TRIBUN-TIMUR.COM -- Inilah profil dan rekam jejak Hafiz Prasetia Akbar polisi muda calon menantu Eks Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
Hafiz Prasetia Akbar berpangkat Inspektur Polisi Satu atau Iptu.
Ia melamar Angela Adinda Nurrina Perkasa, putri Jenderal Andika Perkasa.
Hafiz Prasetia Akbar rupanya berasal dari keluarga TNI.
Ayahnya mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara.
Namanya Marsekal TNI (Purn.) Yuyu Sutisna.
Marsekal merupakan bintang empat untuk perwira tinggi TNI Angkatan Udara.
Ayah Hafiz Prasetia Akbar dan Angela Adinda Nurrina Perkasa sama-sama bintang empat.
Itu artinya dua keluarga Jenderal bintang empat akan menyatu jadi keluarga.
Kabar bahagia keluarga Jenderal Andika Perkasa ini disebarkan oleh akun tiktok @xyzsaaa_1, pada Rabu (28/2/2024).
Iptu Hafiz Akbar rupanya perwira polisi berprestasi.
Ia merupakan alumni penerima beasiswa LPDP.
Ia menyelsaikan pendidikan Master of Science dalam Kriminologi dan Peradilan Pidana dari The University of Edinburgh, Skotlandia.
Bukan hanya itu.
Iptu Hafiz Akbar rupanya juga alumnus Magister Universitas Indonesia.
Ia lulusan Kajian Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia.
Iptu Hafiz Akbar rupanya bukanlah dari keluarga sembarangan.
Ia lahir dan dibesarkan dalam keluarga TNI.
Ayahnya adalah pensiunan perwira tinggi TNI. Namanya Marsekal TNI (Purn.) Yuyu Sutisna, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara.
Sosok Andika Perkasa
Dikutip dari Wikipedia, Jenderal TNI (Purn.) Muhammad Andika Perkasa, S.E., M.A., M.Sc., M.Phil., Ph.D. (nama lahir: Fransiskus Xaverius Emanuel Andika Perkasa lahir 21 Desember 1964) adalah seorang purnawirawan TNI yang menjabat Panglima Tentara Nasional Indonesia pada tahun 2021 sampai 2022.
Andika merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1987.
Sebelumnya, dia menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat.
Pada saat dilantik, ia adalah Panglima TNI tertua sepanjang sejarah, tetapi rekor itu dipecahkan oleh Laksamana Yudo Margono yang dilantik menggantikannya pada tanggal 19 Desember 2022.
Selain itu juga berasal dari keluarga campuran Magelang, Jawa Tengah dan Blitar, Jawa Timur.
Andika mengawali kariernya sebagai perwira pertama infanteri di jajaran korps baret merah (Kopassus) Grup 2 /Para Komando dan Satuan-81 /Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus selama 12 tahun.
Setelah penugasan di Departemen Pertahanan dan Keamanan (Dephankam) dan Mabes TNI-AD kembali bertugas di Kopassus sebagai Komandan Batalyon 32/Apta Sandhi Prayuda Utama, Grup 3/Sandhi Yudha.
Jenderal TNI Andika Perkasa mengenyam pendidikan tinggi Strata-1 (Sarjana Ekonomi) di Universitas Terbuka dan meraih 3 gelar akademik Strata-2 (M.A., M.Sc., M.Phil.)
serta 1 gelar akademik Strata-3 (Ph.D) dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di Amerika Serikat.
Jabatan sebelumnya sebagai perwira menengah (pamen) pada kepangkatan Kolonel (Inf.) adalah Sespri Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Komandan Resimen Induk (Danrindam) Kodam Jaya/Jayakarta di Jakarta, Komandan Resor Militer (Danrem) 023/Kawal Samudera Kodam I/Bukit Barisan berkedudukan di Kota Sibolga, Provinsi Sumatera Utara.
Kemudian dipromosikan ke jabatan perwira tinggi (pati) dengan pangkat Brigadir Jenderal TNI sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI-AD (Kadispenad), Jakarta pada tanggal 25 November 2013 berdasarkan Keputusan Panglima TNI No. Kep/871/XI/2013 tanggal 8 November 2013.
Pada November 2021, ia dicalonkan oleh Presiden Joko Widodo untuk memegang jabatan Panglima Tentara Nasional Indonesia, menggantikan Marsekal TNI Dr. Hadi Tjahjanto yang akan memasuki masa purna tugas.
Sosok Yuyu Sutisna
Marsekal TNI (Purn.) Yuyu Sutisna, S.E., M.M. (lahir 10 Juni 1962) adalah mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara yang menjabat sejak 17 Januari 2018 hingga 20 Mei 2020.
Yuyu merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1986 dan Sekolah Penerbang TNI AU tahun 1987.
Sebelum menjabat sebagai KASAU, ia pernah memegang beberapa jabatan strategis, diantaranya Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Panglima Kohanudnas, Panglima Komando Operasi Angkatan Udara I dan Danlanud Iswahjudi.
Yuyu juga adalah salah satu penerbang TNI AU F-5 Tiger II dengan call sign Lion, yang meraih Badge 2.000 jam terbang.
Dalam kepemimpinannya, ia menyatakan bahwa memiliki pesawat multi fungsi Sukhoi Su-35, menjadi prioritas utama, dan berencana menyelesaikan kontraknya pembeliannya pada akhir Januari 2018.
Kontrak itu akhirnya di tanda tangani pada bulan Februari 2018, dimana pemerintah Indonesia memesan 11 pesawat Sukhoi Su-35 tersebut senilai USD 1,14 Miliar.
Pendidikannya selama kecil hingga remaja dihabiskan di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Pada tahun 1981, ia menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Cicalengka.
Selanjutnya ia memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Narotama Surabaya pada tahun 2003.
Kemudian pada tahun 2015 saat menjabat sebagai Wakil Asisten Operasi KASAU, Yuyu menyelesaikan pendidikan Magister Manajemen di Universitas Gajayana Malang.
Yuyu, adalah alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU), dengan pangkat Letnan Dua pada September 1986.
Selanjutnya ia mengikuti pendidikan penerbang (sekbang - sekolah penerbang) dan diwisuda (Wing Day) sebagai penerbang pada tahun 1987.
Pada tahun 1996, Yuyu menjadi lulusan terbaik Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara (Sekkau) Angkatan 59.
Kemudian pada tahun 2000, Yuyu kembali menjadi lulusan terbaik saat menempuh Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau) Angkatan 36.
Yuyu selanjutnya menempuh pendidikan Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI) Angkatan 37 pada tahun 2010 dan meraih Peringkat 3 Umum atau Peringkat 1 dari matra TNI AU.
Yuyu menutup pendidikan kedinasannya pada tahun 2013 dengan mengikuti Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XIX Lembaga Ketahanan Nasional dan meraih Peringkat 1 di antara seluruh peserta TNI-POLRI.