Pada tahun 1978, Teuku Markam meninggal dunia dalam kesederhanaan. Kisah hidupnya yang penuh dengan patriotisme, dedikasi, dan pengorbanan untuk bangsa, kini terukir dalam sejarah Indonesia.
Teuku Markam adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang patut dikenang dan dihormati. Ia telah meninggalkan warisan yang tak ternilai, yaitu semangat juang dan patriotisme yang harus terus dikobarkan oleh generasi penerus bangsa.
Kontribusi Teuku Markam
Menyumbang 28 kilogram emas untuk melapisi lidah api di puncak Monas (75?ri total emas yang digunakan).
Aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan politik, mendukung program-program pemerintah untuk memajukan bangsa.
Menjadi contoh teladan dalam hal patriotisme, dedikasi, dan pengorbanan untuk bangsa.
Warisan Teuku Markam
Semangat juang dan patriotisme yang harus terus dikobarkan oleh generasi penerus bangsa.
Pengingat bahwa setiap individu memiliki potensi untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa, regardless of their background or circumstances.
Pentingnya menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan sosial.
Penutup
Kisah Teuku Markam adalah kisah inspiratif tentang seorang patriot sejati yang mendedikasikan hidupnya untuk bangsa. Kegigihan, kemurahan hati, dan pengorbanannya patut menjadi teladan bagi kita semua.
Mari kita teruskan semangatnya untuk membangun Indonesia yang lebih maju, adil, dan sejahtera.(*)
Artikel ini telah tayang di intisari.grid.id dengan judul: Sosok Penyumbang Emas di Monas: Kisah Patriotisme dan Tragedi Teuku Markam