Dikutip dari Kompas.com (9/5/2023), saat Garuda Muda bertanding melawan Kamboja di SEA Games 2023 yang berlangsung di Stadion Olimpiade Nasional, Phnom Penh, pada Rabu (10/5/2023), Shen Yinhao memberikan penilaian ganjil.
Paling fatal, Shen Yinhao menjatuhkan hukuman pinalti timnas U22 Indonesia lantaran menilai Muhammad Ferarri melanggar pemain Kamboja.
Padahal, dalam tayangan ulang di televisi, pelanggaran yang dilakukan Ferarri terjadi di luar kotak pinalti.
Beruntung, tendangan Lim Pisoth sebagai eksekutor Kamboja berhasil ditangkis oleh Kiper Timnas U-22 Indonesia, Adi Satryo.
Sayangnya, setelah Adi menghalau bola dan berusaha menggapai bola rebound, dia justru diterjang oleh pemain Kamboja hingga mengerang kesakitan.
Momen inilah yang membuat Adi cedera dan memantik keributan antara kedua tim. Komang Teguh Trisnanda sempat terlihat emosi karena aksi pelanggaran pemain Kamboja yang membahayakan Adi Satrio.
2. Perlakuan tak adil
Pada bulan Agustus 2020, timbul kontroversi di laga antara Beijing Guoan dan Shandong Luneng.
Kontroversi itu berkaitan dengan keputusan Shen Yinhao yang menjadi pengadil di pertandingan Chinese Super League itu.
Kontroversi signifikan terjadi ketika gol kedua Luneng dianulir, sehingga Guoan bisa menyingkirkan Luneng dengan agregat 4-3.
Hasil tersebut membuat kesal fans Luneng dan banyak pemain yang mengungkapkan kemarahannya kepada wasit di media sosial.
Hao Junmin, kapten Luneng, memposting: “Tidak ada prinsip, tidak ada keadilan, tidak ada kemampuan, tidak ada keuntungan” di Weibo-nya.
Róger Guedes, pemain Luneng asal Brazil, mengatakan “sayangnya ini bukan sepak bola” di Instagram story-nya.
Pemain Brasil lainnya, Moisés Lima Magalhães, juga mengirimkan kata “Malu” dalam bahasa Portugis di Instagram-nya.
Selain para atlet, para penggemar yang kesal membanjiri berbagai platform bertema sepak bola untuk meninggalkan komentar bahwa “seruan buruk telah, sedang, dan akan terus menghancurkan sepak bola Tiongkok.”