TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pendemo Hari Buruh dan polisi bersitegang di pertigaan Jl AP Pettarani, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (1/5/2024) sore.
Tampak mahasiswa dan polisi juga adu mulut.
Awalnya, ratusan massa aksi ingin membakar ban di Jalan AP Pettarani menuju Andi Tonro, Makassar.
Namun, pihak kepolisian menghalangi massa aksi.
Kemacetan panjang tak terhindarkan.
Mahasiswa dan polisi pun adu mulut hingga saling dorong.
Ratusan massa aksi ini tergabung dalam dari aliansi Federasi Rakyat Demokrasi Makassar (Freedom).
Unjuk rasa ini dalam rangka memperingati Hari Buruh.
Jendral lapangan (Jendlap), Aliansi Freedom pun menenangkan massa aksi.
Begitu juga dengan pihak kepolisian terus mengimbau agar mahasiswa tidak membakar ban di titik tersebut.
Baca juga: 6 Tuntutan Aliansi Wija to Luwu Suisel di Hari Buruh
Berselang beberapa lama, adu mulut hingga saling dorong antara mahasiswa dan polisi pun redah.
Pengunjuk rasa pun kembali beroarasi.
Mereka menuntut upah para buruh disesuaikan dengan UMR Sulsel.
Sebab masih banyak perusahaan memberikan upah tidak sesuai UMP ataupun UMR.
Selain itu, mereka juga menuntut pendidikan gratis.
Ratusan Pendemo Tutup Jalan Pertigaan AP Pettarani Makassar Sulsel
Ratusan massa aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh di pertigaan Jl AP Pettarani, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (1/5/2024) sore.
Pantaun di lokasi, ratusan massa aksi menutup jalan berujung macet total.
Mereka juga membakar ban.
Silih berganti mereka menyuarakan aspirasinya.
"Hidup buruh, hidup Makassar, hidup rakyat," teriak salah seorang orator.
Unjuk rasa ini tergabung dari aliansi Federasi Rakyat Demokrasi Makassar (Freedom)
Menurutnya banyaknya permasalahan di Indonesia belum dituntaskan pemerintah.
Terutama, bagi para buruh di Indonesia khususnya di Makassar Sulsel.
Pengunjukrasa juga membentangkan spanduk hitam bertuliskan 'Pemerintah Gagal, Negara Hancur'.
Ada juga bertuliskan Pendidikan wajib gratis demokratis ilmiah
Sejumlah aparat kepolisian menjaga dan mengamankan unjukrasa ini.
Ada juga beberapa mengatur arus lalu lintas. (*)
Laporan TribunTimur. com, Sayyid Zulfadli