa berprestasi.

"Sekolah Taruna (Nusantara) ini luar biasa. Nanti jadi sumber jenderal-jenderal itu sekolah di Magelang. Saya dengar akan jadi ada beberapa sekolah lagi di Bandung, di Malang, Sumatera juga ada, di Makassar juga?" tutur dia.

Siapa M Rachmat Kaimuddin?

M Rachmat Kaimuddin lahir di Makassar, 15 April 1979 adalah seorang konsultan manajemen, ahli keuangan, eksekutif puncak, dan pejabat pemerintah Indonesia.

Sebelum jadi Presiden Komisaris PT Vale ia merupakan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi di Kemenko Maritim dan Investasi.

Rachmat diketahui mengemban tugas sebagai Technology Sustainability Development Special Adivisor.

Tugasnya yakni memberikan laporan kepada Menko Marves.

Ia mulai dikenal publik saat menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO) Bukalapak sejak 6 Januari 2021 hingga 28 Desember 2021.

Rachmat meraih gelar BSc dari Massachusetts Institute of Technology dan gelar MBA dari Stanford Graduate School of Business.

Ia mengawali kariernya di perusahaan konsultan manajemen dan ekuitas, seperti Boston Consulting Group dan Baring Private Equity Asia.

Dari 2014 hingga 2018, ia menjabat Direktur PT Bosowa Corporindo, merangkap Managing Director PT Semen Bosowa Maros dan Komisaris Bank Bukopin yang mayoritas sahamnya dimiliki Bosowa.

Selanjutnya, ia menjabat Direktur Keuangan dan Perencanaan Bank Bukopin sejak Mei 2018 hingga Januari 2021, ketika ia ditunjuk oleh Achmad Zaky sebagai CEO Bukapalak.

Rachmat Kaimuddin mengenyam pendidikan di SMA Taruna Nusantara periode 1994–1997, seangkatan dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Ia tercatat pernah mewakili Indonesia dalam ajang Olimpiade Kimia Internasional (/IChO) di Vancouver, Canada.

Kelak, ia dipercaya oleh almamaternya sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara (Ikastara) periode 2014–2017.[9]

Tamat SMA, Rachmat melanjutkan kuliah ke Massachusetts Institute of Technology, Boston, Amerika Serikat (AS) dan meraih gelar BSc bidang teknik listrik pada 2001.

Setelah itu, ia menyabet gelar MBA bidang administrasi bisnis di Stanford Graduate School of Business pada 2008

Kisah Rachmat Kaimuddin Saat Ditanya Ibunya Soal Bukalapak

Chief Executive Officer atau CEO Bukalapak.com Tbk (BUKA), Rachmat Kaimuddin (42), bercerita soal pekerjaan di bidang e-commerce dalam dua tahun terakhir.

Cerita ini dikemukakan alumnus Massachusetts Institute of Technology (Bsc) dan Stanford Graduate School of Business (MBA) ini, saat bertandang ke kantor Tribun-Timur.com.

Rachmat Kaimuddin berkisah, sebelum bergabung di raksasa unicorn e-commerce global asal Indonesia ini, ibunya Andi Harliah Patunru (66), bertanya soal pekerjaan barunya di perusahaan dangan 6,6 juta pelapak dan 8,7 juta Mitra Bukalapak itu.

Pelapak adalah individu atau kelompok orang yang menjual produknya di Bukalapak, sedangkan Mitra Bukalapak adalah penjual offline beberapa kategori produk yang ada di Bukalapak.

"Saya ini (ibarat) pengelola pasar-ji, Ma (mama). Yang atur ukuran lapak, jaga kebersihan pasar, atur biar transaksi pedagang dan pembeli tetap adil, dan tidak saling merugikan," kata Rachmat Kaimuddin menjelaskan kerja barunya sebagai pengganti Achmad Zaky, CEO Bukalapak, per 2020 lalu.

Perumpamaan pengelola pusat transaksi pelapak atau  "mandor pasar" ini digunakan putra ketiga dari empat saudara ini.

Sebab ibunya sejak awal tahun 1990-an, menjadi single parent dengan jadi pedagang dan tukang cicil pakaian di kerabat, sahabat, dan tetangganya di Jl Mappaouddang, Kecamatan Mamajang, selatan Kota Makassar.

Hingga sebelum pandemi, bisnis jualan pakaian itu masih dijalankan sang ibu dari rumah.

Kaimuddin Bausat, sang ayah, meninggal saat Rachmat Kaimuddin duduk di bangku kelas I SMP.

Rachmat Kaimuddin pun lalu bercerita tentang tantangan baru jabatannya setelah Bukalapak resmi melantai di bursa efek Indonesia, atau Initial Public Offering (IPO), awal Agustus 2021 lalu.

Alumnus SMA Taruna Nusantara ini menjelaskan hingga Juni 2021, perusahaan yang dia kelola sudah bermitra dengan 8,7 juta pelapak level UMKM di Indonesia.

Sejak IPO, Bukalapak tercatat sabagai perusahaan unicorn pertama di Indonesia yang melantai di bursa.

Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, saat IPO di BEI, mengatakan BUKA adalah perusahaan startup teknologi unicorn pertama yang tercatat di BEI.

Bahkan, kata Inarno Djajadi, belum pernah ada perusahaan yang mampu menghimpun dana sebesar BUKA.

“Dengan jumlah dana yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp21,9 triliun, menjadikan IPO Bukalapak sebagai yang terbesar dalam sejarah bursa saham Indonesia,” kata Djajadi.

Bukalapak kini terus mendapat tingkat kepercayaan yang cukup tinggi dari para investor, terhadap pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia.

 

 

Berita Terkini