TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU-Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan ikut menanggapi cacar monyet atau monkeypox.
Petugas medis di Bulukumba sempat menemukan seorang terduga terkena cacar monyet.
Namun setelah diuji lab di Makassar pasien tersebut dinyatakan negatif.
Saat kasus ini dilaporkan para medis langsung respon cepat.
Pihak Rumah Sakit Sulthan dg Radja dan Dinas Kesehatan melakukan penelusuran di lapangan dan dilakukan pengambilan spesimen.
Selanjutnya dibawah bimbingan dr Youke, Kepala BBLKM dr. Irene dan Subdit PIE Kemenkes dan diperintahkan untuk sampel segera dibawa ke Makassar.
Setelah dibawa sampelnya di Makassar untuk diperiksa diketahui hasilnya negatif.
" Kesimpulan akhir dari kasus ini adalah discarded negatif dari cacar monyet," kata Kepala Dinas Kesehatan Bulukumba, dr. Amrullah, Selasa (27/8/2024).
Pasien yang semula diduga cacar monyet, telah dipulangkan ke rumahnya.
Cacar monyet ini adalah penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis).
Virus monkeypox merupakan anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae.
Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar Smallpox) dan virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar Smallpox).
Terbaru, Cacar Monyet mulai terindikasi masuk di Indonesia.
Seperti disampaikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat kasus konfirmasi
Periode Agustus 2024, Monkeypox mencapai 88 kasus di Indonesia.
Sebanyak 87 kasus diantaranya sudah dinyatakan sembuh.
Lantas bagaimana dengan Sulsel?
Untuk Sulawesi Selatan sendiri, Dinas Kesehatan (Dinkes) belum mencatat adanya kasus Monkeypox.
"Kondisi di Sulsel belum ada laporan positif adanya monkeypox," tegas Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Sulsel Yusri pada Senin (26/8/2024).
Gejala Cacar Monyet
Yusri pun membagikan macam-macam Gejala Monkeypox.
Diantaranya Demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, lemas.
Lalu pembengkakan kelenjar getah bening di leher ketiak atau selangkangan,ruam atau lesi kulit.
Masa inkubasi Monkeypox selama 6 sampai 13 hari.
Adapun rata-rata saat ini 5 sampai 21 hari.
Ruam biasanya dimulai dalam satu hingga tiga hari sejak demam pertama kali.
Ruam atau lesi pada kulit berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar.
Lalu menjadi melepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah kemudian mengeras atau keropeng terakhir rontok
Ruam cenderung terkonsentrasi pada wajah, telapak tangan dan telapak kaki.
Biasanya ruam juga dapat ditemukan di mulut, alat kelamin dan mata
Diketahui Monkeypox dapat menular dari hewan ke manusia melalui kontak fisik dengan hewan terinfeksi.
Utamanya pada hewan pengerat atau primate.
Terkait penyebarannya, virus ini menyebar dari orang ke orang melalui kontak erat dengan seseorang yang memiliki ruam.
Termasuk interaksi melalui kulit ke kulit, mulut ke mulut, mulut ke kulit serta kontak seksual.
Yusri pun berharap masyarakat Sulsel untuk tetap tenang menyikapi kasus ini.
"Kami berharap tidak usah terlalu panik dalam menyikapi kondisi ini," lanjutnya.
Sebagai upaya pencegahan, Kemenkes telah melakukan surveilans di seluruh fasilitas Kesehatan,
Lalu melakukan penyelidikan epidemiologi bersama komunitas dan mitra HIV/AIDS.
Kemenkes juga menetapkan 12 laboratorium rujukan secara nasional untuk pemeriksaan Mpox, serta melakukan pemeriksaan WGS. (*)