Sementara Pengamat Sepak Bola Toni Ho menilai, kebijakan pembatasan gaji akan mengendalikan harga pemain sepak bola Indonesia.
Ia melihat selama ini harga pemain naik gila-gilaan.
Penyebabnya, pembinaan sepak bola tidak menghasilkan pemain bagus. Makanya, klub berusaha memperoleh pemainnya pilarnya meski harga tinggi.
"Karena pembinaan kita kurang menghasilkan stok (pemain) bagus, seandainya banyak stok bagus dari akademi, kita kelebihan pemain. Kalau jual mahal, langsung dilepas," tuturnya.
Pelatih berlisensi AFC Pro ini menyebut, kebijakan salary cap sebenarnya sudah pernah diterapkan di era Galatama.
Kala itu klub diwajibkan memberikan deposit ke PSSI.
Uang tersebut untuk membayar pemain yang menunggak gajinya.
Kalau pun tak ada permasalahan, uang deposito itu dikembalikan ke klub.
"Kalau klub tidak membayar pemain dari sini diambil uangnya. Jika mulus jalan sepanjang kompetisi uang kembali dengan bunganya," terang Toni Ho. (*)