Seminar Internasional 4 Ethos 4 Jusuf

Jenderal Jusuf Murka dan Gebrak Meja Depan Presiden: Bohong! Tidak Benar Semua! Saya Ini Orang Bugis

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Menteri Pertahanan dan Keamanan dan mantan Panglima ABRI, Jenderal TNI (Purn) Andi Muhammad Jusuf Amir

Pada suatu malam, kata Atmadji, Soeharto mengumpulkan sejumlah pejabat tinggi di Jalan Cendana, kediamannya.

Pertemuan ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan masalah kenegaraan.

Mereka yang dipanggil menghadap antara lain Mensesneg Soedharmono, Sekkab Moerdiono, Asintel Hankam Letjen Benny Moerdani, Mendagri Amir Machmud dan Jusuf.

Dalam pertemuan itu Amir Machmud membuka suara tentang adanya suara-suara mengenai kopopuleran Jusuf.

Diungkit pula tentang isu ambisi politiknya.

Dengan demikian, hal itu perlu ditanyakan langsung kepada yang bersangkutan. 

Tiba-tiba Jenderal Jusuf menggebrak meja dengan tangannya.

“Bohong! Itu tidak benar semua!,” kata dia dengan suara keras.

“Saya ini diminta untuk jadi Menhankam/Pangab karena perintah Bapak Presiden. Saya ini orang Bugis. Jadi saya sendiri tidak tahu arti kemanunggalan yang Bahasa Jawa itu. Tapi saya laksanakan perintah itu sebaik-baiknya tanpa tujuan apa-apa!”. 

Dalam rapat tersebut, Jenderal Jusuf pun membela diri dengan mengatakan bahwa dia hanya mencoba menjalan perintah sebaik-baiknya.

Murka Jenderal Jusuf membuat semua orang yang hadir di ruangan kaget. Mereka terdiam.

Belum pernah ada orang yang berani menggebrak meja di hadapan Presiden Soeharto.

Pak Harto yang lantas memecah kekakuan itu.

Dengan nada dalam, The Smilling General itu menyudahi rapat. 

“Sudah, sudah! Karena suasana tidak memungkinkan lagi, rapat kita akhiri sampai sekian saja,” ujarnya.

Halaman
1234

Berita Terkini