TRIBUN-TIMUR.COM, BULUKUMBA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan mengungkap tingginya warga terkena Demam Berdarah Dengue (DBD).
Data Dinas Kesehatan diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sulthan Dg Radja Bulukumba sebanyak 154 orang.
"Dari jumlah itu terbanyak berasal dari perkotaan dan pesisir Bulukumba," kata Kepala Dinas Kesehatan Bulukumba, dr.Amrullah, Minggu (31/3/2024).
Karena itu ada semua pihak perlu terlibat upaya pencegahan.
Mulai dari aparat pemerintah, lurah, kepala desa, para ketua RW dan RT, para camat, termasuk lebih penting warga setempat.
Apalagi kata, Amrullah sudah ada dua orang Bulukumba yang meninggal dunia.
Dua orang tersebut adalah masih anak dibawah umur.
Penyakit DBD sulit berkembang di daerah suhu dingin.
Namun tetap harus menjaga kebersihan karena tidak menutup kemungkinan bisa ada, jelas Amrullah.
Penyakit ini adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti & Aedes albopictus betina.
Baca juga: 29 Pasien Demam Berdarah Dirawat RSUD Bulukumba, Kenali Gejala DBD Termasuk Demam dan Sakit Kepala
Angka 154 orang tersebut sejak 1 Januari hingga pertengahan Maret 2024.
Sementara ini masih ada 16 orang yang menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum HA Sulthan Dg Radja Bulukumba.
Kasus ini dipastikan lebih banyak dibandingkan dari tahun 2023 lalu yang hanya 149 kasus.
Sedang lokasi dua anak yang tak terselamatkan nyawanya berada di Kecamatan Bontobahari dan Desa Taccorong, Kecamatan Gantarang.
Di kampung korban disebut kumuh dan rawan berkembang nyamuk Aedes aegypt.
Amrullah mengungkap bahwa Bulukumba berpotensi berkembang DBD sebab daerah itu sedang memasuki musim pancaroba.
Apa Itu Demam Berdarah?
Demam berdarah atau DBD adalah penyakit yang menular melalui nyamuk yang terjadi di daerah tropis dan subtropis di dunia.
Gejala DBD yang umum adalah demam tinggi dan gejala seperti flu.
Sementara itu, pada DBD yang parah, kondisi ini bisa menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah secara tiba-tiba (syok) dan bahkan kematian.
Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah dengan menghindari gigitan nyamuk dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi populasi nyamuk.
Dengan menguras tempat penampungan air. Menutup tempat-tempat penampungan air. Mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD. (*)