TRIBUN-TIMUR.COM- Mata itu jendela hati.
Muhammad Yusran Lalogau (32), tak kuasa menahan air mata usai resmi dikukuhkan jadi doktor Ilmu Perikanan di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Jumat (26/7/2024) pagi.
Sejatinya, bola mata Bupati Pangkep itu sudah basah dan terlihat tertahan saat pembacaan naskah disertasi doktoral di mimbar promovendus di Aula Fakultas Kedokteran UMI.
"Terima kasih banyak orangtua yang sudah menyekolahkan dari SD, SMP, SMA hingga saya bisa doktor hari ini," kata Yusran sambil tersedak.
Dia terdiam, saat melanjutkan untaian terima kasih kepada kerabat, sahabat, dan orang dekatnya.
Baca juga: Contoh Kasus Penelitian Yusran Lalogau di Perairan Pangkep Bisa Jadi Rujukan Nasional
Namun, 30 menit kemudian, Prof Dr Sufirman Rahman, pimpinan sidang promosi doktor mengetuk palu, mata Yusran kian berair.
Tangisnya pecah, saat melihat dan dipeluk Adnan Muis RMS (52).
Adnan adalah Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Makassar.
Ia adalah adik kandung dari almarhum budayawan Sulsel, Asdar Muis RMS (1963-2014), ayah angkat Yusran.
"Saya masih lihat Aso itu seperti 30 tahun lalu. Spontan saya pegang pipinya, kami menangis," ujar Adnan kepada Tribun, usai seremoni pengukuhan.
Aso adalah nama kecil Yusran.
"Terima kasih Om Nanang selalu ada untuk Aso dan menjadi pengganti bapa" kata Yusran kepada Adnan.
Usia Jumatan, Yusran kembali menelpon Adnan. Tangis keduanya kembali pecah.
"Kami hanya menangis. Sampai saya tutup teleponnya karena tak tahan
dengar tangisannya," ujar Adnan kepada Tribun.
Adnan mengaku tak tahan mendengar tangisan Aso.
Adnan yang juga Ketua IKA Unhas Pangkep itu, lantas bercerita.
Dia mengaku ikut membersamai pembentukan karakter Aso, sejak sekolah TK dan SD di Jakarta.
"Saya saat itu, pendidikan di LAN Jakarta," ujar Adnan mengenang paruh awal dekade awal 1990-an.
Dengan berurai air mata, Adnan bercerita.
"Saya teringat 26 tahun, lalu bagaimana Om Nanang (Adnan) mengajarimu membaca dan berhitung. Sampai saat ini Om Nanang masih melihat Aso sebagai anak kecil berambut keriting yang terkadang saya harus mandikan saat Om Nanang mengambil Aso dari got karena dihukum oleh Bapakmu (Asdar Muis). Anakku Aso...Om Nanang bangga melihat pencapaian akademikmu..dan Biarkan Om Nanang seperti dulu tetap melihat mu sebagai Aso yg berambut keriting." ujar Adnan yang juga Ketua IKA Smansa Pangkep.
Yusran jadi anak angkat pasangan Asdar Muis dan Herlina, yang masih adik kandung almarhum ibunya. Hajjah Rosnaeni Binti Puang Tappu.
Ayahnya adalah Haji Syamsu A Hamid, adik kandung mantan bupati Pangkep, Syamsuddin A Hamid.
Yusran menyelesaikan TK dan separuh SD di Jakarta. SMP dan SMA diselesaikan di sekolah Islam Athirah Makassar.
Yusran menyelesaikan kuliah S1 di FAkultas Perikanan Unhas. Saat kuliah, Aso jadi agen kertas foto kopi di kampus Unhas.
Sejak empat tahun lalu, Yusran juga menjabat Ketua IKA Perikanan Unhas.
Konsisten, Aso menyelesaikan master perikanan di PPs UMI.
Raihan doktor "kepiting rajungan spermonde"
Penelitian disertasi doktoral Bupati Pangkep ini berjudul "Analisis Keberlanjutan dan Strategi Pengelolaan Rajungan (portunus sp) Perairan Kabupaten Pangkep"
Disertasi ini mengantar Muhammad Yusran Lalogau merengkuh gelar doktor dengan predikat Cumlaude.
Yusran lulus dengan IPK 3,98.
"Kalau kita lihat riwayat akademik bahwa (Yusran) menyelesaikan studi 2 tahun 11 bulan, kurang 5 hari pas 3 tahun," kata Rektor UMI Prof Sufirman Rahman.
"Tadi waktu majelis bermusyawarah saudara mencapai ipk 3,98. Nilainya semua A, tidak ada B dan C. Hanya ada A- satu," lanjut Sufirman, pimpinan sidang.
Bupati Yusran mempertahankan disertasi di hadapan tim penguji masing-masing, Prof Dr Ir Ambo Tuwo DEA, Prof Dr H Mansyur Ramli SE M Si, Prof Dr Ir Muhammad kasnir MSi, Dr Ir H Andi Tamsil MS, Dr Ir Asbar MSi, dan Dr Ir Rustam MSi.
Selain tim penguji, Yusran Lalogau juga didampingi promotor dan co-promotor, Prof Dr Ir Jayadi MP, Dr Ir H Abdul Rauf MSi, dan Prof Dr Ir Ihsan, M.Si.
Disertasi Yusran Lalogau meneliti salah satu sumber daya perikanan di Kabupaten Pangkep jenis Crustacea (rajungan).
Kepiting pantai ini nilai ekonomis penting dan jadi salah satu komoditas ekspor perikanan andalan Pangkep.
Hasil penelitian Yusran, ditemukan produksi rajungan di Kabupaten Pangkep yang mengalami trend penurunan dari tahun 2020 hingga 2022.
"Bahkan, status keberlanjutan rajungan di sini (Pangkep) termasuk kategori buruk/kurang dengan hasil indeks untuk dimensi ekologi sebesar 37.20 persen, dimensi ekonomi sebesar 44.76 persen, dimensi sosial sebesar 63.51 persen, dan hukum/kelembagaan sebesar 21.12 persen," paparnya dalam hasil penelitiannya.
Karena itu, prioritas kebijakan yang harus dilakukan pemerintah untuk keberlanjutan rajungan berdasarkan hasil analisis adalah pengembangan budidaya, restorasi populasi, alat tangkap yang selektif, ukuran minimal dan musim tangkap, diversifikasi mata pencaharian nelayan, kuota tangkap, pengembangan kawasan perlindungan laut, partisipasi masyarakat dan kelembagaan lokal, pengawasan hukum yang ketat, kolaborasi pihak berkepentingan, hingga perlunya edukasi pengelolaan rajungan berkelanjutan.
Selamat Yusran! (thamzil thahir)