TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Penyelesaian persoalan Masjid Fatimah Umar yang hendak dijual pemiliknya akan dibantu oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sulsel.
Bangunan masjid seluas 381 meter terletak di Jl.Komp. BTN Makkio Baji, Bangkala, Kec. Manggala, Kota Makassar.
Baru-baru ini viral sebuah masjid dipasangi spanduk yang bertuliskan akan dijual sebesar Rp 2,5 miliar.
Pemilik bernama Hilda Rahman memang ingin menjual tanah yang diatasnya berdiri Masjid Fatimah Umar.
Setelah viral di sosial media, masyarakat tergerak hatinya untuk membebaskan lahan tersebut.
Pihak pengurus masjid dan Hilda telah berkomunikasi untuk mencari solusi.
Tapi Hilda kekeh ingin menjual masjid tersebut.
Solusi sementara masjid beraktivitas seperti biasa dengan spanduk yang terpajang.
Permasalahan ini pun dari pengurus masjid menyerahkan penyelesaiannya kepada DMI Sulsel.
Pengurus Masjid Fatimah Umar Baso Jalaluddin mengatakan penyelesaian masalah diserahkan ke DMI Sulsel.
Pihak DMI kemudian yang menjembatani antara negosiasi dengan pemilik dan masyarakat yang ingin donasi.
Hal ini tentu langkah yang paling aman.
Sehingga aktivitas masjid tetap bisa berjalan seperti biasa.
"Langkah pertama mediasi. Langkah terakhir diambil oleh Dewan Masjid Indonesia, mungkin itu kunci (solusi) terakhir," katanya saat ditemui, Selasa (16/7/2024).
Penyerahan itu juga mengingat banyak masyarakat yang ingin donasi.
Sehingga masyarakat yang ingin donasi akan diarahkan ke DMI.
Hal ini juga akan memudahkan donatur untuk menyalurkan donasinya.
Setelah viral, Masjid Fatimah Umar mendapatkan atensi publik.
Banyak masyarakat yang ingin membantu terutama berdonasi.
Bahkan selebgram ternama Fenny Frans asal Makassar ingin menyumbang Rp 1 miliar untuk pembebasan lahan masjid itu.
Agar donasi masyarakat terakomodir dengan baik DMI yang akan kelola demi selesainya masalah dengan baik.
"Adapun selebgram dan donatur diarahkan ke satu rekening DMI. Jadi akun-akun yang mau donoasi di (DMI) yang ambil alih. Kalau ada yang mau sumbang langsung saja ke DMI," jelas Baso Jalaluddin.
Permasalahan masjid ini sudah berlangsung sekira dua tahun belakangan.
Pihak pemilik tanah Hilda Rahman ingin menjual tanah dengan alasan butuh uang membangun pesantren di bilangan Jakarta.
Hilda memang sudah menetap di Ibukota.
Dalam mediasi tidak ada titik temu, Hilda kekeh hendak menjual asetnya tersebut.
Luas bangunan masjid 381 meter dan kelebihan tanah dibelakang bangunan lainnya 212 meter.
Semua itu dibanderol dengan harga Rp 2,5 miliar.
Baso Jalaluddin harap ada penyelesaian dari masalah itu.
Harapan terbesarnya bangunan dapat menjadi tanah wakaf yang bisa dinikmati masyarakat.
"Harapannya ada penyelesaian bebas dan memang bahwa mau diserahkan untuk hibah warga. Agar antara pemilik dan warga merasa adil," pungkasnya.
Donasi Kurir Langit Terkumpul Rp 80 juta.
Salah satu organisasi berbasis islam modern yaitu kurir langit membantu pembebasan lahan masjid tersebut.
Manager Baitul Maal Regional Sulsel Kurir Langit, Hasma Nur Qolby mengatakan bahwa komunikasi dengan pihak masjid sudah terjalin dua tahun lalu.
Sejak saat itu, kurir langit membantu dan menawarkan solusi agar masjid tidak dijual.
Setelah viral, masyarakat luas memberikan perhatian dan terpanggil untuk memberikan donasi.
Hasma Nur Qolby kembali mengunjungi pengurus masjid Fatimah Umar.
"Kita masih terus open donasi untuk membantu dan mencukupkan sesuai harga jual dengan pemilik," katanya saat ditemui di lokasi.
"Yang terkumpul sejak kemarin sampai pagi tadi kami cek dimutasi rekening sekora Rp 80an juta," jelasnya.
Dia meminta bantuan kepada seluruh warga Indonesia membantu pembebasan lahan masjid tersebut.
Menurutnya, masjid bukan saja tempat ibadah.
Tetapi banyak aktivitas lain yang terjadi di masjid.
Kurir Langit memandang masjid sebagai ruang sosial tempat berbagi ilmu maupun sedekah dari dermawan.
Masjid punya banyak manfaat selain solat.
"Minta bantu doanya dan semua yang tergerak untuk membantu," pungkasnya.
Laporan Kontributor TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR, M.Yaumil