TRIBUN-TIMUR.COM - Anies Baswedan terancam jadi penonton di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta.
Anies Baswedan terkena prank dua partai pendukungnya.
Yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Nasdem.
Padahal PKB, PKS, dan Nasdem pernah menyatakan dukungan kepada Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta.
Belakangan, PKB, PKS, dan Nasdem berkhianat dari Anies Baswedan.
Baca juga: Resmi PKB Usung Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta 2024! Anies Baswedan dan PDIP Ditinggal Sendiri
PKB, PKS, dan Nasdem mengalihkan dukungan kepada Ridwan Kamil di Pilgub DKI Jakarta.
Ketiga partai tersebut memilih menghadiri deklarasi Ridwan Kamil-Suswono untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2024 di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (19/8/2024).
Ketiganya sudah resmi bergabung dengan KIM Plus untuk mendukung duet Ridwan Kamil-Suswono.
Hanya PDIP partai pemilik kursi DPRD Jakarta yang tidak ikut mendukung Ridwan Kamil-Suswono.
Jumlah 15 kursi PDIP tidak cukup untuk mengajukan calon tanpa berkoalisi dengan parpol lain.
Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, tidak kaget peluang Anies Baswedan maju Pilgub Jakarta hilang.
Menurut Burhan, Anies Baswedan semestinya menyiapkan skenario terburuk apabila tidak mendapat partai pengusung.
"Masalahnya Anies enggak punya skenario atau plan B, misalnya jalur perseorangan enggak disiapkan termasuk plan lain misal masuk ke partai untuk memudahkan usaha mencari kendaraan," ungkap Burhan, Senin (19/8/2024).
Anies lanjut Burhan, seharusnya juga tidak cuma pasrah mengandalkan partai politik.
"Anies kan enggak bisa mengontrol orang lain. Yang dia bisa kontrol dirinya dan timnya, dan itu sekarang sudah telat," katanya.