Kepala Bidang Fasilitas Kepabeanan dan Cukai, Kanwil DJBC Sulbagsel, Alimuddin Lisaw menjelaskan, capaian penerimaan ditopang oleh peningkatan penerimaan Bea Masuk yang signifikan sebesar 49,07 persen yoy.
“Ini akibat pertumbuhan impor bayar yang melonjak tajam, dan bea keluar sebesar 74,38 persen yoy sebagai kompensasi pemenuhan permintaan yang sempat tertunda akibat tingginya harga ekspor kakao,” jelas Alimuddin.
Sementara itu, penerimaan cukai tumbuh negatif 22,28 persen yoy, pengaruh dari produksi tembakau yang terkoreksi 25,35 persen yoy.
Hal ini disebabkan adanya penyesuaian tarif cukai pada tahun 2024. (*)