Manusia Silver

Manusia Silver dan Anak Jalanan Kembali Menjamur di Maros Sulsel, Dinsos: Tumpahan dari Makassar

Penulis: Nurul Hidayah
Editor: Sukmawati Ibrahim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampakan manusia silver di lampu depan MPP Maros, Sulsel, Rabu (4/9/2024).

Setelah badut boneka, kini menjamur manusia silver dari ragam kalangan, mulai dari anak-anak, pemuda, hingga lansia. 

Baru-baru ini, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Makassar menemukan beberapa orang mampu berkedok pengemis. 

Plt Kepala Dinas Sosial Kota Makassar, Andi Pangerang Nur Akbar mengatakan, banyak fakta-fakta unik ditemukan berdasarkan asesmen saat dilakukan penjaringan. 

Misalnya, manusia silver yang sering beraksi di Jl Sungai Saddang, pendapatannya mencapai Rp8 juta per bulan. 

Manusia silver tersebut merupakan wanita inisial H (26). 

"Mereka terus terang pendapatannya di jalanan besar, bahkan dari sebulan bisa dapat Rp8 juta per bulan walaupun mereka sistemnya berkelompok tapi nominalnya cukup besar," ucap Andi Pangerang Nur Akbar via telepon, Selasa (23/4/2024). 

Dinsos juga menemukan seorang wanita berkedok pengemis membawa sejumlah nota pembelanjaan emas di tasnya. 

Emas-emas yang dibelinya diakui hasil dari kegiatan mengemis.

Bahkan hampir setiap bulan pengemis itu membeli emas. 

"Berarti dari sisi kebutuhan dia sudah tercover kebutuhan sehari-hari nya baik permakanan maupun sandang. Artinya kebutuhan primer yang utama sudah tidak dipikirkan lagi," sebutnya. 

"Dia ke jalan hanya mencari penghasilan tambahan dan investasi di emas karena kami temukan nota-notanya, saya lihat tiap bulan ada nota pembelian emasnya. Walaupun beragam ada yang dia punya lima gram sampai di atas itu,"sambung mantan Camat Panakkukang ini. 

Temuan lainnya, seorang anak inisial S menjalankan peran sebagai badut jalanan. 

Ia mengakui penghasilan dari kegiatan itu mencapai Rp800 ribu per hari. 

Atas beberapa temuan di atas, Pangerang berharap masyarakat tidak asal memberi bantuan kepada anak jalanan gelandangan dan pengemis yang menjamur di jalanan. 

Tindakan memberi uang di jalanan justru membuat para pengemis semakin malas untuk mendapat pekerjaan dengan cara yang benar. 

Halaman
123

Berita Terkini