TRIBUN-TIMUR.COM - Inovasi Telkomsel telah membawa berkah bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di berbagai wilayah Indonesia.
Berkat kehadiran Telkomsel selama 29 tahun, sejumlah inovasi, solusi dan layanan membuat sejumlah pihak mendapatkan keuntungan, termasuk UMKM.
Pelaku UMKM kini menggunkan jaringan Telkomsel (Indihome) untuk memasarkan produknya lewat online.
Hal itu dibuktikan dengan meningkat drastisnya omzet UMKM di sejumlah wilayah.
Vice President Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel, Saki H Bramono menceritakan, seorang pelaku UMKM yang mendapat keuntungan besar lewat online.
Pelaku UMKM itu adalah pelanggan setia Telkomsel.
"Ada cerita pengusaha ayam panggang. Awalnya sebelum memasarkan produk lewat online, omzetnya tidak terlalu meningkat," kata Saki di hadapan 450 peserta Media Gathering di Telkomsel Smart Office (TSO) , Jl Gatot Subroto, Kuningan Barat, Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2024).
Selain Saki, Direktur Utama Telkomsel Nugroho, Vice President Technology Strategy and Consumer Product Innovation, Ronald Limoa dan Vice President Corporate Strategy, Innovation, Sustainability and Marketing Telkomsel, Endra Diputra juga hadir sebagai pembicara atau narasumber.
Namun pada saat Telkomsel membangun Base Transceiver Station (BTS) dengan 4G, pelaku UMKM tersebut mulai memanfaatkan jaringan.
Pelaku UMKM itu pun mengubah strategi pemasaran dan menambah jenis produknya.
"Setelah jaringan 4G kami bangun, UMKM itu ikut mengubah bisnis itu. Dia jual ayam, lalu perluas bisnis ke jual kopi," kata Saki.
UMKM itu gencar memasarkan produknya lewat online dengan menggunakan jaringan Telkomsel.
Hasilnya, UMKM itu meraup keuntungan melimpah.
Jumlah pelanggan terus bertambah, khususnya kalangan anak muda.
"Anak muda berkumpul dan menggunakan jaringan (Telkomsel) yang dipasang oleh pelaku UMKM itu," kata dia.
Selain pesan produk UMKM itu, anak muda tersebut berdatangan lantaran ingin menggunakan produk Telkomsel.
Jaringan Telkomsel digunakan untuk game online lantaran tidak lalod alias lambat loading.
"Setelah pasang produk Telkomsel, banyak anak muda yang datang main online, belajar. Mereka juga pesan makanan dan minuman," kata dia.
Akhirnya, usaha UMKM tersebut terus berkembang hingga omzet naik berkali-kali lipat dibanding sebelum gunakan produk Telkomsel.
Saki mengatakan, kehadiran Telkomsel untuk memberikan manfaat bagi sejumlah pengguna.
"Kami juga mengambil peran meningkatkan usaha lokal. Telkomsel mendorong perekonimian Indonesia," kata dia.
Ia menyebut kecepatan internet 30 mbps sangat berpengaruh bagi para penggunanya, mulai game online hingga pemasaran.
Hal tersebut disampaikan berdasarkan penelitian salah satu universitas terkemuka di Indonesia.
Telkomsel mengajak pelaku UMKM untuk berliterasi sehingga tidak ketinggalan informasi penting.
Jaga Bumi
Selain berperan tingkatkan omzet UMKM, Telkomsel juga memiliki sejumlah keunggulan lain, diantaranya daur ulang sampah plastik.
Telkomsel ini membuat terobosan baru untuk menjaga bumi.
SIM Card (Subscriber Indentity Module Card) atau yang lebih sering kita sebut kartu SIM adalah bahan daur ulang Telkomsel.
"Semua jenis Sim Card kami daur ulang jadi batako. Bisa dipakai membangun," ujar Saki.
Sim Card adalah kartu kecil yang biasanya ditempatkan di dalam ponsel atau gadget.
Kartu ini fungsinya membantu ponsel pelanggan agar bisa dipakai di jaringan seluler.
Dengan SIM Card, pengguna bisa bikin panggilan, mengirim pesan, hingga mengakses data buat berbagai keperluan.
SIM Card terdiri dari beberapa jenis, ada yang Mini-SIM, Micro-SIM, dan Nano-SIM.
Ukurannya berbeda-beda supaya menyesuaikan dengan gadget kita.
Fyi, SIM Card pertama kali muncul pada tahun 1991 dan diciptakan oleh Hermann Giesecke dan Alphose Devrient.
Mereka mengembangkan kartu ini melalui perusahaan yang terlah berdiri sejak tahun 1852 di Kota Munich, Jerman.
Ketika SIM Card pertama kali diciptakan, ukurannya terbilang cukup besar mirip dengan kartu kredit atau KTP.
Ukurannya kira-kira sekitar 85,60 milimiter, lebarnya 53,98 dan ketebalannya 0,76 millimeter.
Tapi, seiring berkembangnya zaman dan semakin canggihnya teknologi, SIM Card dirancang semakin mengecil seperti yang sekarang.
Sebagian besar SIM Card terbuat dari plastik yang namanya polikarbonat.
Plastik jenis ini dipilih karena kuat dan lebih tahan benturan dibanding jenis plastik lain.
Jadi, walaupun SIM Card sering dimasukkan dan dikeluarkan dari ponsel setiap hari, akan tetap awet dan tidak mudah rusak.
Meskipun SIM Card bentuknya kecil, tapi kalau tidak didaur ulang dengan benar, dapat menyumbang masalah pada limbah plastik.
Jika banyak SIM Card yang dibuang begitu saja, limbah plastik pasti akan menumpuk.
Sangat tidak disarankan jika kita membuang SIM Card sembarangan tanpa didaur ulang karena bisa menimbulkan dampak negatif buat lingkungan jika tidak dikelola dnegan baik.
Terutama, kalau bahan-bahan dalam kartu tersebut tidak terurai dengan baik.
Saat ini, diperkirakan bahwa Indonesia menghasilkan sekitar 200 juta SIM Card baru setiap tahunnya.
Tentu dampak limbah bekas kartu ini berkontribusi pada masalah polusi lingkungan yang bisa mengganggu keberlangsungan bumi kita.
Mengurangi dampak negatif dari limbah kemasan dan cangkang SIM Card, Telkomsel melakukan daur ulang.
Telkomsel mengambil peran terdepan untuk mendorong pengelolaan limbah kemasan dan cangkang SIM Card.
Berkolaborasi dengan PlusTik dalam mengatasi masalah pengelolaan limbah, Telkomsel melalui program Telkomsel Jaga Bumi berusaha menyediakan solusi untuk setiap limbah bahan plastik yang berasal dari kemasan dan cangkang SIM Card bekas pakai.
Baik itu kemasan cangkang SIM Card dari Telkomsel sendiri maupun operator yang ada di mitra outlet reseller (pedagang pulsa) yang bekerja sama dengan Telkomsel.
Semuanya akan didaur ulang untuk menjadi produk baru yang tidak hanya sekali pakai seperti smartphone holder dan pavement blocks.
Kemudian, hasil daur ulang tersebut nantinya akan didistr`ibusikan kembali ke outlet-outlet reseller dan dapat digunakan untuk ponsel yang mereka display.
Lalu, produk pavement blocks hasil daur ulang SIM Card ini juga bisa jadi bahan material untuk pengerjaan pembangunan atau renovasi jalan.
Inisiatif Telkomsel Jaga Bumi membuktikan bahwa setiap tindakan, sekecil apa pun dapat memberikan dampak besar terhadap lingkungan.
Dengan daur ulang SIM Card, Telkomsel tidak hanya mengurangi jumlah limbah plastik yang mencemari lingkungan, tetapi juga menciptakan produk baru yang bermanfaat.
Melalui program Telkomsel Jaga Bumi, kita semua diajak untuk ikut serta dalam menjaga kelestarian bumi.
"Yuk, terus dukung program seperti ini, karena upaya kecil kita bisa berdampak besar buat bumi dan masa depan," lanjut Saki.
Tanam Mangrove
Telkomsel juga punya program lain yang sedang berjalan.
Program itu yakni tanam Mangrove.
Kini sudah 15.000 pohon mangrove ditanam di berbagai daerah di Indonesia.
Tanam mangrove itu melibatkan sejumlah pelanggan Telkomsel.
"Mangrove itu dari pelanggan Telkomesel yang tukar poin. Pelanggan tukar poin dengan pohon mangrove," kata Saki.
50 poin bisa ditukar satu pohon.
"Kami bangga, ternyata pelanggan Telkomsel sangat peduli dengan kondisi bumi. Mereka lebih memilih tukar poin dengan mangrove," kata dia.
Perbaiki sekolah
Selain alam, ternyata Telkomsel juga peduli dengan pendidikan anak bangsa.
Sejumlah sekolah di Indonesia telah diperbaiki atau direnovasi.
Hal itu dilakukan Telkomsel supaya murid atau siswa dapat belajar dengan tenang.
"Telkomsel juga sudah perbaiki sejumlah sekolah yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia," ujarnya.
Ia yakin, fasilitas memadai akan menunjang prestasi siswa.
Bukan hanya sebatas mengawal siswa untuk berprestasi, Telkomsel sampai memikirkan nasib mahasiswa yang telah lulus kuliah.
Telkomsel juga mengambil peran, supaya mahasiswa yang baru selesai bisa dapat pekerjaan.
Caranya, Telkomsel membina hingga memberikan sertifikasi kepada mahasiswa tersebut.
Serfifikasi itu bisa menjadi alat penunjang saat mencari kerja.
"Selain sekolah, Telkomsel juga telah melatih dan memberikan sertifikasi, supaya mahasiswa itu bisa kerja setelah lulus kuliah," ujarnya. (*)