TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Terungkap fakta baru dari aksi keji H (42) tega menghabisi nyawa istrinya Jumiati (35) lalu menguburnya dalam rumah Jl Kandea 2, Kecamatan Bontoala, Makassar.
Terungkap kasus pembunuhan beringas ini ditutupi alibi bahwa Jumiati pergi dengan pria lain pada 2018 silam itu terkuak, berkat pengakuan anak korban V (17).
V yang menjadi korban penganiayaan ayahnya H, melapor ke Satreskrim Polrestabes Makassar, Sabtu kemarin.
Ia bercerita di hadapan penyidik terkait perlakuan sang ayah terhadap dirinya.
Selain itu, V juga menceritakan kejadian 2018 saat itu usianya masih 11 tahun atau duduk di bangku sekolah dasar.
Dalam video diunggah akun Instagram @Jatanras_mksr, V mengaku peristiwa penganiayaan menewaskan ibunya kala itu terjadi saat ia masih duduk di bangku kelas IV SD.
"Waktu itu saya masih kelas IV SD, Sepulang sekolah saya melihat mama saya terbaring di lantai, saya hampir tidak mengenalinya karena wajahnya sudah bengkak," kata V dalam unggahannya @Jatanras_mksr yang dipantau, Senin (15/4/2024) sore.
Dua hari setelah itu, V mengaku masih melihat ibunya Jumiati terbaring di tempat yang sama.
"Dua hari kemudian setelah pulang sekolah saya masih melihat mama saya terbaring di tempat yang sama," ungkap V.
Setelah itu, V mengaku melihat ayahnya H membawa pasir dan semen ke dalam rumah.
Lalu kata V, dirinya ditanya sang ayah agar saat ditanya tujuan semen itu oleh orang lain, harus dijawab untuk kolam ikan.
"Saya melihat bapak saya membawa masuk kedalam rumah pasir dan semen kemudian memberitahukan kepada saya, kalau ada yang bertanya semen itu untuk apa, saya harus jawab untuk membuat kolam ikan," beber V.
"Bapak saya kemudian mengajari saya dan adik saya yang waktu itu masih berumur lima tahun bahwa jika ada yg bertanya mama kamu kemana ? sampaikan bahwa mama mu pergi entah kemana," tuturnya.
Baca juga: Tulang Belulang Jumiati Istri Dibunuh Suami lalu Dikubur dalam Rumah di Makassar Dimakamkan
Tulang Belulang Jumiati Dimakamkan
Tulang belulang Jumiati (35), korban pembunuhan suami H (42) di Jl Kandea 2, Kecamatan Bontoala, Makassar, dimakamkan.
Pemakaman berlangsung di pekuburan Jl Rappocini Lorong 2, Kecamatan Rappocini, Makassar, Senin (15/4/2024) pagi.
Pemakaman tulang belulang korban itu, dibenarkan Kasi Humas Polrestabes Makassar, AKP Wahiduddin.
"Laporannya Kapolsek Rappocini, hari ini pemakamannya sekitar pukul 09.30 Wita di Pekuburan umum Jl Rappocini Lorong 2," kata AKP Wahiduddin.
Dalam dokumentasi foto dan video diperoleh, pemakaman itu dihadiri sejumlah keluarga dan kerabat almarhum.
Termasuk dari personel Kepolisian Sektor Rappocini.
Kapolsek Rappocini AKP Mustari yang dikonfirmasi terpisah, belum memberikan keterangan.
Kasus dugaan pembunuhan Jumiati (35) menggemparkan warga Jl Kandea 2, Kelurahan Bontoala Tua, Kecamatan Bontoala, Makassar, Minggu (14/4/2024) siang.
Pasalnya, ibu dua anak itu tewas di tangan sosok suaminya, pria berinisial H (42).
Mirisnya, mayat sang istri ditimbun atau dikubur seadanya di tanah kosong pekarangan belakang rumah yang luasnya hanya sekitar se-meteran.
Pembunuhan pada 2018 silam itu baru terungkap enam tahun kemudian setelah putri Jumiati, berinisial V (17) juga dianiaya ayahnya H.
Aksi kekerasan yang dialami V itu, memaksa dirinya melapor ke Satreskrim Polrestabes Makassar.
Saat diinterogasi polisi, V pun menceritakan aksi kekerasan sang ayah selama ini.
Hingga akhirnya misteri hilangnya Jumiati enam tahun lalu disebut H pergi dengan pria lain, terkuak.
Kapolda Sulsel Pimpin Olah TKP
Baca juga: Petaka Pria di Bone Bela Istri Ribut dengan Kekasih Gelap, Suami Sah Tewas di Tangan Selingkuhan
Gemparnya kasus ini, membuat Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi turun langsung ke lokasi kejadian.
Orang nomor satu di Polda Sulsel ini, hadir mengenakan kaos kerah putih dipadukan dengan jeans hitam.
Kehadiran jenderal bintang dua Polri ini, disambut Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib dan Kasat Reskrim Kompol Devi Sujana yang lebih dulu tiba.
Berbincang beberapa saat, Irjen Pol Andi Rian pun mengenakan handskun dan masker.
Mantan Dirtipidum Mabes Polri itu, pun bergegas memasuki rumah lantai dua seluas 3x8 meter tempat Jumiati dibunuh.
Bahkan, Andi Rian ke halaman belakang rumah mengecek langsung timbunan tempat Jumiati dikubur suami.
Alumnus Akpol 1991 ini, bahkan tak sungkan melintasi jalanan toilet setinggi satu meter yang membuatnya harus membungkuk.
Ia juga melihat langsung kondisi toilet di rumah tampak tak terawat baik itu.
Di dalam lokasi, Andi Rian terlihat berbincang dengan Kombes Ngajib dan Kompol Devi.
Devi tampak sesekali mengangguk mendengar pengarahan atau petunjuk dari Andi Rian yang malang melintang di dunia Keresersean.
Aksi Andi Rian itu, juga disaksikan personel Inafis Polrestabes Makassar dan Dokpol Biddokkes Polda Sulsel.
Seusai meninjau langsung lokasi dan memberikan pengarahan atau petunjuk ke personel yang bertugas melakukan olah TKP, Andi Rian pun memberikan keterangan pers.
Dalam keterangannya, Mantan Kapolda Kalimantan Selatan ini menjelaskan, bahwa kasus ini bermula dari laporan anak korban (Jumiati) V (17) di Polrestabes Makassar.
"Awalnya ada korban seorang wanita usia 17 yang datang melapor ke Polrestabes Makasaar melaporkan dugaan penganiayaan oleh ayahnya atau orangtuanya sendiri," kata Andi Rian saat doorstop.
Saat dimintai keterangan oleh penyidik, V menceritakan kejadian yang dialami hingga akhirnya mengungkap kematian ibu Jumiati di tangan sang ayah.
Yang mana, sang ayah sebelumnya membangun alibi bahwa istrinya Jumati meninggalkan rumah dengan pria lain.
"Kemudian pada saat didalami oleh penyidik, dilakukan interogasi selain keterangan dia dianiaya oleh ayahnya, dia juga menceritakan bahwa ibunya bukan lari (dengan pria lain)," ujar Andi Rian.
"Setelah kita dalami, istrinya katanya lari dengan laki-laki lain. (Tapi) ternyata dari keterangan si anak bahwa ibunya bukan lari tapi dianiaya sampai mati dan kejadiannya 2018, kalau kita hitung berarti sudah 6 tahun," bebernya.
Saat melakukan mendatangi TKP, Andi Rian mengaku sekilas melihat tulang belulang korban ditimbun H, enam tahun lalu.
"Sekilas ada kelihatan tulang belulang, tinggal nanti kita melihat menguji apakah itu betul itu tulang manusia," jelas Andi Rian.
Meski begitu, pihaknya mengaku akan melakukan tes DNA untuk memastikan tulang belulang yang ditemukan.
"Kemudian kita akan lakukan uji DNA karena keluarganya masih ada. Kemudian kita juga akan melihat di mana benturan itu, kalau pengakuan sementara almarhumah meninggal karena di pukul, dianiaya," tuturnya.
Pengakuan Pelaku H
H yang diwawancarai wartawan saat ditangkap Tim Jatanras Polrestabes Makassar, mengakui perbuatannya.
Ayah dua orang anak itu, mengaku cemburu butuh terhadap Jumiati yang ia curigai sempat bertemu dengan mantan pacarnya.
Namun, tuduhan H itu tidak diakui Jumiati hingga keduanya pun terlibat cekcok dan berujung penganiayaan.
"Saya curigai ketemu sama mantan pacarnya di Lorong 1 saya tanya tapi dia tidak mau mengaku," kata H seusai ditangkap.
Ia pun mengaku memukul korban di beberapa bagian tubuhnya hingga menggunakan balok.
"Saya pukul pakai tangan di (bagian) dada dan perut. Saya lupa bulan berapa, kira -kira 2018," ungkap H.
"Saya juga pukul pakai (balok) kayu di bagian kepala, saya lupa berapa kali," bebernya lagi.
Setelah Jumiati tidak sadarkan diri dan meninggal dunia, H pun mengaku membawa mayat istrinya itu ke bagian belakang rumah.
Di belakang rumah berlantai dua dengan lebar tiga meter dan panjang 8-10 meter, terdapat kubangan tanah.
H yang gelap mata pun mengubur mayat istrinya itu lalu menutupinya dengan semen.
"Saya taruh di belakang rumah, saya timbun pakai pasir, kasi semen diatasnya tidak cor," ungkapnya.
"Tidak (saya galih), sudah ada memang kubangannya di situ, tanah kosong memang di belakang (rumah), ada lobang," sambungnya.
H Sosok Tempramen
Sosok tempramen H, diungkap ketua RW 4 Bontoala, Andi Tenri saat ditemui di depan rumah lokasi mayat Jumiati ditimbun H, Minggu (14/4/2024) siang.
Selain tempramen kata Andi Tenri, H juga dikenal sosok pendiam yang jarang berinteraksi dengan warga sekitar.
"Dia kurang berinteraksi sama warga, karena mungkin tempramen," kata Andi Tenri.
"Orang begitu dilihat pasti takut. Soalnya dia pendiam. Tapi dia begitu mi," sambungnya.
Sosok tempramen H lanjut Andi Tenri, diketahui lantaran ia kerap main tangan terhadap istrinya Jumiati.
"Saya dengar tetangga, dia sering memang pukul istrinya selama dia tinggal," bebernya.
Hal senada diungkapkan, Ketua RT 03/RW 04, Rizal ditemui di lokasi yang sama.
Bahkan kata Rizal, H kerap pulang ke rumah dalam kondisi mabuk.
"Dia pengangguran, tertutup sama warga di sini. (Suka bikin ulah) Dulunya kalau pulang mabuk," ungkapnya.
Pantauan tribun di lokasi, H sempat dihadirkan polisi saat olah TKP.
H hadir menumpangi mobil Tim Jatanras Polrestabes Makassar.
Ia mengenakan masker, kaos hijau dan celana pendek hitam dengan tangan terborgol.
Tulang Belulang Jumiati Dievakuasi
Mayat perempuan inisial J (35) yang tewas dibunuh suaminya H (42), dievakuasi Tim Dokpol Biddokkes Polda Sulsel ke RS Bhayangkara.
Mayat ibu dua anak tewas dibunuh H 2018 lalu itu, ditemukan tertimbun di belakang rumah korban di Jl Kandea 2, Kecamatan Bontoala, Makassar.
Mayat J yang tertimbun sejak enam tahun lalu itu, pun menyisakan tulang belulang.
Tulang belulang itu pun dibungkus Tim Dokpol menggunakan kantong mayat orange.
Pantauan di lokasi, kantongan mayat itu tampak dilipat lalu dibawa ke dalam ambulans.
Saat kantongan dibawa dari dalam rumah menuju ambulans, anak korban F (17) tampak histeris.
"Mamakku, mauka lihat mamakku," ucap F dengan nada histeris.
Begitu juga saudara J yang menyaksikan di rumah tetangga, tampak histeris melihat bungkusan tulang belulang J dibawa petugas ke ambulans.
Informasi diperoleh dari salah satu petugas yang ikut menggali timbunan, tulang belulang J masih utuh mulai dari kaki hingga kepala.
"Alhamdulillah masih utuh semua, korban mengenakan pakaian warna biru dan celana kotak-kotak," sebutnya.
Untuk kedalaman galian yang dibuat H untuk menimbun istrinya, kata dia, sekitar 15 centimeter.
Sebelumnya diberitakan, Sesosok mayat perempuan ditemukan disemen dalam rumah di Jl Kandea 2, Kecamatan Bontoala, Makassar, Minggu (14/4/2024) siang.
Pantauan di lokasi, temuan itu mengegerkan warga setempat.
Kapolda Sulsel Irjen Pol Andi Rian R Djajadi, tampak meninjau langsung lokasi.
Informasinya ini mayat perempuan yang belum diketahui identitasnya itu, dikubur di dalam rumah.
"Infonya begitu, dikubur dalam rumah," kata salah satu warga Bahrun (57) yang dihampiri.
Saat ini, Tim Inafis Polrestabes Makassar sementara melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Ada juga tim Dokpol Biddokkes Polda Sulsel dan Tim Jatanras Polrestabes Makassar.(*)