TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok Budi Gunawan satu-satunya jenderal bintang empat yang pernah menjabat Kepala Kepolisian (Kapolri).
Budi Gunawan bernasib tak mujur dibanding 23 Jenderal polisi pangkat bintang 4 lainnya.
Sejak tahun 1963, sudah 23 Jenderal bintang 4 yang memimpin Polri.
Jelang pelantikan Budi Gunawan, keributan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian terjadi.
Padahal secara kepangkatan, jenderal bintang empat itu sudah layak jadi Kapolri.
Namun usahanya untuk jadi Kapolri pupus.
Baca juga: Daftar 5 Alumni Akmil 1998 Pecah Bintang, Aulia Dwi Nasrullah Jenderal Termuda TNI
Baca juga: Profil dan Kehebatan 4 Akpol 1994 Letting Ferdy Sambo Pecah Bintang Dua, Jadi Kapolda Termuda
Jenderal Polisi adalah tingkat keempat atau tertinggi bagi perwira tinggi di Kepolisian Republik Indonesia.
Dikutip wikipedia, pangkat ini setara dengan Jenderal pada militer.
Tanda kepangkatan yang dipakai adalah empat bintang.
Jenderal Polisi disandang oleh Kapolri atau Tri Brata 1 (TB 1).
Berikut daftar Kapolri dengan pangkat Jenderal polisi empat bintang di pundak sejak tahun 1963.
1. Jenderal Polisi Soetjipto Danoekoesoemo 30 Desember 1963 - 8 Mei 1965
2. Jenderal Polisi Soetjipto Joedodihardjo 9 Mei 1965 - 15 Mei 1968
3. Jenderal Polisi Hoegeng Imam Santoso 15 Mei 1968 - 2 Oktober 1971
4. Jenderal Polisi Mohamad Hasan 3 Oktober 1971 - 24 Juni 1974
5. Jenderal Polisi Widodo Budidarmo 26 Juni 1974 - 25 September 1978
6. Jenderal Polisi Awaluddin Djamin 26 September 1978 - 3 Desember 1982
7. Jenderal Polisi Anton Soedjarwo 4 Desember 1982 - 6 Juni 1986
8. Jenderal Polisi Mochammad Sanoesi 7 Juni 1986 - 19 Februari 1991
9. Jenderal Polisi Kunarto 20 Februari 1991 - 05 April 1993
10. Jenderal Polisi Banurusman Astrosemitro 6 April 1993 - 14 Maret 1996
11. Jenderal Polisi Dibyo Widodo 15 Maret 1996 - 28 Juni 1998
12. Jenderal Polisi Roesmanhadi 29 Juni 1998 - 3 Januari 2000
13. Jenderal Polisi Roesdihardjo 4 Januari 2000 - 22 September 2000
14. Jenderal Polisi Surojo Bimantoro 23 September 2000 - 21 Juli 2001
15. Jenderal Polisi Da'i Bachtiar 29 November 2001 - 7 Juli 2005
16. Jenderal Polisi Sutanto 8 Juli 2005 - 30 September 2008
17. Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri 1 Oktober 2008 - 22 Oktober 2010
18. Jenderal Polisi Timur Pradopo 22 Oktober 2010 - 25 Oktober 2013
19. Jenderal Polisi Sutarman 25 Oktober 2013 - 16 Januari 2015
20. Jenderal Polisi Badrodin Haiti 17 April 2015 - 14 Juli 2016
21. Jenderal Polisi Tito Karnavian 14 Juli 2016 - 23 Oktober 2019
22. Jenderal Polisi Idham Aziz 1 November 2019 - 27 Januari 2021
23. Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo 27 Januari 2021 - Sekarang
Budi Gunawan batal jadi Kapolri
Ada satu jenderal yang tidak sempat dilantik jadi Kapolri, yang memiliki empat bintang.
Dia adalah Jenderal Pol Purn Prof Budi Gunawan.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dan Guru Besar Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIN). (Istimewa)
Kini Budi Gunawan adalah Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) sejak tahun 2016.
Dia sebenarnya sempat dicalonkan menjadi Kapolri oleh Presiden Jokowi tahun 2015.
Namun Budi Gunawan urung dilantik hingga terjadi perseteruan antara KPK dengan Kepolisian.
Hal ini terjadi lantaran, saat pengumuman pencalonan Jenderal Budi Gunawan, KPK juga mengumumkan bahwa BG tersangka kasus gratifikasi.
Pihak kepolisian pun tak tinggal diam dengan menyatakan tersangka juga kepada pimpinan KPK, Abraham Samad dan Bambang Widjojanto.
Sempat menjadi polemik tajam, Jokowi akhirnya menarik pencalonan Jenderal Pol Budi Gunawan dan mengajukan calon baru Jenderal Pol Badrodin Haiti.
Barulah setelah Badrodin Haiti menjadi Kapolri, Jenderal Pol Budi Gunawan diajukan menjadi Wakapolri dan kemudian dipercayakan memimpin BIN hingga saat ini.
Di era kepemimpinan Budi Gunawan, BIN mengalami modernisasi dan transformasi yang signifikan.
BG membentuk divisi baru untuk mengatasi ancaman yang muncul, seperti Deputi Bidang Intelijen Siber dan Deputi Bidang Intelijen Pengamanan Aparatur.
Dalam catatan redaksi, Budi Gunawan adalah sosok terlama yang menjabat Kepala BIN sejak Reformasi.
BG sudah di posisi itu sejak 9 September 2016.
Dia hampir delapan tahun menduduki kepala lembaga telik sandi tersebut.
Kenapa Jokowi tak kunjung menggantikan Budi Gunawan?
Secara hipotetikal, dapat disimpulkan bahwa pengaruh dan jejaring BG sudah begitu kuat di BIN.
Dan mungkin karena itu, Jokowi tidak langsung melakukan pergantian Kepala BIN. Jokowi memilih untuk mengganti jabatan-jabatan penting di bawah BG terlebih dahulu, seperti jabatan Wakil Kepala BIN.
Sebelum Pilpres, santer Budi Gunawan akan diganti.
Penggantian posisi BG disebut menjadi krusial karena badan intelijen memiliki potensi besar untuk menjadi alat cipta kondisi politik.
Pasalnya, dengan fungsinya untuk mengumpulkan informasi dan melakukan pengawasan, badan intelijen dapat digunakan untuk mengawasi lawan politik, kandidat, dan pemilih.
Sosok Budi Gunawan
Sosok Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan sempat ramai diperbincangkan.
Ini imbas pernyataannya yang dianggap memberikan sinyal dukungan buat Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang hendak mencalonkan diri sebagai presiden pada Pemilu 2024.
Pernyataan Budi itu menuai kritik lantaran dinilai keluar dari wewenangnya sebagai pimpinan lembaga intelijen negara.
Sedianya, Budi bukan sosok baru di birokrasi.
Sebelum menjabat sebagai Kepala BIN, kariernya moncer di kepolisian.
Berikut profil Budi Gunawan.
Budi Gunawan menempuh sejumlah pendidikan kepolisian.
Tercatat, dia menuntaskan pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol) pada 1983 dan menjadi salah satu lulusan terbaik.
Budi lantas melanjutkan studi di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan lulus tahun 1986.
Lagi-lagi, gelar lulusan terbaik berhasil dia raih. Tahun 1998, pria kelahiran Surakarta, 11 Desember 1959 itu mengikuti pendidikan pengembangan di Sekolah Staf dan Pimpinan Polri.
Budi lantas melanjutkan studinya ke Sekolah Staf dan Perwira Tinggi Polri (Sespati).
Pada 2005, Budi mengikuti pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) dan menjadi lulusan terbaik.
Tak hanya bidang kepolisian, Budi juga menimba ilmu di perguruan tinggi.
Dia meraih gelar master dari Universitas Satya Gama, juga gelar Doktor Ilmu Hukum dari Universitas Trisakti pada 2018.
Karier
Dikutip dari Kompas.id, karier Budi Gunawan di kepolisian berawal ketika dia lulus dari Akpol tahun 1983 dan ditempatkan di PTIK Jakarta.
Setelahnya, Budi beberapa kali dipindahtugaskan ke sejumlah wilayah dengan jabatan yang berbeda, mulai dari Polda Lampung, Palembang, hingga Bogor.
Tahun 1999, Budi yang sudah berpangkat Komisaris Besar (Kombes) dipercaya sebagai ajudan Megawati Soekarnoputri yang saat itu menjabat Wakil Presiden.
Sampai Mega naik tahta ke kursi RI-1 selama 2000-2004, Budi masih setia menjadi ajudan.
Sejak saat itu, karier Budi kian cemerlang.
Dia menjadi jenderal termuda Polri ketika tahun 2004 dipromosikan naik pangkat dari Kombes menjadi Brigadir Jenderal (Brigjen) dengan jabatan sebagai Kepala Biro Pembinaan Karier (Karo Binkar) Mabes Polri.
Tahun 2006-2008, Budi dipercaya menjabat sebagai Kaselapa Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri.
Setelahnya, dia sempat menjabat sebagai Kapolda Jambi selama setahun.
Tak lama, Budi naik pangkat menjadi bintang dua atau Inspektur Jenderal (Irjen).
Dia juga dipromosikan sebagai Kepala Divisi Pembinaan Hukum (Kadiv Bikum) Polri, berlanjut sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri, hingga Kapolda Bali.
Terus meroket, Budi naik pangkat menjadi bintang tiga atau Komisaris Jenderal (Komjen) dan dipromosikan sebagai Kepala Lembaga Pendidikan Polri (Kalemdikpol), lembaga yang membawahi Akpol, Sekolah Staf dan Pimpinan Polri (Sespim), PTIK, dan lainnya.
Januari 2015, Jokowi mengusulkan nama Budi Gunawan sebagai calon Kapolri tunggal ke DPR.
Saat itu, DPR menyatakan Budi lolos uji kelayakan dan kepatutan.
Namun, beberapa hari setelahnya, Budi ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena kasus dugaan transaksi mencurigakan.
Menyikapi penetapan tersangka tersebut, Presiden Jokowi menunda pelantikan Budi dan menujuk Badrodin Haiti sebagai pelaksana tugas (Plt) Kapolri.
Bersamaan dengan itu, Budi mengajukan gugatan praperadilan atas kasus yang menjeratnya.
Pertengahan Februari 2015 dia dinyatakan menang gugatan praperadilan sehingga lolos dari hukum.
Namun demikian, Jokowi pada akhirnya mengirimkan surat pergantian Kapolri baru atas nama Badrodin Haiti. Sementara, Budi Gunawan ditunjuk menjadi Wakapolri.
Jabatan Wakapolri diemban Budi hingga tahun 2016 lantaran dia ditunjuk Presiden sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), tepatnya 9 September 2016.
Saat itu, Budi sekaligus meraih kenaikan pangkat menjadi bintang empat alias Jenderal Polisi. Sedianya, Januari 2018 Budi pensiun dari Polri karena usianya sudah 58 tahun.
Namun, jabatan sebagai Kepala BIN tetap dia emban hingga kini.
Endorse Prabowo Baru-baru ini, sosok Budi Gunawan mendapat sorotan lantaran dianggap memberi endorse atau dukungan politik ke Prabowo Subianto, kandidat capres Partai Gerindra.
Ini bermula dari ucapan Budi di acara peresmian Papua Youth Creative Hub di Jayapura, Papua, Selasa (21/3/2023).
Kegiatan tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat seperti Presiden Jokowi hingga Menhan Prabowo. Dalam sambutannya, Budi menyapa para pejabat yang hadir, tak terkecuali Prabowo.
Dia menyinggung kebersamaan Ketua Umum Partai Gerindra itu dengan kepala negara akhir-akhir ini.
Yang saya hormati para menteri Kabinet Indonesia Maju, Bapak Menteri Pertahanan, Bapak Prabowo Subianto. Kita semua mengamati akhir-akhir ini Bapak Prabowo sering berpergian bersama Bapak Presiden Jokowi," kata Budi.
"Beberapa kali Pak Prabowo juga menyatakan bahwa Pak Jokowi adalah gurunya, guru Beliau," tuturnya.
Budi juga menyinggung kerapnya Prabowo mendampingi Presiden Jokowi turun ke lapangan saat kunjungan kerja.
Saat itulah, dia menyebut bahwa sebagian aura Jokowi telah berpindah ke Prabowo.
"Pada akhirnya hari ini kita menjumpai beliau berdua di sini. Seluruhnya mulai melihat ada aura, aura Pak Jokowi sebagian sudah pindah ke Pak Prabowo," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com