Jusuf Kalla

Jusuf Kalla: Partai yang Menjadi Oposisi adalah Kecelakaan

Editor: Muh Hasim Arfah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

"Situasinya sama dengan Golkar hari ini, dapat 12 persen di pemilu 2019 dan bertambah menjadi 16 persen di pemilu 2024 karena saat Golkar di pemerintahan, termasuk berhasil meningkatkan ekonomi yang baik," imbuhnya.

Selain itu, kata JK, untuk menjadi partai pemenang, maka image partai harus terjaga dengan baik. Salah satunya adalah para petinggi partai tidak pernah bermasalah dengan hukum.

"Contohnya saat ketua golkar Setyo Novanto masuk penjara, image orang jadi jelek dan popularitas partai turun," papar pria kelahiran Bone, Sulawesi selatan ini.

Lebih jauh, JK memaparkan bahwa demokrasi dulu dan sekarang sangat berbeda.

Jika dulu, demokasinya adalah memilih orang baik.

Namun saat ini dengan demokrasi yang lebih terbuka, masyarakat lebih memilih orang yang populer.

"Di Indonesia saat ini banyak artis-artis yang terpilih karena dia popular, walapun mungkin tidak mengerti politik," katanya lagi.

Olehnya itu, JK memberikan kunci utama agar sebuah partai bisa tetap menjadi pemenang dan dipilih kembali oleh masyarakat.

Ia menyebut, jika partai tersebut berada di pemerintahan, maka harus menjalankan pemerintahan dengan baik. Selanjutnya partai tidak boleh elitis.

"Partai turun karena elitis, padahal suara paling banyak dari kalangan bawah. Kemudian, bagi partai pemerintah apabila ingin berkembang maka pemerintah harus baik. Jika baik maka pada pemilu yang akan datang pasi akan kembali dipilih," pungkasnya.(*)

Berita Terkini