Pemadaman Listrik

Survei CRC: Listrik 'Masalah' Mendesak di Makassar

Penulis: Siti Aminah
Editor: Sukmawati Ibrahim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

CRC Paparkan hasil survei saat Refleksi Akhir Tahun Pemkot Makassar di Hotel Four Point nya Sheraton Makassar, Rabu (27/12/2023) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Listrik masalah mendesak di Kota Makassar versi lembaga survei Celebes Research Center (CRC). 

Hasil survei tersebut diumumkan dalam Refleksi Akhir Tahun Pemkot Makassar di Hotel Four Point nya Sheraton Makassar, Rabu (27/12/2023). 

Peneliti CRC Andi Syafrani mengatakan, ada lima masalah utama yang mendesak di Makassar. 

Antara lain persoalan listrik, penanganan banjir, air bersih, drainase dan susah mencari pekerjaan. 

Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Makassar Danny Pomanto mengatakan, hasil survei CRC membuktikan bahwa masyarakat begitu terdampak oleh listrik. 

Tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan itu rendah karena listrik.

Padahal listrik bukan dari pemerintah kota makassar. 

"Bagaimana mau jadi kota dunia kalau mati lampu, ini hal kontradiktif. Maka usaha yang dilakukan meskipun tidak besar adalah konversi listrik, berhemat listrik," ucap Danny Pomanto. 

Untuk mengatasi masalah listrik, Danny akan menjadikan Makassar sebagai kota lob carbon, dimulai dari sektor pendidikan.  

Rencananya, sekolah di Makassar akan dilengkapi dengan solar panel.

Danny Pomanto mengaku resah dengan pemadaman bergilir yang kerap terjadi. 

Ia sangat khawatir dengan proses dan kegiatan belajar mengajar di sekolah, karenanya pemadaman listrik perlu diantisipasi untuk jangka panjang. 

"Yang paling saya khawatir dari mati lampu ini karena musim hujan mati lampu, kemarau mati lampu, proses belajar (terganggu) makanya saya mau ambil keputusan sekaligus komitmen kita jadi kota zero karbon," kata Danny Pomanto. 

"Semua sekolah saya mau bikin solar panel, jadi semua listrik di pendidikan kita pakai solar panel, kita tumpah (anggaran) yang jelas begitu saja, sekali massif sekali jelas, semua jelas," sambungnya. 

Paling tidak kata Danny, jika sekolah menggunakan solar panel maka proses belajar mereka tidak akan terganggu dengan pemadaman listrik. 

Rencananya, program solar panel ini akan diterapkan tahun depan. 

Jika memungkinkan, program ini bisa diparsialkan, bisa juga dimasukkan di APBD Perubahan 2024.

"Paling tidak kita selamatkan pendidikan kita dari listrik yang tidak jelas. Akan membuat seluruh kantor dan sekolah sekolah dengan tenaga solar yang mandiri," tutupnya. (*) 

 



Berita Terkini