Seminar Internasional 4 Ethos 4 Jusuf

Belajar 4 Ethos Bugis-Makassar, Prof Zudan: Hal Positif Bagi Generasi Muda

Penulis: Faqih Imtiyaaz
Editor: Saldy Irawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PJ Gubernur Sulsel Prof Zudan Arif

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Prof Zudan Arif Fakrulloh begitu serius menyimak Seminar Internasional '4 Ethos, 4 Jusuf' di Kampus Unhas pada Senin (2/9/2024).

Sebagai orang kelahiran Jawa, Prof Zudan mengaku banyak belajar tentang 4 ethos Bugis-Makassar.

Diskusi ini pun disebutnya sangat berguna bagi generasi muda di Sulsel.

Sebab 4 Jusuf selama ini jadi representasi karakter dan prinsip suku Bugis-Makassar

"Banyak hal positif bisa dipetik generasi muda dari 4 Ethos, 4 Jusuf orang Sulsel yang punya karya luar biasa. Bahkan memiliki manfaat sampai saat ini," jelas Prof Zudan

"Ini berguna sekali untuk diterapkan generasi," lanjutnya.

Bahkan Prof Zudan mendapat hadiah khusus dari Pemerhati Budaya dan Penyusun Kamus Bugis - Inggris - Indonesia Douglas Laskowske.

Prof Zudan mendapat kamus Bugis - Inggris - Makassar yang diserahkan langsung Douglas.

Seminar Internasional "4 Ethos, 4 Jusuf"  mengulas Syeh Jusuf, Jenderal Jusuf, Jusuf Habibie dan Jusuf Kalla menjadi representasi tokoh hebat Bugis-Makassar.

Dalam prinsip dan karakter Bugis-Makassar dikenal empat entitas berbeda.

Ada Tau Panrita atau kaum cendekia, Tau Sugik dikenal orang kaya, Tau Mapparenta atau penguasa serta Tau Massege disebut pemberani.

Dari empat entitas ini, melahirkan prinsip dan karakter seorang Bugis-Makassar yang Malempu (Jujur), Warani (Berani), Macca (Cerdas) dan Sugik (Kaya).

Diskusi dibuka oleh ulasan 4 orang tokoh terkait budaya Bugis-Makassar.

Ada Guru Besar FIB Unhas Prof Nurhayati Rahman, Antropolog School of Humanities and Social Science Tokyo Metropolitan University Prof Mokoto Ito.

Lalu ada Pemerhati Budaya dan Penyusun Kamus Bugis-Inggris-Indonesia Doughlas Laskowske serta Diplomat Afrika Selatan sebagai Dubes untuk Amerika Serikat 2010-2015 Ebrahim Rasool.

Sementara itu, Empat Jusuf akan diulah oleh empat tokoh berbeda.

Syekh Jusuf diulas Sejarawan dan Birokrat Indonesia Dr Anhar Gonggong.

Jenderal Jusuf bakal dibahas oleh Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla.

Lalu Jusuf Habibie diulas oleh anaknya, Dr-Ing Ilham Akbar Habibie.

Sementara tokoh Jusuf Kalla diceritakan oleh Prof Hamid Awaluddin, Mantan Menteri Hukum dan HAM RI.

Siri' Na Pacce Sebagai Nilai Tertinggi dan Agung

Siri' Na Pacce, nilai hidup masyarakat Bugis - Makassar.

Hal ini diulas mendalam Guru Besar FIB Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Nurhayati Rahman sebagai nilai hidup suku Bugis-Makassar.

"Nilai itu sesuatu tinggi dan agung," jelas Prof Nurhayati Rahman.

Prof Nurhayati menyebut nilai hadir dalam setiap hidup kelompok masyarakat.

Bukan hanya bugis, bahkan dibelahan bumi manapun.

"Nilai Bentuknya abstrak, Siapa yang pernah liat siri'? Tidak ada karena itu ada dalam mindset manusia Sulsel," lanjutnya.

Nilai juga disebutnya menjadi universal, sebab diakui masyarakat global.

Berbicara soal Siri', Prof Nurhayati tak menampik adanya nilai tersebut dalam masyarakat Jawa, Sunda atau suku lainnya.

Namun selalu ada titik yang membedakan dalam impelementasi di masyarakat.

"Apa yang bedakan, kalau itu diintegrasi jadi bagian struktur kebudayaan bangsan. Konsep kejujuran lempu, awarangeng. Itu ada di Jawa, Sunda dan lainnya, Tapi cara aplikasikannya beda," lanjutnya.

Nilai tertinggi masyarakat Bugis-Makassar disebutnya Siri' Na Pacce.

Dijelaskan, Siri' mengajarkan hidup dengan penuh harga diri.

"Tapi disisi lain, betapa pun tinggi martabat kalau tidak memiliki pacce sangat tidak bermakna," kata Prof Nurhayati.

Bukti Siri' dalam dunia bisnis, kala persaingan usaha berlangsung dengan ketat dan adil.

Masyarakat Bugis-Makassar disebutnya senang bersaing.Apalagi dalam berdagang.

"Tapi begitu solidaritas bicara, kata orang bugis nyawapun saya pertaruhkan. Semakin baik budi seseorang, semakin jujur, adil maka makin tinggi kadar siri sesorang," jelasnya.

 

Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz

Berita Terkini