Ia pernah tercatat sebagai jenderal bintang dua termuda Polri.
"Papanya Mas Brata pun dulu polisi yang hebat, jenderal bintang dua termuda dengan segudang prestasi," tulis akun instagram @ferdysambo_official.
Akun instagram @ferdysambo_official, mengungkapkan sejak awal kasus hukum ayahnya, Tribrata sempat terpuruk dan berhenti bersekolah.
Belakangan Tribrata berhasil bangkit kembali.
"Kalau bukan karena papa dan mama mas Brata orang hebat tidak mungkin anaknya berhasil meraih cita-cita di tengah penghakiman publik," tulis akun instagram @ferdysambo_official.
"Sewaktu Mas Wisjur banyak yang minta foto bareng, karena mereka tahu papa mas Brata ga sejahat dan sekeji yang media beritakan," tulis akun instagram @ferdysambo_official.
Pakar Soroti Seleksi Akpol NTT
Sementara Pakar Hukum Tata Negara Universitas Nusa Cendana Kupang, Dr. John Tuba Helan menyebut dugaan nepotisme pada tes calon taruna Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2024 di Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (Polda) NTT perlu diusut.
Ia mengusulkan Mabes Polri membentuk tim investigasi.
Menurut John, persoalan itu sudah menjadi sorotan publik.
Seleksi itu disebut sudah menyimpang dari ketentuan.
Pengajar pada fakultas hukum Undana ini berpandangan agar kuota untuk putra-putri daerah mestinya ditetapkan dalam aturan sehingga bisa dilaksanakan oleh panitia seleksi.
Berkaca dari masalah seperti ini, proses seleksi berlangsung terbuka sehingga siapapun, selama dia warga negara Indonesia, maka dibolehkan untuk mengikuti tes itu.
"Menurut saya karena ini sudah menjadi sorotan maka perlu dilakukan pemeriksaan atau investigasi dari Mabes Polri."
"Investigasi itu bisa membuktikan bahwa itu sudah sesuai aturan atau tidak, kalau tidak sesuai maka dikenakan sanksi yang ada," ujarnya, Selasa 9 Juli 2024.