TRIBUN-TIMUR.COM - Bacaan niat salat Idul Fitri lengkap terjemahan dan artinya.
Niat sholat Idul Fitri harus dilafalkan sebelum menuinaikan ibadah setelah bulan suci Ramadhan 2024.
Niat imam dan makmum salat Idulfitri tentunya berbeda.
Kementerian Agama telah mengumumkan Idul Fitri penetapan 1 Syawal 1445 Hijriah jatuh pada Rabu (10/4/2024) hari ini.
Hal itu berdasarkan sidang isbat yang disampaikan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di Gedung Kementerian Agama.
"Dari titik rukyat sebagian telah melaporkan bahwa hilal sudah terlihat," ujar Yaqut Cholil Qoumas.
"Berdasarkan hisab posisi hilal wilayah Indonesia sudah masuk secara mabin serta adanya laporan hilal yang terlihat, disepakati bahwa 1 Syawal tahun 1445 Hijriah jatuh pada hari Rabu tanggal 10 April 2024 Masehi," tambahnya.
Sehingga dipastikan Pemerintah serta Kementerian Agama akan berlebaran sama dengan Muhammadiyah di hari Rabu 10 April.
Ada dua bacaan niat sholat Idul Fitri Lebaran yang diucapkan oleh Imam atau sebagai makmum.
Niat imam:
اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا للهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatan li Idil Fitri rak'atayni mustaqbilal qiblati adā'an imāman lillāhi ta'ālā.
Niat makmum:
اُصَلِّى سُنَّةً لِعِيْدِ الفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushalli sunnatan li Idil Fitri rak'atayni mustaqbilal qiblati adā'an ma'mūman lillāhi ta'ālā.
Artinya :
"Aku niat shalat 'Idul Fithri dua raka'at (ma'mum/jadi imam) karena Allah Ta'ala. (*)
7 amalan sunah
Daftar tujuh amalan sunah di Hari Raya Idul Fitri anjuran Nabi Muhammad SAW.
Lebaran Idul Fitri 2024 jatuh pada Rabu 10 April 2024.
Umat Muslim menunaikan ibadah salat Idulfitri setelah sebulan menunaikan ibadah puasa.
Terdapat amalan-amalan sunah yang sayang sekali apabila tidak dikerjakan.
Rugi jika umat muslim tak menunaikannya.
Melansir dari laman resmi Muhammadiyah, terdapat 7 amalan sunah yang bisa Anda kerjakan pada hari Idul Fitri antara lain sebagai berikut.
1. Memperbanyak takbir
Takbir merupakan ekspresi kesadaran terhadap keagungan asma Allah dan kenisbian manusia di hadapan-Nya serta sebagai tanda syukur atas petunjuk yang diberikan-Nya.
Selain itu, takbir juga merupakan penampakan syiar agama Islam. Ucapan takbir tersebut ialah:
اَللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ
Allaahu akbar Allaahu akbar, Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, Allaahu akbar wa lillaahil-hamd.
“Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Tiada Tuhan selain Allah dan Allah Maha besar, Allah Maha besar dan segala puji bagi Allah.”
2. Memakai baju bagus dan wangi-wangian
Saat menghadiri salat Idul Fitri dituntunkan agar berpenampilan rapi, yaitu dengan berhias, memakai pakaian bagus dan wangi-wangian.
Hal ini didasarkan pada hadis berikut:
عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كاَنَ يَلْبَسُ بُرْدَ حِبَرَةٍ فِيْ كُلِّ عِيْدٍ. [رواه الشافعي في المسند، جـ 1: 152، حديث رقم 441]
“Dari Ja‘far Ibnu Muhammad, dari ayahnya, dari kakeknya (dilaporkan) bahwa Nabi saw selalu memakai wool (burdah) bercorak [buatan Yaman] pada setiap Id.” [HR. asy-Syafi‘i dalam kitabnya al-Musnad, I:152, hadis nomor 441].
3. Makan sebelum menuju lapangan shalat Idul Fitri
Berbeda dengan Idul Adlha, untuk Idul Fitri orang yang hendak berangkat ke lapangan tempat salat dituntunkan supaya terlebih dahulu makan pagi.
Hal ini sesuai dengan sunnah yang dilakukan Nabi Saw:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ … وَيَأْكُلُهُنَّ وِتْرًا. [رواه البخاري]
“Diriwayatkan dari Anas Ibnu Malik bahwa ia berkata: Adalah Rasulullah saw tidak pergi ke salat Idul Fitri sebelum beliau makan beberapa kurma. [HR. al-Bukhari].
4. Berangkat dengan berjalan kaki
Pergi menuju lapangan salat Idul Fitri sebaiknya dengan berjalan kaki sambil bertakbir. Hal ini sesuai dengan sunnah Nabi Saw:
عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ قَالَ مِنَ السُّنَّةِ أَنْ تَخْرُجَ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَأَنْ تَأْكُلَ شَيْئًا قَبْلَ أَنْ تَخْرُجَ. [رواه الترمذي و قَالَ هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ
“Diriwayatkan dari ‘Ali Ibnu Abi Thalib ia berkata: Merupakan sunnah bahwa engkau keluar untuk salat Id dengan berjalan kaki dan makan sesuatu sebelum keluar. [HR. at-Tirmidzi. Ia mengatakan: Ini adalah hadis hasan].
5. Shalat dihadiri seluruh umat Islam
Idul Fitri adalah suatu peristiwa penting dan hari besar Islam yang penuh berkah dan kegembiraan.
Oleh karena itu pelaksanaan salat dihadiri oleh semua orang Muslim tua, muda, dewasa, anak-anak, laki-laki dan perempuan, bahkan mereka yang pada saat itu terhalang untuk mengerjakan salat, yaitu perempuan yang sedang haid, juga diperintahkan oleh Nabi saw. supaya menghadirinya.
Hanya saja mereka tidak ikut salat dan tidak masuk ke dalam shaf salat, namun ikut mendengarkan pesan-pesan Idul Fitri yang disampaikan oleh khatib:
عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ أَمَرَنَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ نُخْرِجَهُنَّ فِي الْفِطْرِ وَاْلأَضْحَى الْعَوَاتِقَ وَالْحُيَّضَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَعْتَزِلْنَ الصَّلاَةَ وَيَشْهَدْنَ الْخَيْرَ وَدَعْوَةَ الْمُسْلِمِينَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ إِحْدَانَا لاَ يَكُونُ لَهَا جِلْبَابٌ قَالَ لِتُلْبِسْهَا أُخْتُهَا مِنْ جِلْبَابِهَا. [رواه الجماعة واللفظ لمسلم]
“Diriwayatkan dari Ummu ‘Athiyyah bahwa ia berkata: Rasulullah saw memerintahkan kami supaya menyuruh mereka keluar pada hari Idul Fitri dan Idul Adlha: yaitu semua gadis remaja, wanita sedang haid dan wanita pingitan. Adapun wanita-wanita sedang haid supaya tidak memasuki lapangan tempat salat, tetapi menyaksikan kebaikan hari raya itu dan panggilan kaum Muslimin. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana salah seorang kami yang tidak mempunyai baju jilbab? Rasulullah menjawab: Hendaklah temannya meminjaminya baju kurungnya.” [HR. al-Jama‘ah, lafal dari Muslim].
6. Pulang melalui jalan lain
Sunnah lainnya dalam prosesi salat Idul Fitri ialah pulang melalui jalan yang berbeda dengan saat berangkat menuju lapangan.
Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Saw:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا خَرَجَ إِلَى الْعِيدِ رَجَعَ فِي غَيْرِ الطَّرِيقِ الَّذِي أَخَذَ فِيهِ. [رواه ابن ماجه]
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi saw. apabila keluar pergi salat Id, beliau kembali dengan melalui jalan lain dari yang dilaluinya ketika pergi.” [HR. Ibnu Majah].
7. Perbanyak silaturahim
Pada hari raya ini simpul silaturahmi semestinya diuraikan dan kesalahpahaman serta permusuhan semestinya diakhiri.
Tidak layak bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya seiman, apalagi kerabat dekatnya. Rasulullah Saw mengatakan:
تُفتَحُ أبوابُ الجنَّةِ يومَ الاثنينِ و الخميسِ، فيغفرُ اللهُ عزَّ وجلَّ لِكلِّ عبدٍ لا يُشرِكُ باللهِ شيئًا، إلَّا رجلًا كانَ بينَه وبينَ أخيهِ شحناء، فيقول: أنظروا هذينِ حتَّى يصطلحا، أنظِروا هذينِ حتَّى يصطلِحا ،أنظِروا هذينِ حتَّى يصطلِحا ((رواه مسلم))
“Pintu jannah dibuka pada hari Senin dan Kamis, dan kemudian setiap hamba (Allah) diberikan pengampunan jika dia tidak menyekutukan Allah dalam ibadah. Tetapi orang yang di dalam hatinya ada dendam terhadap saudaranya (Muslim), mereka tidak akan dimaafkan dan mengenai mereka akan dikatakan dua kali: Tangguhkan pengampunan pada dua orang ini sampai keduanya berdamai, tangguhkan pengampunan pada dua orang ini sampai keduanya berdamai.” (HR. Muslim).
Makna tradisi makan
Idulfitri adalah hari raya bagi umat Islam setelah berpuasa selama satu bulan. Di hari tersebut, umat Islam melaksanakan sholat Id dua rakaat.
Sebelum melaksanakan sholat Id, umat Islam disunnahkan untuk makan terlebih dahulu. Selain itu, terdapat pula amalan-amalan sebelum dan sesudah sholat Id yang dianjurkan.
Sunnah makan sebelum salat id Idulfitri
Disunnahkan bagi umat Islam untuk makan sekedarnya terlebih dahulu sebelum berangkat sholat Id.
Menurut buku "Menuntaskan Diri Menyambut Bulan Ramadhan" oleh Abu Maryam, diutamakan makan kurma dengan jumlah ganjil.
Rasulullah SAW memakan beberapa butir kurma sebelum berangkat sholat Id. Hal ini dikatakan Anas bin Malik dalam sebuah hadits:
عَنْ أَنَسٍ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ تَمَرَاتٍ
Artinya: Dari Anas bin Malik RA berkata, "Rasulullah tidak berangkat pada Idul Fitri hingga beliau memakan beberapa kurma. (HR. Bukhari)
Hal ini dilakukan agar umat Islam tahu hari itu adalah Idul Fitri dan puasa tidak lagi wajib.
Dalam kitab Faidlul Qadir, diriwayatkan Rasulullah SAW memakan tujuh butir kurma sebelum salat id.
Menurutnya, hal ini dilakukan untuk memaklumkan keharaman berbuka sebelum sholat Idul Fitri.
Sebab, sebelumnya pada masa-masa awal Islam, diharamkan makan sebelum salat id
Mengutip NU Online, dipilihnya kurma sebagai makanan sebelum sholat Id adalah karena rasa manisnya yang bisa menguatkan pandangan.
Sebab sebelumnya, pandangan itu dilemahkan oleh puasa selama satu bulan.
Sebab itu, para ulama mengatakan disunnahkan memakan kurma. Jika tidak ada kurma, maka bisa diganti dengan makanan manis lainnya.
Apabila sebelum keluar rumah tidak sempat, maka disunnahkan untuk memakannya ketika dalam perjalanan atau setelah sampai di tempat sholat.
Dalam Al-Umm, Imam Syafii menetapkan makruh hukumnya meninggalkan kesunnahan ini.
Perlu diketahui, minum dalam hal ini sama dihukumi dengan makan. (*)