Kedua, kepribadian Sudirman Said dinilai sangat bagus.
Prof Hamid Awaluddin mengatakan, pria kelahiran 16 April 1963 itu bukan sosok pribadi yang mencari musuh dan tak suka mencari gara-gara untuk popularitas semata.
Sudirman Said orangnya tenang, kalem, tidak suka panggung.
"Tipe ini yang kita mau. Bahwa penegakan hukum kita tidak jadi panggung sandiwara, tidak jadi panggung politik untuk popularitas sesaat," ucapnya.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Rusia ini melanjutkan, kelebihan Sudirman Said adalah tokoh pergerakan.
Sehingga sel-sel pergerakan sosial dikuasai.
Ini jadi penilaian ketiga, sehingga nantinya Sudirman Said dengan mudah mendapatkan laporan nanti dari masyarakat.
"Dia tokoh lembaga swadaya masyarakat (LSM). Hebatnya bukan LSM yang suka panggung. Makanya penegakan hukum bisa ke rel yang benar. Bukan dijadikan loudspeaker toa yang menggema suaranya," terangnya.
Alasan keempat, sebut Prof Hamid Awaluddin, Sudirman Said orang yang sangat jujur.
Ia sangat mengenal baik Sudirman Said saat melanjutkan pendidikan di Amerika Serikat.
Selain jujur, Master Bidang Administrasi Bisnis dari George Washington University, Washington, DC, Amerika Serikat itu juga sangat humble.
Dia bukan tipe kunci badan, sehingga penegakan hukum bisa kembali ke relnya karena dia tidak membabi buta cari orang untuk dihukum.
"Itu kan yang kita hindari. Mencari orang, mencari gara-gara untuk menghukum orang. Dia (Sudirman Said) bukan tipe itu," sebut Prof Hamid Awaluddin.
Di lain sisi, kata Prof Hamid Awaluddin, Sudirman Said bukan tipe orang mengisolasi diri dari orang.
Olehnya itu, pejabat maupun anggota DPR tak perlu takut jika nantinya Sudirman Said menjadi pimpinan KPK.